"Tidak akan," tegas Diego.
Cukup sudah. Kesabaran Azka sudah habis dibuat pria tampan yang berstatus duda tersebut. Sorot matanya kian tajam dan semakin memerah karena amarah. Cengkeraman tangan Azka di kerah kemeja Diego pun semakin kuat. Dengan sangat terpaksa, Azka menarik Diego agar menjauh dari Gabriel. Tarikan yang dilakukan Azka memang cukup kuat, sehingga membuat Gabriel terlepas dari dekapan Diego dan tersungkur ke lantai.
"Kau sudah membuat kesabaranku habis bajingan! Kau akan merasakan akibatnya!" teriak Azka.
Perkelahian antara Azka dengan Diego pun tak terelakkan lagi. Keduanya sama-sama beradu tinju dan mengabaikan kehadiran Rodrigo yang baru saja selesai dari rapatnya dengan divisi lain.
Terkejut? Tentu saja Rodrigo terkejut. Baru saja memasuki ruangannya, ia sudah mendengar suara kegaduhan di ruangan putrinya. Mendengar suara itu, kaki Rodrigo melangkah cepat ke ruangan Gabriel dan masuk melalui pintu yang ada di dalam ruangannya.
Rodrigo yang melihat putrinya terduduk di lantai pun langsung membantunya berdiri, kemudian memeriksa keadaan putrinya tersebut. Ia bertanya dengan penuh kekhawatiran, "Kau tidak apa-apa, Nak?"
"Tidak apa-apa, Ayah," jawab Gabriel.
Setelah memastikan kondisi putrinya baik-baik saja, Rodrigo segera mengeluarkan suara tegasnya untuk menghentikan perkelahian yang masih berlangsung itu. Ia berdiri tegak dengan sorot mata tajamnya yang tertuju pada kedua pria itu, secara bergantian.
"Hentikan!" Suara tegas Rodrigo sontak menghentikan perkelahian tersebut. Dilihatnya Azka menghempaskan Diego ke lantai dengan kasar, kemudian tangan kanannya menghapus jejak darah di sudut bibirnya. "Jika kalian berdua ingin beradu tinju, jangan di kantorku! Ini bukanlah tempat tournamen tinju! Paham?!"
Azka merapikan pakaiannya. Ia menatap Rodrigo dan berkata, "Maaf, Tuan. Saya tidak bermaksud untuk membuat kekacauan atau keributan di sini. Tapi pria ini yang lebih dulu memulainya. Jika saja dia menuruti perkataanku, maka hal ini mungkin tidak akan terjadi."
"Memangnya apa yang terjadi?" tanya Rodrigo, penasaran.
Azka mencoba untuk menetralkan deru napasnya. Setelahnya, ia menjawab pertanyaan yang diajukan oleh calon ayah mertuanya itu, "Pria ini hampir saja melecehkan Gabriel, Tuan. Saya melihat langsung, apa yang dilakukannya pada Gabriel. Saya memintanya untuk melepaskan Gabriel, namun dia tidak mengindahkan perkataan saya. Jika anda tidak percaya, anda bisa tanyakan langsung pada Gabriel."
"Benar begitu, Gabriel?" Rodrigo menatap kearah putrinya yang sudah terduduk lemas di kursi kerjanya. Ia menangkap sebuah anggukan kepala dan ia menganggap bahwa itu adalah jawaban dari putrinya.
Rodrigo pun beralih menatap Diego yang masih terduduk di lantai. Ia mendekati Diego dan berjongkok di hadapannya sambil berkata, "Dasar bajingan. Aku sudah menduga hal ini pasti akan terjadi disaat aku tidak bersama putriku. Sejak awal, kau selalu mengincar putriku, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gabriel (TERSEDIA DI PLAYSTORE)
Romantik╰15+╮[SEQUEL OF MR. BIG] ˝Aku tidak pernah merencanakan apapun dalam hidupku. Biarlah hidupku berjalan sesuai takdir yang Tuhan berikan padaku. Aku ikhlas menerima semua takdir yang kujalani saat ini.˝ ㅡ My Gabriel Quotes ㅡ ❌DON'T COPY PASTE THIS ST...