TWENTY SEVEN

620 43 11
                                    

Denata menghempaskan tubuhnya, ia memejamkan mata mengingat mimpi buruk yang ia alami saat tertidur di rooftop, ia tidak mengerti mengapa ia mengalami mimpi seperti itu

Disaat Kalita kembali ia sudah sangat berusaha untuk melupakan semuanya dan kembali seperti semula, karna dia pun sangat merindukan gadis itu, ia juga masih memiliki perasaan yang mendalam

Tapi mimpi itu membuatnya goyah, mimpi itu membuat ia berpikir dua kali untuk kembali seperti semula. Memang hanya mimpi buruk, tapi entah kenapa semua terasa nyata bagi Denata

Di dalam mimpi tersebut Kalita lagi lagi meninggalkannya, sama seperti yang lalu, tanpa pamit dan kali ini di dalam mimpinya Kalita tidak akan pernah kembali walaupun ia ingin

Denata bangkit, duduk dengan kepala yang menunduk ke arah lantai, ia memegang kepalanya sambil menggerang frustasi "Arrgghhhh..." mengacak rambutnya tidak dapat membuatnya lebih baik, tapi ia terus saja mengacak rambutnya seolah masalah akan selessai jika ia melakukannya

Ia kembali menghempaskan tubuhnya, memejamkan matanya, kali ini bukan untuk mengingat mimpi, tapi ia sedang mencoba membuat dirinya terlelap. Tidak butuh waktu lama, Denata terlelap,

😊😊😊

"Hai tan, apa kabar, maaf ya tan Kalita baru bisa berkunjung, tante disana bahagia kan? Tante gausah khawatir tentang Denata, dia bahagia kok disini, walaupun bahagia dia nggak sama Kalita" Ucap Kalita menundukkan kepalanya, ia mengambil nafas panjang lalu memaksa bibirnya tersenyum "Maafin Kalita ya tante, nggak bisa nepatin janji buat selalu ada di dekat Nata, nggak bisa buat jagain Nata, dan nggak bisa ada disaat Nata butuh Lita"

Kalita mengambil nafas sembari mengusap pipinya yang mengalir air mata "Kalita juga nggak mau ninggalin Nata tan, tapi, Lita juga nggak bisa ada didekat Nata" Kalita mencoba menahan tangisnya agar tidak pecah, ia mengusap wajah gusar, menggigit bibir bawah adalah cara Kalita agar bisa menahan tangis "Penyakit Kalita balik lagi setelah sekian lama Kalita dinyatakan sembuh, dan kali ini kata dokter penyakit Kalita udah nggak bisa disembuhin tan, Kalita juga nggak punya banyak waktu sekarang, maafin Kalita nggak bisa nepatij janji Kalita" tangis Kalita pecah begitu saja, ia tidak bisa lagi menahannya, dan ia membiarkan tangisannya pecah, mungkin dengan begitu ia akan sedikit tenang

Rasanya melegakan setelah bercerita panjang lebar kepada Nillam, ia tidak bisa mendengar jawaban, tapi baginya Nillam mendengarkan keluh kesahnya itu sudah cukup

Kalita menghapus sisa air mata pada pipinya, ia tersenyum kemudian beranjak meninggalkan makam yang tertulis nama mamanya Denata, Nillam Cintya binti Zehan Algio

Kalita meninggalkan pemakaman beberapa langkah, tapi suara seseorang mengintrupsinya sehingga ia menghentikan langkahnya. Ia membalikkan badan dan melihat Denata yang berdiri tidak jauh darinya

"Nata.."

Nata melangkahkan kakinya beberapa langka, mendekatkan dirinnya ke arah Kalita "Jangan pergi lagi bisa?" katanya sembari menatap dalam Kalita "Kalo saya kasih kesempatan lagi, kamu bisa janji nggak akan pergi lagi?" katanya, saat ini jarak Kalita dan Denata hanya dua langkah

Hening, Kalita tidak bisa berjanji dengan keadaannya, ia juga tidak bisa mengatakan apa yang terjadi pada dirinya

Tiba tiba Denata menarik lengan Kalita dan mendekapnya "Saya mohon jangan pergi lagi Ta" katanya lirih, ia semakin mengeratkan pelukannya, tapi Kalita tidak juga membalas pelukan tersebut

"Maaf Nat" Kalimat itu sangat tidak ingin Denata dengar, tapi pada akhirnya ternyata Kalita lebih memilih mengataknnya daripada berjanji untuk tidak pergi meninggalkannya

Denata melepaskan Kalita, mata elangnya menatap tajam "Kamu, saya harap jangan pernah muncul lagi dihadapn saya, dan jangan pernah berniat buat ngusik kehidupan saya" ucapnya lalu melangkah pergi meninggalkan Kalita. Lagi lagi Kalita hanya bisa melihat kepergian Denata. Tapi, tidak masalah, Kalita lebih suka melihat Denata melangkah pergi meninggalkannya, dibanding Denata yang melihat kepergiannya

***

Hari ini update 2 part, yeye...

Thanks for reading

Jangann lupa vote+comment

DenataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang