» Twenty Eight

789 50 18
                                    

// Happy Reading //

Azka dan Chris masih berada dalam pesawat. Chris sibuk dengan ponselnya, sedangkan Azka sibuk dengan Macbook-nya. Tidak ada percakapan sedikitpun diantara mereka berdua. Suasana terasa hening. Hanya bunyi ketikan keyboard yang terdengar dari Macbook yang saat ini berada di pangkuan Azka.

Jemari Azka terus menari-nari di atas keyboard tersebut, dan sesekali bibirnya mengumpat pelan. Meski mengumpat pelan, tetapi Chris bisa mendengarnya karena ia berada tepat di samping Azka.

Chris menoleh kearah temannya itu dan bertanya kesal, "Hey, kau kenapa? Sejak tadi kau terus saja memaki. Setiap kali kutanya ada masalah apa, kau tidak menjawabnya. Kau ini aneh sekali."

Azka menghela napas sambil memutar bola matanya dengan malas. Setelahnya, ia menatap Chris. "Kau itu cerewet sekali. Sudah kukatakan untuk diam saja. Aku sedang berkonsentrasi. Apa kau tidak mengerti bahasaku, hah?"

"Aish, kau ini! Aku hanya bertanya. Kenapa kau berbicara dengan nada tinggi seperti itu, hah? Astaga. Jika kau bukan temanku, dapat kupastikan kepalamu akan terpenggal olehku. Dasar aneh."

"Kau yang aneh," balas Azka.

Chris terbelalak. Ia geram dan ingin memukul kepala Azka detik itu juga. Namun niatnya itu ia urungkan, karena sejak tadi penumpang yang lain sedang melihatnya bertengkar dengan Azka. Alhasil, ia hanya bisa menggerutu kesal sambil mengepalkan tangannya, "Aku bersumpah akan merobek mulut pedasmu itu setelah pesawat ini mendarat."

"Coba saja kau lakukan. Aku yakin, kau tidak akan bisa melakukan itu padaku." Azka menyahuti ucapan Chris tanpa menatap kearah temannya itu. Kedua matanya masih terfokus pada layar Macbook. "Jika kau berani melakukan itu, maka bersiaplah tidur di lantai penjara," lanjutnya.

Chris menghirup napas dalam. "Oh, God. Kenapa aku harus memiliki teman seperti dia? Ck, tidak bisakah kau singkirkan saja manusia gila seperti dia, Tuhan?"

"Hey, aku mendengarnya," protes Azka.

Chris hanya mendengus dan kembali melihat ponselnya. Bibirnya terus mengucapkan sumpah serapah untuk temannya itu, meski kini tangannya tampak serius mengetikkan sebuah pesan singkat di layar ponselnya. Mungkin, ia sedang mencurahkan kekesalannya itu pada Clarissa.

💬 Chris : Sayang.

💬 My Wife : Ya, sayang?

💬 Chris : Kau sedang apa?

💬 My Wife : Sedang memikirkanmu 😘

Chris tersenyum sendiri saat membaca balasan pesan dari Clarissa. Bahkan ia tak menyadari jika sejak tadi Azka menatapnya dengan tatapan menjijikkan. Dan Azka sedikit mual saat mendengarkan ungkapan Chris, "Dia benar-benar romantis. Hhh... Beruntungnya aku memiliki wanita seperti dia. Aku berjanji tidak akan melepaskannya. Dia sangat manis."

"Memangnya dia gula?" gumam Azka.

Chris melirik tajam, lalu kembali menatap layar ponselnya. Kedua ibu jarinya mulai bergerak untuk membalas pesan singkat kekasihnya itu.

💬 Chris : Aku juga sedang memikirkanmu sayang 😘

💬 My Wife : Uuh! Kau manis sekali 😍

Chris kembali tertawa ringan. Sementara Azka berdumal, "Dasar gila."

"Hey, aku mendengarnya."

Azka hanya berdesis, lalu menutup layar Macbook-nya dan menyimpannya di dalam tas. Kedua matanya kini menatap kearah jendela. Tidak ada yang bisa ia lihat, kecuali awan-awan tebal yang bergumul satu sama lain. Pikirannya saat ini kembali teringat akan informasi yang ia terima pagi tadi.

My Gabriel (TERSEDIA DI PLAYSTORE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang