» Twenty Five

833 47 8
                                    

// Happy Reading //

Gabriel terlihat gugup di kamarnya. Sejak tadi, ia tampak mondar-mandir di depan cermin sambil berulang kali menatap tubuhnya yang sudah terbalut dress panjang berwarna merah maroon. Penampilannya memang terlihat sangat cantik. Dress yang dipakainya juga terlihat ketat, sehingga menampilkan lekukan-lekukan di tubuhnya. Tubuhnya sangat sexy. Dan dress ini diberikan oleh Azka pada saat mereka berada di mall pagi tadi.

Ya, malam ini adalah malam terpenting untuk Gabriel. Ia harus bersiap menemui kedua orang tua Azka untuk membicarakan soal pernikahan mereka yang akan dilangsungkan besok. Ini benar-benar kejadian yang tidak terduga, menurut Gabriel. Pasalnya, ia sendiri juga belum menyiapkan apapun, termasuk persiapan mental.

"Oh, God. Aku gugup sekali," gumamnya sambil menggigit bibir bawahnya yang merah karena polesan lipstick. "Kenapa dia mengadakan acara ini secara mendadak? Meskipun alasannya logis, tapi seharusnya dia memberitahukan hal ini padaku sebelum kembali ke Boston. Ck, ini tidak benar."

Gabriel berjalan meninggalkan cermin, kemudian duduk lesu di tepi kasurnya. Jemari-jemari lentiknya masih ia remas dan masih tetap menggigit bibir bawahnya berulang kali. Kegugupan benar-benar terlihat jelas di wajahnya saat ini.

"Bagaimana jika orang tuanya tidak suka padaku? Bagaimana jika pernikahan ini dibatalkan? Bagaimana ... Ah! Apa yang kau pikirkan, Gabriel? Harusnya kau senang malam ini. Tapi apa ini? Kenapa kau malah berpikiran negatif seperti ini?"

Gadis cantik satu ini terus saja berbicara sendiri. Untungnya dia tidak sedang berada di tempat umum. Jika dia berada di tempat umum, mungkin orang-orang akan menganggapnya sudah gila. Pasti dia akan menjadi bahan cemoohan. Dasar, Gabriel.

Gabriel menghirup napas dalam. Dan setelah ia membuangnya, pintu kamar pun terbuka. Di ambang pintu, terlihat Rossalina sedang tersenyum tipis pada puteri-nya. Ia bertanya, "Apa kau sudah siap, Nak? Sebentar lagi, keluarga Azka akan segera datang. Ayo, kita turun ke bawah."

"Ibu."

Suara Gabriel terdengar manja kali ini. Ia juga menunjukkan wajah imutnya sehingga membuat Rossalina tertawa geli melihat tingkah puteri-nya itu. "Ada apa?" tanya Rossalina sambil berjalan mendekati Gabriel yang masih duduk di tepi kasur.

"Aku gugup sekali."

Sambil tertawa, Rossalina mendaratkan bokongnya di kasur Gabriel. Ia membelai lembut rambut puteri-nya yang tersanggul ke atas dengan rapi. "Santai saja. Ibu bersamamu."

"Tapi, aku benar-benar gugup, Bu. Aku tidak bisa santai saat ini. Aku takut, jika orang tua Azka tidak akan menerimaku. Azka pernah mengatakan padaku bahwa orang tuanya akan menjodohkan dia dengan artis ternama yang bernama Olivia Mills. Aku tidak yakin, mereka sudah menyetujui hubunganku dengan Azka, Bu. Aku merasa ini hanyalah sebuah mimpi belaka. Mereka juga pasti sudah melihat video gila yang beredar itu. Pasti mereka beranggapan bahwa aku ini bukanlah wanita baik-baik." Gabriel menghela napas kasar sejenak. Setelahnya, ia menatap sang ibu dengan tatapan sendu, "Aku gugup sekaligus takut, Bu. Banyak kemungkinan yang akan terjadi nanti."

Rossalina mengubah raut wajahnya menjadi murung. Sorot matanya menunjukkan bahwa dirinya sedang sedih dan menyimpan sesuatu yang tidak diketahui oleh siapapun. Ada hal penting yang mungkin tidak bisa ia ceritakan pada Gabriel ataupun suaminya. Ia hanya ingin memendam hal penting itu sendirian. Mungkin sampai dirinya meninggalkan dunia ini. Ya, mungkin.

Gabriel mengernyit. Ia menatap ibunya dengan intens. Bibirnya mulai bergerak untuk mengucapkan sebuah kalimat yang berbunyi, "Ibu menyimpan sesuatu? Apa ibu mendapatkan sebuah penglihatan buruk yang akan menimpaku? Katakan padaku, Bu. Ayah pernah mengatakan padaku bahwa apa yang ibu lihat pasti akan terjadi."

My Gabriel (TERSEDIA DI PLAYSTORE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang