» Eight

2.2K 117 20
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak and sorry jika nemu typo ya. Bantu koreksi typo juga boleh. Terima kasih dan selamat membaca. Semoga suka ya 😘♥

Regards,
Wii
______________________________________________

Malam semakin larut, namun kedua insan ini terkesan enggan untuk kembali ke rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam semakin larut, namun kedua insan ini terkesan enggan untuk kembali ke rumah. Mereka berdua masih saling melepas rindu sambil berbaring dan berpelukan di atas mobil. Azka membiarkan Gabriel terlelap di atas dadanya dengan tangan kanan yang terus membelai dan menyisir rambut indah kekasihnya itu dengan kelima jarinya.

Senyum Azka tak pernah pudar. Matanya tetap terjaga untuk memastikan keamanan kekasihnya. Sesekali ia menatap wajah tenang Gabriel, kemudian mendaratkan bibirnya di puncak kepala gadis cantik itu. Setelahnya ia kembali memandangi langit yang masih terlihat mendung. Ia menghela napas sambil bergumam, "Aku tidak menyangka jika impianku untuk menikahimu disaat usiaku enam belas tahun, ternyata dikabulkan oleh Tuhan."

"Saat pertama kali melihatmu, hatiku merasa berbeda. Ada getaran yang tidak biasa di sana. Dan setiap kali berdekatan denganmu, aku semakin frustrasi dan semakin ingin memilikimu. Aku sempat berpikir, bahwa itu hanyalah perasaan sesaat saja. Tapi ternyata pemikiranku salah," lanjutnya, menyunggingkan senyum termanisnya.

Azka memejamkan matanya, berusaha mengingat pertemuan pertamanya dengan Gabriel disaat dirinya memasuki gerbang sekolah.

Seorang pria berusia enam belas tahun terlihat tergesa-gesa menuju ke gerbang sekolah yang sebentar lagi akan ditutup oleh sang penjaga gerbang. Pandangannya terlihat fokus pada pintu gerbang yang sudah mulai bergerak. Dia pun berteriak pada si penjaga untuk menunggunya sebentar saja.

"Hey, Pak! Jangan ditutup dulu!" teriaknya sambil terus berlari meskipun deru napasnya sudah tidak beraturan lagi.

Dan saat hampir mendekati gerbang, pria ini tidak sengaja menabrak seorang gadis yang juga akan masuk ke sekolah tersebut. Alhasil, mereka berdua terjatuh bersama. Namun setelahnya mereka bangkit kembali dan berdiri tegak.

"Hey, kau punya mata tidak, hah?!" Gadis itu merasa kesal dengan kejadian yang baru saja menimpanya. Ia membersihkan rok sekolahnya yang kotor akibat terjatuh ke tanah. "Kau lihat! Gerbangnya sudah ditutup dan aku jadi tidak bisa masuk karena ulahmu!"

Pria itu menaikkan satu alisnya. "Hey, kita senasib, Nona. Kau tidak bisa masuk, dan otomatis aku juga tidak bisa masuk. Dasar aneh."

"What?! Kau mengataiku aneh?!" seru gadis itu, tidak terima dengan ucapan pria tampan nan rupawan itu. Dia menginjak kaki kiri sang pria, kemudian menarik telinga kirinya secara bersamaan, sehingga membuat pria itu menjerit kesakitan.

"Yak! Sakit!"

"Rasakan! Ini balasan untukmu, karena sudah mengataiku aneh! Kau tahu, ini hari pertamaku masuk ke sekolah ini! Tapi kau justru merusaknya! Aku membencimu!" teriak gadis itu di telinga sang pria.

My Gabriel (TERSEDIA DI PLAYSTORE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang