SEVEN

2K 134 3
                                    

Part ini mengandung unsur kekerasan  dan kata kata yang tidak pantas untuk di contoh, mohon menjadi pembaca yang bijak

Happy reading guys 😊

***

"Kamu benar benar anak yang tidak tau diuntung, sudah bagus saya kasih kamu tempat tinggal!"

Wanita paruh baya memegangi tangan suaminya, mencoba menyudahi pertengkaran antara anak dan bapak itu, tapi dengan kasar lelaki itu menghepas tangan sang istri sehingga wanita itu terjatuh

Denata yang geram melihat kelakuan papa tirinya yang membuat wanita paling berharganya terluka mendorong lelaki menggunakan jas itu

"Bangsat"

Bugh..

"Kurang ajar lo!" itu suara Samuel yang baru saja tiba di depan pintu, ia berlari ke arah Denata dan langsung memukul pipi Denata dengan tinjunya, terjadilah pergulatan disana dengan tambahan kata kata kasar

Di depan pintu rumah Kalita melihat semuanya, semua pergulatan itu serta mendengar kata demi kata yang dikeluarkan oleh Samuel, Denata, dan juga lelaki paruh baya yang ia yakini adalah papa dari kedua orang yang sedang bergulat itu

Dan yang paling ia tak menyangka adalah perkataan dari pria paruh baya itu, perkataannya pasti sangat menyakitkan bagi Denata, pasti

"BERENTI!!!"

Nillam- mama Denata berteriak, meleraikan kedua anaknya yang sedang bergulat itu "Samuel kamu nggak papa kan? Ada yang luka?" Tanyanya khawatir, tangannya menjulur ke wajah Samuel, memastikan bahwa anaknya baik baik saja

Samuel menghempaskan tangan Nillam dengan kasar "Gue nggak papa, gausah sok peduli deh lo, cewe jalang!"

"Diem lo bangsat, jaga ucapan lo" Denata ingin kembali memukul sudara tirinya itu, tapi sayangnya Nillam berdiri di depan Samuel melindunginya

Nillam menampar Denata "Dia kakak kamu, nggak seharusnya kamu lakuin itu" bentak Nillam

Samuel terkekeh melihat kejadian itu "Haha.. bahkan ibu lo aja ngebela gue, bukan anak haram kaya lo!"

Denata menggeram, ia mengepalkan tangannya kesal, tapi sebuah tangan berhasil membuat Denata lebih tenang, ia menoleh ke sebelahnya dan mendapati Kalita sedang menatapnya, gadis itu menggeleng memberi isyarat jangan

Kalita menarik Denata keluar dari rumah yang penuh dengan masalah itu, mengajaknya ke sebuah taman dekat rumahnya lalu mengobati luka luka yang ada di wajah tampan Denata

"Kamu sekarang tau kan gimana hancurnya keluarga saya" Ucap Denata di sela sela Kalita mengobatinya

Kalita tidak menghiraukan ucapan Denata "Diem dulu, nanti tambah parah lukanya"

"Ta.."

"Hm..."

"Kamu nggak jijik sama saya?" tanpa menoleh, Kalita menggeleng, Denata yang tidak puas dengan jawaban dari pertanyaannya menahan tangan gadis itu dan menatap matanya "Tatap saya dan jawab jujur, apa kamu pernah ngerasa takut atau jijik sama saya?"

Kalita mengehembuskan nafas pelan, ia menggeleng, ia menarik tangannya dari genggaman Denata lalu menaruhnya di atas pundak Denata "Denger ya, gue nggak pernah merasa takut ataupun jijik sama lo Nat, gue nganggep lo sama kayak yang lain" jawab Kalita

"Kenapa?" Kalita mengerutkan dahi tak mengerti "Kenapa diantara banyak orang cuma kamu yang nganggep saya sama? Kenapa diantara banyak orang cuma kamu yang bisa nerima saya apa adanya? Apa saya nggak pentes buat hidup di dunia yang bersih ini? Sementara saya cuma anak haram yang lahir tanpa diinginkan" akhirnya semua apa yang ia ingin katakan keluar juga, dari matanya mengalir tetes demi tetes air mata

Kalita menarik Denata kedalam pelukannya, satu tangannya membekap tubuh Denata sedangkan yang satunya lagi menepuk pundaknya dengan lembut

"Nggak papa Nat, nggak papa, gue tau pasti berat banget buat lo, nangis sepuas lo, karna gue disini buat lo, meluk lo, dan melindungi lo dari dunia yang kejam ini" katanya sambil menepuk pundak Denata lembut

***
Rada nggak jelas ya nih part, mian, hehe :D

Thanks for reading

Update? Sebisa yutha.. maaf kalo yutha telat update atau lama ya

Ps : Please let me know if there is any mistake in this story

DenataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang