» Ten

2K 103 14
                                    


Sinar mentari pagi terlihat masuk dari celah jendela kamar Gabriel dan menerpa kulit wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar mentari pagi terlihat masuk dari celah jendela kamar Gabriel dan menerpa kulit wajahnya. Ia sedikit menggeliat dikala penutup jendela tersebut dibuka lebar oleh seseorang yang tak lain adalah ibunya. Gadis cantik ini mengerjapkan mata, mencoba untuk menatap sang ibu yang sudah berdiri tegak samping kanan tempat tidurnya. Ia bangun seraya menyibakkan selimut tebal yang menutupi sebagian tubuhnya tadi malam.

"Morning, Mom," ucapnya dengan suara serak dan masih duduk bermalas-malasan di tepi tempat tidurnya.

"Morning too." Rossalina terlihat memberikan sepasang pakaian kantor, lalu berkata, "Cepat bersiap. Ayahmu sudah menunggu di meja makan. Jangan membuatnya marah. Dan ingat, jangan lupa meminta maaf padanya, okay?"

Gabriel mengangguk. "Okay, Mom."

Setelahnya, Rossalina beranjak dari kamar tersebut untuk menemui suaminya di meja makan. Sedangkan Gabriel melangkah gontai menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Namun sebelum itu, ia melihat ponselnya terlebih dahulu. Ia mengambil benda tersebut dari laci nakas yang ada di samping kanan tempat tidurnya, kemudian mulai memeriksa apakah ada pesan dari seseorang atau tidak.

Ada begitu banyak pesan yang masuk di ponselnya. Mulai dari teman, adik sepupunya, rekan kerja Rodrigo termasuk Diego Velez. Namun yang membuatnya tertarik adalah pesan dari sebuah nomor yang belum ter-save di kontaknya. Ia membuka pesan tersebut dan membacanya secara langsung, "Baby, ini nomor ponselku. Jangan lupa di-save ya. Ah, iya. Hari ini, aku mendapat penerbangan sore sayang. Aku harap, kau bisa ikut aku ke bandara. Tapi kalau tidak bisa juga tidak apa-apa. Aku mengerti. Dari calon suamimu, Azka."

Setelah membaca isi pesan tersebut, Gabriep tersenyum sumringah. Ia mulai menambahkan nomor Azka di kontak ponselnya dengan nama 'My Love'. Selanjutnya, ia mulai membalas pesan tersebut yang berbunyi : Aku akan ikut mengantarmu ke bandara, Azka. Hari ini aku tidak terlalu sibuk.

Gabriel meletakkan kembali ponselnya di atas nakas, lalu bergegas menuju ke kamar mandi. Ia harus segera turun ke bawah untuk menghindari amukan ayahnya di pagi yang cerah ini.

Hanya butuh lima belas menit untuk Gabriel selesai mandi. Ia bahkan sudah memakai pakaian kantornya dan terlihat sangat rapi. Sepasang heels hitam khas kantoran pun sudah terpasang di kedua kakinya. Rambut yang semula tergerai, kini sudah tersanggul rapi ke atas. Untuk soal make up, Gabriel tidak pernah menggunakan make up terlalu tebal. Ia selalu memakainya secara tipis saja, menyesuaikan dengan usianya saat ini.

Setelah dirasa cukup, Gabriel segera membawa tas dan perlengkapan lainnya di tangannya. Ia keluar dari kamar dan langsung menuju ke dapur. Ia sedikit terlihat canggung ketika duduk berhadapan dengan sang ayah yang masih memasang wajah datar.

My Gabriel (TERSEDIA DI PLAYSTORE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang