Alunan melodimu, selaras degup jantungku
Berpadu, menciptakan sebuah mahakarya rasa
~coretan dekatHima yang sedang menyapu depan kelasnya, hampir saja tertabrak Deka yang lari begitu kencang. Bahkan Deka menabrak tempat sampah milik kelas Hima, hingga isinya berserakan. Melihat itu, Deka berbalik dan membenahi sampah-sampah yang ia jatuhkan.
"Lo ngapain sih, De? Pagi-pagi udah ngerusuh." Ucap Hima seraya membantu Deka memunguti sampah.
"Sori sori... gue lagi buru-buru soalnya." Ucap Deka.
"Memangnya ada apa?" Tanya Hima.
Dari kejauhan, seorang cowok bertubuh jangkung tampak menghampiri mereka. Deka cepat-cepat bersembunyi di balik punggung Hima. Ia meminta Hima untuk menutupinya. Padahal jelas-jelas cowok itu sudah melihat Deka.
"Hei... Lo!" Serunya.
"Gue?" Tanya Hima sambil menunjuk dirinya.
"Bukan, cewek di belakang lo." Ucapnya.
"Di belakang gue ada cewek?" Tanya Hima pura-pura bego.
Cowok jangkung itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia kemudian berjalan mengitari Hima. Hima juga mengikuti langkah cowok jangkung itu untuk tetap menutupi Deka.
"Kalian berdua ini kenapa sih?" Tanya Cowok jangkung.
"Dia siapa sih?" Bisik Hima pada Deka.
"Gue juga nggak kenal, dia emang cowok aneh." Jawab Deka.
"Lo kali yang aneh." Ucap Cowok itu.
"Eh, kedengeran ya?" Tanya Deka sambil nyengir.
"Nih, tadi jatuh. Gue cuma mau ngasihin ini." Ucapnya sambil memberikan flashdisk Deka.
Hima jadi bingung dibuatnya, sebenarnya dia ini siapa. Cowok ini yang aneh, atau malah Deka yang aneh. Katanya Deka nggak kenal, tapi kok dia mengembalikan flashdisknya. Mana pake acara kejar-kejaran segala, Hima kan jadi agak gimana gitu.
"Makasih ya, sori buat yang tadi." Ucap Deka.
"Kok sori? Katanya nggak kenal?" Tanya Hima.
"Emm, ceritanya panjang." Ucap Deka.
Hima menaikkan sebelah alisnya, ia tambah curiga kalau mereka sebenarnya saling kenal. Cowok jangkung kemudian pergi meninggalkan mereka. Usai kepergiannya, Deka juga bergegas menuju kelasnya. Namun Hima menahan tangannya.
"Lo nggak lagi bohongin gue kan?" Tanya Hima.
"Kapan-kapan deh gue ceritain, kalo sekarang lagi banyak kerjaan." Ucap Deka.
Hima pun melepas tangan Deka, membiarkannya pergi begitu saja.
***Acara perayaan ulang tahun sekolah yang katanya dimulai pukul 08.00 WIB ini, ternyata mundur satu setengah jam. Setelah panitia OSIS mengumumkan kepada seluruh siswa untuk berkumpul di halaman, tak lama setelahnya sekumpulan siswa langsung berhamburan memenuhi halaman.
Berbeda dengan kelas Deka, yang malah sedang ribut membahas lomba-lomba. Iya, ributnya baru sekarang ketika beberapa jam lagi lomba dimulai. Padahal seminggu yang lalu, panitia sudah mengumumkan pada tiap-tiap kelas untuk segera mempersiapkan lomba-lomba. Kemudian salah satu nyeletuk, agar lombanya dibahas di grup saja. Seisi kelas langsung setuju, dan beginilah hasilnya. Tidak menghasilkan apa-apa.
"Bodo amat yang udah gue tunjuk harus mau." Ucap Dias.
"Bangke! keputusan sepihak itu namanya!" Seru Syanin tak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Insane #Wattys2019
Teen Fiction[tahap revisi] "Pas banget! Gue lagi nyari jodoh, eh malah ketemu, lo." -Deka "Gila lo." -Hima