Mampir

339 70 98
                                    


Membuat karya itu nggak mudah, jadi tolong hargai cukup dengan memberi vote.

***

Hari ini Deka telat berangkat sekolah, gara-gara semalam dia nonton bola hingga larut malam. Alhasil, Deka telat bersama si Kunyuk alias Dias. Belakangan cowok ini mepet Deka terus, entah karena naksir atau hanya iseng. Deka sih cuek saja, orang gila seperti Dias tidak usah terlalu dibawa perasaan.

Deka tahu betul, bagaimana Dias, dan dia bukan tipikal cowok yang serius. Nyatanya banyak cewek-cewek di kelasnya yang jadi korban PHP Dias. Untung Deka rada ngotak, tidak hanya mengandalkan hati namun juga logika.

“Eh... telat bareng kita, kayaknya jodoh, De.” Ucap Dias.

“Ngalus mulu lu, Amplas. Biasa juga ngeselin.” Ucap Deka.

“Lo nggak tau kalo cinta bisa berawal dari berantem sehari-hari?” tanya Dias.

“Yeu, banyakan nonton eftivi, sih. Realitanya, kalo berantem tiap hari ya lama-lama tambah kesel, mana ada jadi jatuh cinta.” Jawab Deka.

Dias mencebik kesal, sudah susah payah ngalus, eh dibalas kasar oleh Deka. Soalnya sebagai perempuan, Deka paling anti disama-samain dengan kebanyakan cewek yang mudah terkena bujuk rayu si Kucing Sampah alias Dias.

Setelah mendapat hukuman berupa membersihkan lab komputer, keduanya kembali ke kelas bersamaan. Seperti biasa, sorak-sorai memenuhi seisi kelas. Mereka berpikir kalau Deka dan Dias janjian akan telat bareng. Mana Dias senyum-senyum salting seakan mengiyakan tuduhan anak-anak kelas, minta dipenggal emang.

***

"Hima!" seru Deka.

Namun yang dipanggil tidak mau menoleh. Deka pun menoyor kepala Hima dari belakang, seraya merangkul lehernya kencang. Hima refleks menghentikan langkahnya.

"Lepasin, lo tuh ya barbar banget sih jadi cewek!" bentak Hima.

"Pinjem lks kimia dong," ucap Deka

"Buat kapan?" tanya Hima

"Besok, soalnya ada ulangan open book."

"Gue kagak bawa sekarang."

"Ya udah, gue ambil ke rumah lo." ucap Deka santai.

***

Deka mengendarai motornya beriringan dengan motor Hima. Sebenarnya ia sedikit tidak enak, karena sikap Hima lebih cuek dari sebelumnya. Hima bahkan hanya menanggapi pertanyaan-pertanyaan Deka dengan singkat. Ia terlihat berbeda dari biasanya.

Hima memarkirkan motornya di depan rumah, kemudian masuk ke dalam tanpa mempersilakan Deka masuk. Sebagai tamu tak tau diri, Deka ikutan masuk setelah melihat Hima masuk. Ia duduk manis di ruang tamu Hima, karena Hima sudah masuk ke ruang tengah.

"Mas Uzan! Makan dulu sih..." seru seorang wanita dari dalam rumah Hima.

"Bentar, Mi." ucap Hima

Deka tertawa geli mendengar panggilan Hima dirumah. Sepertinya Hima adalah  cowok manja dirumah. Makan aja masih disuruh, sedang Deka justru tukang ngabisin makanan di rumah.

Deka sedang bersantai sambil melihat-lihat akuarium Hima yang ada lampunya. Tentu Deka kagum melihat ikan hias yang lucu-lucu seperti pemiliknya, karena Deka taunya cuma cupangnya bang Darel yang sering ia kobok-kobok biar siripnya mengembang.

"Loh? Temennya Jauzan ya?" tanya seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah Uminya Hima.

"Eh astaghfirullah!" seru Deka kaget, untung refleksnya tidak berkata kotor.

Insane #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang