» Five

2.6K 141 0
                                    

🍂🍂🍂

Sepeninggal Rodrigo, Samuel bangun dari sofa kemudian melangkahkan kaki jenjangnya menuju ke ruangan putrinya. Ia sedikit membuka pintu dan memasukkan setengah badannya. Senyumnya semakin mengembang ketika melihat keakraban kedua gadis cantik itu.

Suami dari Keylie ini sedikit berdeham agar penghuni dari ruangan itu menyadari kehadirannya. Sambil tersenyum, Samuel pun berkata, "Cla, kau temani Gabriel di sini ya. Ayah ada rapat penting."

"Ayah rapat tanpa aku?" tanya Claㅡmengarahkan jari telunjuknya pada dirinya sendiri.

Samuel tertawa ringan. "Kau sedang ada tamu. Jadi, temani saja tamumu itu. Untuk hasil rapat, ayah akan meminta Siena untuk menggantikanmu. Ayah pergi dulu."

Samuel berniat pergi, namun segera diurungkannya. Ada sesuatu yang belum ia sampaikan. "Ah, iya. Ayahmu berpesan untuk membatalkan semua jadwalnya bertemu kolega sore ini, Gabriel. Dia ada urusan lain di luar. Untuk sementara, kau di sini dulu dengan putri cerewetku ini, okay?"

"Okay, Uncle," kelakar Gabriel, sedangkan Clarissa hanya mencebikkan bibir seraya menatap sinis pada ayahnya.

Setelah semua pesan disampaikan, Samuel pun akhirnya menghilang dibalik pintu ruangan tersebut. Clarissa dan Gabriel kembali melanjutkan perbincangan mereka yang sempat tertunda tadi. Namun sebelum itu, Gabriel harus lebih dulu menghubungi kolega ayahnya untuk membatalkan jadwal bertemu sore ini dan menggantinya di hari lain.

"Tadi kakak bilang, ada kolega paman yang sangat mesum. Apa dia masih muda? Apa dia tampan? Ayo ceritakan," ujar Clarissaㅡmendesak seraya menggoyang tangan Gabriel yang ada di atas mejanya.

Gabriel mendesah pelan. "Ya, dia memang kelihatan masih muda. Tapi usianya sudah tua. Sekitar tiga puluh tahunan. Dan kau tahu, dia itu seorang duda kaya raya."

"What?! Duda?! Oh, my, God!" Clarissa membuka mulutnya lebar dan membentuk huruf 'O'.

"Ya, dia duda. Tapi tidak punya anak. Begitulah informasi yang kudapatkan saat melihat profilnya di internet."

"Apa dia tampan?" tanya Clarissa.

Gabriel hanya menganggukㅡmalas. "Apa tubuhnya kekar seperti hot duda di novel yang kubaca?" tanya Clarissaㅡbegitu penasaran dengan sosok yang dimaksud.

"Ya, tubuhnya kekar. Kulitnya juga eksotis. Ada sedikit rambut-rambut halus di bagian rahangnya."

"Oh, my, God! Dia tipe idealku selama ini, Kak!" seru Clarissa dengan semangat yang membara.

Gabriel melongo. "Ka-kau suka duda?"

"Suka!"

"Lalu, Chris mau kau kemanakan, hah?" tanya Gabriel seraya menepuk dahinyaㅡheran.

Clarissa meringis. "Ah, iya. Aku hampir melupakannya," ujarnya sambil menunjukkan deratan gigi putihnya pada Gabriel. Gadis cantik ini memang sangat peka jika sudah membahas tentang 'hot duda'. Sepertinya dia memang menyukai pria yang lebih tua darinya.

"Jangan menyukainya. Dia itu sangat mesum. Bahkan ayahku mengiyakannya," Gabriel berucap sambil mengunyah snack yang tersedia di meja sepupunya itu. "Kau tahu, baru pertama bertemu saja, dia sudah berani menatapku se-intim itu di depan ayah. Bahkan dia juga membelai punggung tanganku, saat aku memberikan proposal ayah padanya. Ck, itu menjijikkan."

Clarissa berhenti mengunyah. Ia melongo setelah mendengar sifat asli pria yang disebut sebagai 'hot duda' olehnya.

"Dan parahnya lagi, dia langsung menyatakan pada ayah bahwa dia menyukaiku. Untung saja ayah menolaknya secara halus. Kalau tidak, mungkin aku akan menjadi santapannya," lanjut Gabriel dengan nada sinis.

My Gabriel (TERSEDIA DI PLAYSTORE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang