vote dulu sekarang sebelum kelupaan 😊
***
Kami dipertemukan di dalam sajak-sajak yang tersusun dari rima rindu tak terhingga.
Berjumpa kembali dalam rotasi setelah sempat terpisah dalam masa.
Di bawah takdir Tuhan, kami menyatu layaknya Adam dan Hawa.***
Deka nyaris terlambat berangkat sekolah, untungnya ia masih diperbolehkan masuk oleh pak Rahmat, satpam sekolah. Sial benar ia hari ini, ada ulangan ekonomi, belum piket pagi, di depan kelas bertemu orang ternyebelin pula. Sudah tau Deka sedang buru-buru, ia malah menjahili Deka dengan mencegatnya di ambang pintu."Minggir nggak lo!" Bentak Deka pada cowok tinggi itu.
Bukannya menyingkir, ia justru menunjukkan arloji yang melingkar di tangan nya. Waktu menunjukkan pukul 07.05, bel masuk juga sudah berbunyi lima menit yang lalu. Itu artinya, kalau tidak dengan belas kasihan pak Rahmat, Deka sudah telat hari ini.
"Bisa lihat kan? lo udah telat. Nggak boleh masuk," Ucap cowok tinggi itu.
"Eh kucing sampah! lo itu kaya bocah tau nggak, enek gue liatnya," Ucap Deka.
"Jangan liat-liat ah, jadi malu," Ucapnya dengan ekspresi menjijikan.
"Tambah jijik gue... gue belum belajar dan piket, Sampah! minggir nggak!" Deka berusaha mendorongnya.
Cowok yang Deka sebut 'kucing sampah' ini adalah Dias. Cowok paling resek yang menjabat sebagai ketua kelas XI IPS 4. Dia adalah cowok yang paling sering bertengkar dengan Deka. Semua juga tau kalau prinsip Deka 'aturan ada untuk dilanggar', sedangkan Dias adalah ketua kelas yang tertib aturan. Jadi gimana mereka mau akur, sifatnya saja bertolak belakang.
"Jadi masuk nggak nih?" Tanya Dias.
Walau sifat jahil sudah melekat pada dirinya, tetap saja Dias tidak tega melihat Deka ngambek. Seorang Deka juga bisa ngambek beneran kalau dipermainkan begini. Dias pun menyingkir memberi jalan untuk Deka. Deka kemudian berjalan tanpa sepatah kata pun.
Namun setelah ia berhasil masuk kelas, gantian Deka menutup pintu dari dalam biar Dias tau rasa. Dias pun menarik pintu dengan kuat, namun Deka juga tak kalah kuat menahan pintu. Soal tarik menarik Deka memang sudah tidak asing lagi. Dia sudah terbiasa ditarik-ulur hatinya oleh Hima.
"Dasar cewek kebo sialan!" Seru Dias setelah berhasil membuka pintu.
"Diem lo kucing sampah!" Balas Deka.
Ia pun duduk di samping Ratu, kemudian membuka buku ekonominya. Deka membaca ulang kembali materi kemarin-kemarin yang terasa asing baginya. Di sampingnya, Ratu duduk santai sambil memainkan ponselnya.
"Kok lo santai banget, Tu? udah belajar ya! ngaku!" Seru Deka sampai beberapa anak menoleh ke arahnya.
"Santai ngapa bocah! gasah ngegas! suara lo itu udah kaya toa," Ucap Ratu.
"Sori dah, abis gue syok," Ucap Deka.
"Gue cuma baca-baca doang," Ucap Ratu.
"Sama aja setan!" Seru Deka.
***Beruntungnya Deka karena jam ekonomi ternyata kosong. Digantikan dengan tugas mencatat materi selanjutnya. Tapi yang namanya IPS 4, waktu emas seperti jam kosong paling afdal untuk cabut ke kantin. Sedangkan Deka dan Ratu memilih untuk mengabsen teman-teman yang sedang pelajaran. Itung-itung sebagai ajang pamer, karena kelasnya kebagian jam kosong.
"Hima!" seru Deka dari luar kelas Hima.
Sontak anak-anak di kelas menoleh ke arah Hima, beberapa saat kemudian seisi kelas tampak menyorakinya. Wajah Hima bersemu merah. Siapa yang tidak salting, ketika kelas sedang hening tiba-tiba saja ia dipanggil oleh Deka. Cewek itu ada-ada saja tingkahnya, tidak bisa sehari saja tidak ngerecokin Hima.
***
Jam istirahat tiba, seperti biasa kalau sedang mager Hima memilih untuk main game di kelas. Saat ia membuka ponselnya, ternyata ada notifikasi chat dari Deka.DK : keluar gih
DK : salting ya?
DK : kalo nggak keluar gue samperin ke kelasHima pun melongok ke luar jendela, terlihat beberapa temannya sedang makan bekal dan tidak ada Deka disana. Tandanya Deka hanya pura-pura akan mendatanginya ke kelas. Hima hampir jantungan mendapati Deka sudah duduk di sebelahnya.
"Allahuakbar... ngapain lu disini?" Tanya Hima.
Deka rada kaget juga, padahal baru kemarin Hima sudah bisa gombal. Ia pikir perasaan Hima padanya sudah meningkat. Namun ternyata masih sama seperti biasanya, hanya datar adanya.
"Numpang duduk doang, mau nggak?" Deka menawarkan mie lidi yang super pedas.
Fyi, mie lidi yang super pedas ini adalah makanan favorit anak SMA 28. Kalau tidak berdesak-desakan dan datang awal, maka tidak akan bisa dapat mie lidi limited edition ini.
"Enggak ah, pedes," Ucap Hima.
"Yeu cemen, cobain deh sedikit aja," Ucap Deka seraya menyodorkan mie lidi.
"Nggak mau, dibilang," Ucap Hima sambil mendorong tangan Deka.
Deka menatap Hima dengan bete. Yakali cowok enggak berani pedes. Kalau sudah begini terpaksa Deka harus menjejali Hima. Biar Hima tidak manja-manja amat jadi cowok. Sesekali ia harus merasakan mie lidi yang pedas nan panas. Sepanas hati Deka saat Hima didekati adik kelas ganjen alias Lily.
Deka tidak bisa berhenti tertawa saat Hima kelabakan cari air minum. Kalau Al ghazali tetap terlihat ganteng saat kepedasan di iklan b*n cabe, versi cupunya ini malah terlihat seperti cacing mau lahiran. Hima langsung marah-marah setelah rasa pedasnya sudah mendingan.
"Hahah ya maap, idiih marah..." Goda Deka.
Bahkan ekspresi ngambek Hima itu nggak banget. Ia memasang tampak sok garang, seakan tidak ingat baru saja ekspresinya seperti banci kena razia. Deka menahan tawanya, kalau ia tertawa terus nanti Hima marah beneran.
"Tauk ah, balik kelas gih," Usir Hima.
"Nanti kangen lagi. Eh titip pesan dong buat Raka," Deka pun bangkit dari posisi duduknya.
Fyi, Raka adalah teman sebangku Hima di kelas, sekaligus teman satu bimbel Ratu.
"Buat Raka? pesan apaan?"
"Jagain temen sebangkunya, biar tetep fokus ke gue," Ucap Deka kemudian menghilang dari hadapan Hima dengan cepat.
Padahal kalau ia perhatikan baik baik, diam-diam Hima menyunggingkan seulas senyum manisnya. Entah senyum itu timbul karena perkataan Deka barusan, atau ada hal lain yang sedang ia pikirkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/143286057-288-k730806.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Insane #Wattys2019
Teen Fiction[tahap revisi] "Pas banget! Gue lagi nyari jodoh, eh malah ketemu, lo." -Deka "Gila lo." -Hima