Bell pulang sudah berbunyi dari 2 jam yang lalu, tapi Kalita baru keluar dari sekolah, kegiatan ekstrakulikuler membuatnya pulang lebih sore hari ini
"Gue duluan ya Ta, kaka gue udah jemput di depan"
Kalita mengangguk "Iya, hati hati ya Ren" katanya
Irene berlari kecil menghampiri kakanya. sekarang dia tinggal sendiri disekolah, tapi tunggu.. dia tidak sendiri, Samuel, cowok itu berdiri di depan mobilnya sambil memainkan ponsel
Kalita tidak perduli, dan melewati cowok itu, tapi cowok itu menahannya dengan menarik tangan Kalita
"Gue udah nunggu lo disini berjam jam loh, masa sih lo tega ngebiarin gue pulang sendiri"
Kalita mengerutkan dahi "Berjam – jam?"
Samuel mengangguk "Pulang bareng gue ya" katanya membuat wajahnya terlihat menyedihkan
Kalita menghela nafas, lalu mengangguk
😊😊😊
Entah kenapa Kalita nggak suka dekat dekat dengan Samuel, dia merasa kalau Samuel bukan cowok baik, karna setiap dia melihat cowok itu tersenyum, ia melihat ada makna tersirat dalam senyuman cowok itu
Tapi nggak bagus juga berprasangka buruk, mungkin aja itu emang ciri khas dari cowok itu
Di sepanjang perjalanan Samuel terus menceritakan tentang dirinya sendiri, tanpa sadar kalo Kalita nggak perduli dengan hidup cowok itu
Kalita nggak sabar untuk cepat sampai rumah, dia nggak nyaman berada di dekat Samuel, Samuel itu tipekal cowok yang selalu membanggakan dirinya, dan Kalita nggak suka itu
"Lo mau mampir dulu nggak?" tanya Samuel setelah membukakan pintu mobil untuk Kalita
Kalita menggeleng "Nggak deh, gue mau ngerjain tugas" katanya beralasan
Samuel ber-Oh ria "Oh yaudah, lo masuk rumah gih" katanya
Kalita mengangguk lalu masuk ke dalam rumahnya. Ia naik ke lantai dua, ke tempat kamarnya berada, duduk di balkon sambil memandangi rumah yang berada tepat didepannya
"Loh Nata mau kemana?"
Kalita segera keluar rumah dan berlari kecil menyetarai posisinya dengan Denata
"Mau kemana Nat?"
Denata menoleh, ia berdecak pelan lalu mempercepat langkahnya
Kalita mendengus, 'lagi lagi di cuekin' batinnya "Nat mau kemana?" tanyanya lagi yang kini sudah berada diseblah cowok itu
Cowok itu berhenti, diikuti dengan Kalita "Diem disini, dan jangan ngikutin saya!" kalem, santai, tapi dingin, namun sayang dingginya Denata kalah dengan rasa penasaran Kalita
Kalita tetap mengikuti cowok itu dari belakang, tentu aja Denata nggak tau, dia diam diam, sesekali mengumpat di balik pohon atau tiang kala Denata menoleh kebelakang
Tak lama Denata berhenti, ia masuk ke dalam sebuah rumah kosong yang terlihat menyeramkan, Kalita mengerutkan dahi bingung, kira kira ngapain Denata kesitu? Itulah yang ada difikirannya
Kalita mau masuk, tapi dia takut, sebagai seorang perempuan ia juga punya rasa takut, apalagi rumah itu memang terlihat sangat menyeramkan. Ia memilih membalik dan pulang kerumah, tapi...
"Argghhh.....!!!"
"Denata!"
Kalita berlari dan langsung masuk ke dalam rumah kosong menyeramkan itu, dilihatnya cowok urakan itu sedang berdiri di depan cermin, tapi tunggu.. bukan itu yang jadi fokus Kalita
Tangan Denata yang terkepal berubah warna menjadi merah, ah bukan.. bukan berwarna merah, tapi mengeluarkn cairan berwarna merah
Mata Kalita membelalak, ia segera menghampiri Denata, mengangkat tangan Denata yang penuh dengan Darah "Nat tangan lo?"
"Kamu..?"
😊😊😊
"Pelan pelan" ringis Denata
Kalita mendengus "Siapa suruh tonjok tonjok cermin, lo kira tangan lo tangan besi hah?" gerutunya
Denata diam, bukan karna gerutuan Kalita, melainkan karna wajah gadis itu, senyuman kecil tersungging di wajahnya "Ta.."
"Hm.."
"Kenapa?"
Kalita mendongak, mengerutkan dahi "Kenapa apanya?"
"Kenapa kamu baik sama saya?"
Kalita mengangkat bahu tidak tahu "Mungkin karna gue suka lo?" katanya santai
Denata diam, nggak memberi respon apapun, mata elangnya itu masih terus menatap Kalita, dan itu mampu membuat Kalita merona, tapi sebenarnya Denata lebih merona ketika Kalita berkata suka padanya
Kalita menutup wajahnya malu "Jangan liatin gue gitu dong, malu.." katanya malu malu
Denata mengerutkan dahi, lalu tertawa tanpa ada alasan yang jelas
Itu tawa pertama yang Kalita lihat dari Denata, jangankan ketawa, senyum aja Kalita belum pernah liat, dan sumpah demi apapun Denata jadi makin cakep
Kalita segera mengambil ponsel dan memotrek Denata yang masih tertawa
"Nih liat, lo tuh kalo lagi ketawa gitu tuh tambah ganteng, jadi sering sering dong ketawa kayak gini, jangan setiap hari masang wajah kayak gini nih" Kalita menirukan wajah Denata sehari hari, dan itu mampu membuat tawa Denata makin kencang
Kalita menggeleng "Kasian ya lo Nat"
"Kasian kenapa?" tanyanya ditengah tawa
"Lo ketawa tapi air mata lo ngalir" katanya, tangan Kalita terulur mengusap air yang mengalir dipipi Denata "jangan pura pura kuat Nat, karna sikap sok kuat lo yang bakal nyakitin diri lo sendiri" matanya menatap Denata dalam
Cowok itu langsung memalingkan wajahnya "Sok tau" katanya ketus
Ia berdiri dan berjalan keluar dari rumah Kalita, tapi sebelumnya ia berhenti di depan pintu "Makasih perbannya" katanya lalu pergi
Kalita tersenyum kecut "Bukan sok tau, tapi mata lo yang kasih tau gue"
***
Maaf baru update, because Yutha baru sempet, hehe...
Oh iya Yutha mau ngucapin
selamat berpuasa bagi yang menjalankannya
iya tau kok telat, maaf ya 😅Thanks for reading
Update? Sebisa yutha.. maaf kalo yutha telat update atau lama ya
Ps : Please let me know if there is any mistake in this story ☺
KAMU SEDANG MEMBACA
Denata
Teen Fiction#1 ceritasekolah (26 september 2018) #20 cintaremaja (12 juli 2018) ALBYAN DENATA, cowok urakan yang membuat KALITA ANGGRAIN jadi penasaran Bagi orang orang di sekolah baru Kalita, Denata bukan cowok baik, sejenis badboy lah, tapi bukan badboy yang...