TWO

3.5K 173 5
                                    

"Hai gue Kalita Anggrain" senyuman kaku merekah di wajah gadis yang tengah berdiri di depan kelas barunya

Hari ini hari pertama Kalita masuk ke sekolah barunya, sungguh ia sangat sangat gugup, karna sekolah barunya ini terlihat sangat elit dan bagus, berbeda dengan sekolah dulu yang biasa saja

Kalita dipersilahkan duduk, dia duduk di bangku ketiga baris kedua bersama gadis berkuncir kuda dengan kacamata di wajahnya

Kalita tersenyum membalas senyuman gadis itu "Gue Kalita" sahutnya saat ditanyai namanya "Lo?"

"Panggil aja Irene" jawab gadis itu sambil membenarkan kaca mata yang melorot

Kalita baru ingin mengeluarkan buku dan alat tulisnya, tapi sebuah colekan dari belakang membuatnya menoleh

Seorang cowok tersenyum "Gue Nicolas Syaputra, panggil Niko aja"

"Kalita"

Kalita melirik ke sebelah Niko, dia familiar dengan wajah ini "Denata! Lo Denata kan?" Kalita menunjuk cowok yang dia tebak sebagai Denata itu

Yang ditanya hanya melirik malas tanpa berniat menjawab

Kalita yakin cowok itu Denata, mungkin karna cowok itu lupa, jadi dia mencoba mengingatkannya "Gue tetangga baru yang waktu itu dateng ke rumah lo, inget kan?"

Denata diam, sama sekali tidak menghiraukan gadis yang duduk didepannya, dia ingat hanya saja tidak terlalu penting baginya

Irene menyenggol Kalita yang masih berusaha membuat Denata ingat "Gurunya udah dateng tuh" katanya membuat Kalita langsung membalik badannya dan fokus pada pelajaran pertama di kelas baru

😊😊😊

Bell istirahat berbunyi sangat keras

Tapi teriakan siswa siswi kelas 11-IPA 2 lebih keras dibandingkan bell itu, akhirnya setelah berjam jam berkutat dengan rumus rumus Fisika dan Kimia yang sangat menyulitkan, waktu istirahat tiba

Awalnya Kalita ingin pergi ke kantin bersama Denata, tapi Irene sudah menariknya terlebih dulu sehingga gadis itu tanpa bisa memilih mengikuti Irene yang sudah menariknya

Sesampainya di kantin, dengan sangat berbaik hati Irene memesankan makanan untuk Kalita, katanya sih sebagai sambutan anak baru gitu

Irene datang dengan dua buah mangkuk bakso

"Nih Ta"

Kalita tersenyum "Thanks ya, lo baik banget sih"

Irene balas tersenyum "Ah bisa aja lo" ia membenarkan kaca matanya "Oh iya lo jangan deket deket sama Dena deh mendingan"

Kening Kalita mengerut bingung , Dena? "Denata maksud lo?" Irenen mengangguk "Kenapa?"

Mata Irene jelalatan mencari seseorang, ia mendekatkan wajahnya saat dirasanya aman "Denata itu cowok yang paling ditakutin disekolah, pokoknya dia nyeremin deh" jelas Irene berbisik, dalam hati ia berdoa, semoga yang dibicarakan tidak berada didektanya

"Badboy?"

"Yaa.. sejenisnya lah ya"

Binar senyum terpampang di wajah Kalita "Gue suka badboy" katanya sumringah, Irene memandang Kalita aneh "Soalnya yang gue baca di novel novel badboy itu cool banget, nolongin cewenya, cuek cuek gimana gitu"

Irenen menggeleng "Beda Ta.." ucapnya "Badboy dunia fantasi dan dunia nyata itu beda, oke di novel badboynya itu jantan, cool, baik, tapi kita nggak tau kan badboy di dunia nyata itu kek apa" Ia mencoba menasehati Kalita "Dan yang gue tau Denata bukan badboy yang kayak gitu, dia bukan cowok baik"

Kalita tersenyum tanpa arti, ia memegang bahu Irene "Gue emang belom tau sepenuhnya tentang dia, tapi Ren, dari matanya gue bisa liat kalo Nata itu cowok baik" katanya menghilangkan kecemasan Irene

"Nata?"

Kalita mengangguk "Iya, gue suka nama Nata, jadi gue bakal manggil dia Nata" Irene mengangguk mengerti

Tadinya Irene ingin melarang Kalita mendekati Denata, tapi senyuman Kalita membuatnya menghela nafas pasrah, dia dan Kalita memang baru bertemu tadi pagi, tapi entah kenapa sepertinya dia dan Kalita akan menjadi sahabat dekat

Kalita meminta Irene untuk menceritakan keseharian Denata, sifat Denata, dan apa yang dilakukan Denata, tapi ia tidak terlalu banyak mendapat informasi dari Irene, karna Irene bilang, Denata itu cowok paling ditakutin, jadi Irene nggak pernah berani dekat dengan Denata

Denata itu pendiam, jarang berbicara, kalau ada yang nanya atau ada yang manggil dia Cuma ngelirik malas, yang nanya Cuma bisa diam, karna lirikan Denata itu sudah mampu membuat siapapun takut. Denata bukan badboy yang banyak disukai wanita, justru Denata adalah cowok yang paling di takuti di sekolah ini

Denata bukan tipekal murid yang suka ngebantah atau ngejahilin guru, dia bisa dikatakan teladan, tapi selalu kena poin gara gara penampilannya yang nggak rapih, kadang dia juga suka bolos jam pelajaran, tapi dia nggak pernah sampe ketauan ngerokok atau semacamnya

Teman Denata itu Cuma satu, yaitu Niko-teman Denata dari SD, sebenarnya banyak yang ingin berteman dengan Denata, semua dari kalangan cowok perusuh, tapi Denata nggak mau, nggak tau apa alsannya

Hanya itu informasi yang Kalita dapatkan dari Irene, Kalita sangat bertermakasih dan berjanji akan mentraktir Irene lain kali

"Lo yakin mau deketin Denata?"

Kalita tersenyum "Kenapa enggak?"

Wajah Irene terlihat cemas "Tapi dia itu menakutkan Ta"

Sambil tersenyum Kalita menggeleng "Semenakutkannya dia, nggak mungkin kan dia bakal ngebunuh gue?" katanya, Irene mengangguk ragu, tapi bisa jadi, siapa yang tau kalau Denata psikopat? "Lagi pula dibanding menakutkan, justru menurut gue dia itu misterius"

***
Thanks for reading

Update? Sebisa yutha.. maaf kalo yutha telat update atau lama ya

Ps : Please let me know if there is any mistake in this story

DenataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang