Vote dulu sekarang sebelum kelupaan😊
***
Ratu sedang menunggu Deka di depan kamar mandi. Padahal sudah dari tadi, namun Deka tak kunjung keluar. Kayaknya lagi sembelit sih, atau emang nyaman aja ngejongkrok di dalam WC. Ratu pun mengetuk-ngetuk pelan, takut Deka mati di dalam. Tak lama setelah itu terdengar suara kloset diguyur. Deka kalau sudah boker suka lupa dunia dan seisinya.
"Setdah, lama amat lu, De. Bentar lagi masuk nih," Ucap Ratu tidak sabar
Ratu mulai bete dan pegal juga terlalu lama menunggu Deka. Masalahnya ini nggak ada bayarannya, mana Deka diem aja bukannya ngajak ngobrol atau gimana gitu. Deka pun berseru dari dalam, menyuruh Ratu untuk balik duluan. Akhirnya Ratu kembali ke kelas. Ketika bel masuk berbunyi, Deka mulai tidak tenang. Aktivitas bokernya pun terpaksa dihentikan. Ketika gagang pintu diputar, ternyata pintu tak kunjung terbuka. Awalnya Deka santai, tapi lama-lama dirinya mulai panik.
"WOY! SIAPAPUN TOLONG GUE! GUE KEKUNCI INI! KAMPRET EMANG!" Teriak Deka.
Begitulah Deka kalau lagi panik, suka ngegas. Untungnya selang beberapa menit, terdengar suara langkah mendekat. Hanya sekali putar, pintu langsung terbuka. Deka pikir ia kekunci, ternyata pintunya memang rada macet. Maklum lah, ini WC guru jadi jarang Deka pakai kecuali saat gawat darurat. Tau sendirilah kalo WC guru lebih wangi dan bersih. Makanya ia tidak tau soal pintu macet ini.
"Lah? kok lo?" Tanya Dias.
"Eh? Sampah! kok lo sih," Deka ikut-ikutan.
"Yeu... udah ditolong malah gitu, lagian lu teriak-teriak kekunci padahal lo-nya yang nggak bisa buka pintu," Ucap Dias.
"Ya lo kan tau, gue ini lemah lembut. Mana kuat narik pintu karatan kaya gini," Ucap Deka.
"Btw, gue menciyom bau-bau busuk deh," Ucap Dias sambil mengendus-endus ke arah WC.
Entah closetnya mampet atau gimana, yang jelas tadi itu tahi Deka rada susah disiram. Ini WC guru bobrok banget perasaan, bagus luarannya doang. Dias melongok-longok ke dalam. Jangan sampai dia tau kalau Deka baru boker, kalau beritanya tersebar bisa-bisa para guru melaknat tempat ini lagi. Kemudian dipasang tulisan di depan kamar mandi, 'Deka dilarang masuk' udah kaya pemulung aja kan dilarang masuk.
"Apaan sih woy! perasaan lu doang. Balik kelas yuk ah," Ucap Deka sambil menarik tangan Dias.
Tujuannya supaya Dias nggak penasaran dan mengendus-endus wc bekas Deka tadi. Apalagi bel sudah berbunyi sejak tadi, nanti bakalan heboh kalau mereka berdua telat masuk kelas bersamaan.
"Kann... mulai cabul, pegang-pegang di depan wc," Ucap Dias sambil menatap tangannya.
Deka auto kaget, habisnya dia nggak ngapa-ngapain masa dibilang cabul. Dias aja yang baper, cuma dipegang tangannya doang padahal. Lagian mana ada cewek yang cabul ke Dias, yang ada sebaliknya.
"Allahu... nggak ada niat, demi!" Seru Deka.
"Alaaah... ga percaya gue. Modus kan lo pegang-pegang," Ucap Dias tetap menuduh Deka.
"Woy, Sampah! bel udah bunyi daritadi, lo masih mau ngebacot sampe kapan?"
"Lah? iya juga ya. Yaudah gue nggak jadi boker deh," Ucap Dias.
Alhamdulillah, selamat dari hujatan guru-guru -Deka
Walaupun tidak jadi telat bersama, tetap saja mereka masuk kelas bersamaan. Padahal Deka dan Dias kalem-kalem saja, justru anak kelas yang heboh sendiri. Kelas Deka emang SMA rasa SD, setiap ada yang deketan dikit langsung disoraki. Maklum jam kosong, jadi mereka bebas teriak-teriak. Padahal kelas IPS 4 ini dekat kantor, tapi yang namanya IPS 4 mau disindir guru macam apa saja tidak berpengaruh. Asal mereka bahagia aja udah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Insane #Wattys2019
Novela Juvenil[tahap revisi] "Pas banget! Gue lagi nyari jodoh, eh malah ketemu, lo." -Deka "Gila lo." -Hima