EIGHTEEN

1.2K 86 0
                                    

Hari ini Kalita berniat mennjenguk mama Denata. Ia sengaja tidak memberi tahu Denata, niatya sih mau kasih surprise, sekalian juga Kalita mau mendatangi Dania untuk check up lanjutan tentang penyakitnya

Begitu memasuki rumah sakit, senyuman Kalita mengembang, bukan karna ia suka berada di rumah sakit, tapi karna ia melihat kekasihnya yang sedang bermain dengan beberapa anak yang juga mempunyai sakit yang sama dengannya, kanker

Denata terlihat begitu menyayangi mereka, terutama anak yang kira kira berusia tiga tahun dalam pangkuannya, sesekali mereka tertawa, entah apa yang mereka bicarakan sehingga tawa pecah diantara mereka

"Nat.." panggilan Kalita membuat cowok yang tengah bergurau itu menoleh

Denata mengerutkan keningnya "Loh, katanya kamu mau pergi" ucapnya yang kebingungan dengan kedatangan Kalita

Kalita menampilkan cengiran kudanya "Hehe... gue kan mau kasih surprise"

"Ohh.."

Kalita mengerutkan alis "Gitu doang responnya? Kaget kek, tawa kek, seneng kek, apalah gitu, masa cuma ohh do-" Mata kalita membulat besar ketika Denata lagi lagi mengecup pipinya tanpa izin "Nataaaa!"

Teriakan Kalita membuat Denata terkekeh "Katanya minta di respon" ucapnya menampilkan wajah menyebalkannya

Kalita mengusap pipinya, ia menampilkan wajah bete tapi dalam hati senangnya minta ampun. Denata menurunkan anak kecil yang tengah ia gendong, lalu berbisik dengan beberapa anak kecil itu, dan entah apa yang dikatakan oleh Denata, anak kecil tersebut langsung berlari kecil ketika mendapat bisiskan dari Denata

"Loh loh kok mereka pada pergi?" tanya Kalita kebingungan

"Iya, soalnya saya bilang sama mereka kalo kamu galak" ucapnya sambil terkekeh

"Nataa ihh" katanya kesal, ia mengerucutkan bibirnya membuat Denata semakin terkekeh geli "Gausah tawa, kesel nih"

Denata mengacak rambut Kalita gemas "Nggak kok, saya suruh mereka balik ke kamarnya, soalnya emang udah waktu mereka istirahat"

"Ohh.."

"Masih bete? Perlu saya beliin balon nggak?"

Kalita menatap Denata "Maunya es krim" katanya mengedip ngedipkan matanya

Denata mengangguk "Yaudah nanti pulang saya beliin ya" katanya yang membuat Kalita mengangguk senang "Kamu mau jenguk mama kan?"

Kalita tersenyum menangguk

"Yaudah yuk.."

😊😊😊

"Belum ada perkembangan Nat?" tanya Kalita yang melihat mama Denata masih terbaring di atas ranjang rumah sakit

Denata menggeleng pelan "Tapi saya yakin, mama pasti bisa ngelewatin semuanya" katanya tersenyum kecil, tapi ada kesakitan di balik senyuman itu

Kalita mengelus punggung Denata "Mama lo pasti sembuh kok Nat, gue yakin, suatu saat pasti lo bakal bisa kumpul lagi sama mama lo" ucapnya memberi semangat

Cowok disebelah Kalita mengangguk "Makasih ya Ta.."

"Iya sama sama" sahut Kalita sembari memancarkan senyumnya

Setelah merasa cukup lama, akhirnya Kalita pamit pulang, awalnya Denata bersi keras buat nganterin Kalita, tapi setelah membuat alibi segala macem akhirnya Denata menyerah, dan hanya akan mengantar Kalita sampai ia menemukan taxi

"Nat.." panggilan Kalita membuat Denata menoleh ke arahnya

Kalita menggigit bibir bawahnya "Gue mau ngomong" ucapnya ragu ragu

Denata tersenyum "Yaudah ngomong aja Ta" sahutnya

"Gue... guee.. gu-"

"Yaudah ngomong aja sih kalo lo adalah cewek kecil waktu itu, susah amat"

Kalita dan Denata menoleh bersamaan ke arah suara, itu Samuel, dan cowok itu jalan mendekat ke arah mereka berdua

Samuel menampilkan senyuman liciknya "Lo udah nyia nyiain kesempatan yang gue kasi Ta, jadi tanggung sendiri akibatnya" katanya menatap Kalita licik

Denata yang tidak mengerti apa apa mengerutkan dahi "Kamu ada urusan apa sama dia?"

Kalita menggeleng "Nggak! Nggak ada Nat, yuk pergi, biarin aja dia" katanya menarik tangan Denata agar menjauh dari Samuel

Samuel tertawa "Lo takut Ta? Bukannya lo sangat percaya diri dengan keputusan lo itu hah?"

"Ada apa sih Ta?" tanya Denata yang semakin penasaran

Kalita tidak menghiraukannya, ia tetap menarik Denata menjauh dari Samuel

"Nat! asal lo tau ya, Kalita yang buat adik kita meninggal!"

Denata sontak diam ditempatnya, tenaga Kalita belum cukup kuat untuk menarik Denata yang memilih diam ditempat

Kalita menatap Denata dengan perasaan takut, takut Denata akan marah, takut Denata akan menjauh, takut Denata akan meninggalkannya,takut akan segala hal yang membuat hubungan mereka rusak

Samuel mendekat "Cewe lo ini, cewe yang beberapa tahun lalu lo temui di rumah sakit, dia yang pernah lo peluk sampe ngebuat Anggia shok dan meninggal, dia Nat orangnya, Kalita Anggraini"

"Nat.." Kalita menatap Denata, cowok itu pun menatap ke arahnya, entah apa arti dari tatapan cowok itu, yang pasti Kalita tidak bisa mengharapkan sesuatu yang baik terjadi, karna dia tahu bahwa Denata pasti akan marah dan bahkan akan meninggalkannya

***
Thanks for reading

Update setiap hari rabu

Ps : Please let me know if there is any mistake in this story

DenataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang