THIRTEEN

1.7K 83 0
                                    

Kalita menghempaskan tubuhnya di atas ranjang king size miliknya, matanya menatap ke langit langit rumah, ia ingat perkataan Sam di rumah sakit, dan itu membuat Kalita benar benar berada di ambang kebingungan

Haruskah dia tetap berbohong? Atau menuruti perkataan Samuel demi Denata?

Flashback on

Tangan Kalita memegang gagang pintu kamar mama Denata, ingin membukanya, tapi perasaannya campur aduk, dia hanya takut, takut dengan reaksi Denata yang entah apa jadinya

Melepas kembali gagang pintu tersebut, ia mengumpulkan niat dan mencari kata kata yang tepat, dia takut salah bicara dan...

"Ta" panggilan itu membuatnya kaget, ia langsung membalik badan dan mendapati Sam berdiri tidak jauh darinya sedang tersenyum manis, tapi senyuman itu malah membuatnya sebal

"Apa?" tanya Kalita sakartis

Sam lagi lagi menampakkan senyuman menyebalkannya itu "Gue mau ngomong" katanya menarik tangan Kalita tanpa izin

Kalita memberontak tapi tenaga Samuel yang dua kali lipat darinya membuatnya hanya bisa ikut "Mau kemana sih?"

"Udah ikut aja" Titah Samuel yang akhirnya secara terpaksa Kalita mengikuti Samuel

Kalita menghepas tangan Samuel kasar saat mereka sudah berada di parkiran rumah sakit, matanya menatap Samuel dengan kesal "Mau kemana sih?" bentaknya

"Ke cafe deket sini, gue mau ngomong sama lo"

"Yaudah sih ngomong di sini aja nggak bisa? Sepenting apa sih omongan lo sampai harus ke cafe"

Samuel menyerah, Kalita sangat keras kepala, jadi apalah daya, ia akan membicarakannya disini "Oke kalo itu mau lo" katanya "Gue mau lo jadi pacar gue"

Kalita membuka mulut tidak menyangka "Gue? Jadi pacar lo? Nggak akan!" tolaknya mentah mentah

Bukannya sedih, samuel malah ketawa yang bikin Kalita bergidik ngeri "Yakin? Walaupun gue tau satu rahasia lo?" Kalita hanya mengerutkan dahi sebagai respon "Gimana pun caranya lo bakal jadi milik gue" Ucap Sameul sambil mengelus pipi Kalita penuh maksud

Dengan kasar Kalita menghempas tangan Samuel "PD banget lo! Sebesar apapun rahasia gue, nggak akan gue mau jadi milik cowok busuk kayak lo, ngerti!" ucapnya, Kalita langsung meninggalkan Samuel, tapi tentu saja Samuel tidak berhenti disitu

"Lo pikir Denata bakalan seneng kalo dia tau cewek lima tahun lalu itu lo?!" teriak Samuel membuat Kalita berhenti "Yang ke-Pdan itu elo, lo cewek yang buat adik gue meninggal, lo kira gue bakal gitu aja bikin lo hidup bahagia bareng Denata?" lanjutnya mengancam

Kini Kalita berbalik "Mau lo apa sih? kematian adik lo bukan salah gue! Itu takdir!" ucapnya tidak terima disalahkan, dia tidak merasa bersalah, karna memang pada akhirnya manusia akan kembali kepada Tuhan-Nya

Bukannya sadar Samuel malah tertawa hambar "Itu menurut lo kan? Gimana menurut Denata? Lo kira saat lo bilang 'gue cewek waktu itu' dia bakalan seneng dan meluk lo gitu? Jangan mimpi! Bisa gue jamin dia bakal benci banget sama lo"

"Denata nggak kayak lo!"

Samuel mengangguk meremehkan "Yaudah terserah lo aja, yang penting gue udah memperingatkan, apapun pilihannya ada di tangan lo, lo jadi pacar gue dan rahasia lo aman, atau lo tetep kukuh dengan keputusan lo tapi Denata bakal ilfiel sama lo selamanya" katanya "Dan satu lagi, fikirin perasaan Denata kalo dia tau lo yang buat adik tersayangnya meninggal" bisiknya tepat di sebelah telinga Kalita

***
Thanks for reading

Ps : Please let me know if there is any mistake in this story

DenataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang