SIX

2.1K 139 9
                                    

"Nat tangan lo udah nggak papa?" tanya Kalita menyetarai langkah Denata menuju kelas mereka

Denata melirik sekilas ke Kalita lalu mengangguk "Hmm.."

Gadis itu tersenyum "Bagus deh, jadinya kan pulang sekolah bisa pulang bareng lo, hehe.."

"Terserah" kata Denata, ia melangkah lebih cepat menghindari gadis disebelahnya. Tapi sayangnya gadis itu terus menyetarai langkahnya

"Terserah? Itu artinya gue boleh nebeng dong, iya kan?" Kalita memposisikan dirinya didepan Denata, membuat cowok itu secara spontan berenti "Iya kan Nat?" katanya menarik turunkan alisnya

Denata menghela nafas, kemudian mengangguk

"Yeaayy!" Seruan Kalita membuatnya menjadi pusat perhatian, ia menempelkan kedua tangannya berisyarat minta maaf yang lain, setelah itu ia kembali menyetarai langkah Denata yang sudah jauh didepannya

😊😊😊

Bell istirahat berbunyi, tapi Kalita tidak bergerak sedikitpun dari tempat duduknya, ia asik memandangi wajah Denata yang sedang serius membaca

Hening.. sangat hening, sampai akhirnya Denata bersuara

"Jangan liatin saya!"

Kalita mengerutkan dahi "Kenapa?"

Denata meletakan bukunya diatas meja, lalu membalas tatapan Kalita "Karna saya yang akan liatin kamu"

Kalita tersenyum sangat lebar, tapi tiba tiba saja ia merasakan cipratan air mengenai wajahnya, hujan kah? Tapi dia kan sedang di kelas, batinnya

Lama kelamaan cipratan air itu makin banyak, dan tiba tiba saja

Byuuurrr..

Kalita membuka matanya, dan mendapati Denata yang berdiri didepannya sembari membawa gayung, gadis itu mengerutkan dahi, bukannya tadi dia sedang ditatap oleh cowok didepannya? Kenapa sekarang cowok itu memegang gayung? Dan juga kenapa dia merasa terkena air hujan

"Kamu susah bangun, jadi saya siram"

Kalita mengerutkan dahinya lagi, masih belum menyadari sesuatu, dan saat ia melihat ke seluruh tubuhnya yang basah...

"Denataaaaa! Lo tega banget nyiram gue" teriaknya menyadari kalau yang tadi hanya mimpi, dan lebih parahnya lagi, cowok didepannya itu menyiramnya

Denata mengangkat bahu tak peduli "Siapa suruh tidurnya kayak kebo" katanya mengeles "Cepet bangun, atau kamu saya tinggal"

Denata melangkah mendahului Kalita keluar kelas, gadis yang sudah basah itu mengikuti dari belakang sambil menggerutu, tega banget Denata nyiram dia, untung sayang, coba kalo enggak, udah di sleding kali ama Kalita, kalo sekarang Kalita masih menggerutu pelan yang isinya "Baru gue liatin, belom aja gue sleding"

"Pake" Denata melemparkan jaketnya pada Kalita "Nanti kamu masuk angin" katanya lagi, ya.. setega teganya Denata, dia nggak bakal ngebiarin cewek kedinginan, dia juga masih punya perasaan

Kalita tersenyum, ia langsung memakai jaket merah milik Denata tersebut, aroma Parfum khas Denata tercium, membuat Kalita merapatkan jaket itu "Wangi..."

😊😊😊

"Huaaaaaaaaa!" Teriakan Kalita terdengar sampai lantai bawah, membuat Amara, sang ibu yang biasa Kalita panggil Mami masuk kedalam kamar, memastikan bahwa anak perempuannya itu baik baik saja

Kalita hanya tersenyum melihat Amara yang tiba tiba masuk ke dalam kamarnya "Mi... tau nggak?"

"Enggak.." jawab Amara sembari mendekati anak perempuannya

"Ih mami.."

Amara terkekeh "Ya mana mami tau kalo kamu aja belum bilang"

Kalita ikut terkekeh, kini posisinya yang tadi tengkurap berubah, ia menaruh kepalanya di atas kaki Amara "Mi.. Denata mulai open sama Lita" katanya antusias

Sambil mengusap kepala anaknya, Amara bertanya "Open gimana?" tanyanya

"Ya gitu.. Denata mulai baik sama Lita" katanya "Nggak papa kan mi Lita deket sama Nata?"

"Hmm.. gimana ya?" Katanya berpura pura berpikir, sedetik kemudian ia tertawa kecil "Ya boleh lah kenapa enggak?"

"Walaupun Nata itu badboy? Urakan dan nakal?"

Amara mengangguk "Nggak masalah" katanya "Yang penting dia bisa jagain kamu, dan buat kamu bahagia"

***
Thanks for reading

Update? Sebisa yutha.. maaf kalo yutha telat update atau lama ya

Ps : Please let me know if there is any mistake in this story

DenataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang