Indomaret

759 108 214
                                    

Deka sedang kesal dengan abangnya, Darel (Arel) jadi dia mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Pasalnya abangnya ini menyuruhnya membeli beberapa makanan di Indomaret, tanpa memberi upah. Sebenarnya Deka paling anti disuruh-suruh tanpa dibalas jasa, namun ia terpaksa karena masih membutuhkan hotspot dari abangnya.

Deka hampir sampai di depan Indomaret, ia pun berniat memarkirkan motornya. Namun karena tubuhnya sedang tidak seimbang, dia harus menahan malu akibat terpeleset di parkiran Indomaret. Sumpah ini nggak lucu, Deka benar-benar ingin langsung pulang kalau saja ia tidak diamanahi membeli makanan.

Seseorang pun mendekat hendak membantu. Sayangnya yang ia selamatkan adalah motor Deka yang ambruk, bukan orangnya. Deka sudah hampir kesal, sebelum ia melihat wajah penolongnya yang tampan ini. Mau bagaimanapun juga, kalau melihat orang ganteng macam ini sakitnya langsung hilang.

"Al ghazali..." Ucap Deka dengan noraknya.

Orang itu celingukan, padahal tidak ada siapapun dibelakangnya.

"Eh bentar... hadep sana coba!" Perintah Deka.

Cowok polos itu pun menghadap ke samping sesuai perintah Deka. Kemudian Deka mengamati baik-baik, sekilas dia memang terlihat seperti kembarannya Al ghazali. Tapi kalau dilihat-lihat, kenapa wajah Al jadi sedikit cupu ya. Lagian mana ada Al ghazali pergi ke Indomaret, pasti langsung diserbu cewek-cewek dalam sekejap. Ini malah nolongin orang kepleset.

"Lo siapanya Al ghazali?" Tanya Deka.

"Gue ponakannya Ahmad dani." Jawabnya.

"Hah?! beneran?"

"Ya enggaklah, bego," Ucapnya sambil tertawa terbahak-bahak.

Mendengar dirinya dibodohi, ingin rasanya Deka memaki Al ghazali cupu ini. Sayangnya dia telah menolong Deka hari ini, ralat, motornya Deka. Tapi tetap saja, Deka geram dengan muka songong Al ghazali cupu ini. Deka pun menginjak kakinya hingga ia menghentikan tawanya. Berganti dengan mengumpat keras.

"Gila lo! Sakit tauk!" Serunya.

"Rasain! salah siapa ngerjain gue," Ucap Deka.

"Lo sih bego, salah siapa percaya sama omongan gue," Ucap Al ghazali cupu.

"Salah siapa lo ganteng,"

Skak. Al ghazali cupu langsung bungkam, cewek ini bener-bener udah gila. Dia ngomong seakan-akan nggak ada orang di depannya. Gimana kalau Al ghazali cupu mati kebaperan?. Kini giliran Deka yang mentertawakannya lantaran ekspresi Al ghazali cupu yang nggak banget.

"Kok diem? baper ya?" Tanya Deka.

"Najis, mana ada gue dibaperi cewek kepleset." Jawab Al ghazali cupu.

"Cewek cantik mah bebas, mau kepleset dimana aja enggak masalah." Jawab Deka super pede.

Al ghazali cupu hanya bisa geleng-geleng kepala. Selain gila, cewek kepleset ini rupanya tidak punya malu. Masih mending ada yang mau nolong. Al ghazali cupu pun mengabaikan Deka, dan segera mengambil sepedanya. Deka sebenarnya ingin mengatakan sesuatu sayangnya Al ghazali cupu terlalu cepat berlalu. Deka pun hanya bisa membatin.

"Kayak kenal sama sepedanya. Iya, gue pernah lihat di parkiran sekolah" Batin Deka.

Deka pun masuk ke Indomaret, kemudian memasukkan daftar makanan yang tertera di catatan ponselnya ke dalam keranjang. Setelah selesai, ia segera membayarnya. Tiba-tiba saja bahunya ditepuk dari belakang, Deka hampir terlonjak kaget. Ternyata dia adalah kak Ibra, teman bang Arel yang cukup dekat dengan keluarga Deka.

"Nikmat manakah lagi yang engkau dustakan" Batin Deka.

Sebenarnya Deka pernah naksir berat dengan kak Ibra. Sayangnya kak Ibra hanya menganggapnya tidak lebih dari seorang adik. Kak Ibra juga sepertinya sudah mempunyai pacar. Maka harapan Deka untuk lebih dari sekadar kakak-adik zone kandas sudah. Tapi dia heran juga, setelah melihat Al ghazali cupu kali ini ia bertemu kembarannya Rio Haryanto. Belakangan orang-orang ganteng senang berkeliaran di Indomaret.

"Sendiri aja, Dek?" Tanya kak Ibra.

"Iya, pacar kakak mana?" Tanya Deka spontan.

Setelah menyadari kata-katanya, Deka segera memaki diri sendiri kenapa ia sebodoh itu. Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba tanya pacar. Aduh... benar-benar Deka ini. Kak Ibra pun tersenyum kikuk.

"Kakak sendiri aja kok," Ucap kak Ibra.

"Wah kita sama-sama sendiri, kenapa nggak jadian aja?" Batin Deka.

"Kakak udah lama disini?" Tanya Deka.

"Lumayan, lagi nyari bahan makanan cuma nggak nemu." Jawab kak Ibra.

Tunggu dulu, kalau kak Ibra sudah disini daritadi berarti dia lihat Deka kepleset? semakin jelek saja citranya di depan kak Ibra. Deka pun berusaha menutupi pipinya yang memerah. Kenapa sih pake ada acara kepleset segala. Kalau saja ia tahu akan bertemu dua orang ganteng hari ini, tentu ia akan menjaga diri agar tidak kepleset.

"Kak Ibra... lihat... aku?" Tanya Deka ragu-ragu.

"Ini masih diliatin." Jawab kak Ibra sambil tersenyum simpul.

Deka ingin pingsan melihat nikmat Tuhan yang satu ini. Tapi kalau pingsan, nanti dia tidak bisa melihat senyum kak Ibra lagi makanya Deka menahan diri agar tidak pingsan. Apa kak Ibra tidak tahu kalau Deka begitu lemah dihadapannya? kenapa ia malah menyuguhinya dengan senyum manisnya.

"Maksudnya di depan Indomaret,"

"Ohh... tadi itu cewek yang kepleset kamu?" Tanya kak Ibra.

Sial, tau gitu Deka nggak jadi nanya. Ia malah membongkar aibnya sendiri.

"Lucu banget si, masa kepleset di parkiran," Ucap kak Ibra sambil tertawa.

nggak papa deh gue dipermalukan, asalkan abangnya jadi ketawa gini - Deka

"Kak, aku duluan yaa," Ucap Deka setelah selesai membayar belanjaannya.

"Iya, hati-hati ya... Itu pintu jangan ditabrak," Goda Kak Ibra.

Deka hanya tersenyum, kemudian segera pergi dari tempat sialan itu. Sesampainya di rumah ia segera mencari sumber kesialan hari ini, siapa lagi kalau bukan bang Arel. Ia mencari-cari bang Arel di kamarnya, namun tidak ada. Ternyata bang Arel sedang duduk santai di ruang tengah, sambil menikmati camilan. Deka sudah bersiap meluapkan emosinya.

"De, itu hotspotnya udah abang hidupin. Kalau nggak pake ponsel abang aja, nganggur tuh" Ucap Bang Arel.

Niat Deka untuk marah sejadinya pun ia batalkan, mengingat tawaran bang Arel yang lebih menggiurkan. Sekali lagi, Deka hanya wanita lemah yang tidak tahan dengan gratisan. Apalagi dia sedang benar-benar membutuhkan internet. Untuk chat dengan teman-temannya, stalking doi, juga update cerita di wattpadnya.

***

Hima membuka ponselnya, tumben akun coretan dekat belum mengoceh hari ini. Biasanya ia memenuhi notifikasi Hima, dan isinya spam semua. Namun notifikasi justru datang dari instagramnya. Seseorang mengomentari foto yang Hima posting dengan caption puitis.

karinasalma : colab sama coretan dekat dong.

Asagania : colab sama Deka sa kl.

Masih banyak komentar lain yang meminta Hima untuk colab dengan coretan dekat. Hima tentu menolak mentah  mentah, yang benar saja mana mau Hima berurusan dengan cewek gila itu. Namun semakin lama, semakin banyak komentar yang memintanya untuk berkolaborasi dengan coretan dekat. Bahkan salah satu dari mereka menandai Deka langsung.

Hima jadi penasaran, siapa sih coretan dekat yang waktu itu tidak jadi menemuinya. Bagaimana wajah sebenarnya dari bocah ngeselin itu. Hima pun membuka akun coretan dekat. Alih-alih foto selfie sampai ratusan, yang ada hanya foto tumbuhan dan benda-benda random. Coretan dekat menyembunyikan identitasnya dengan baik, sampai-sampai Hima yang satu sekolah tidak tahu wajah aslinya.

Namun seseorang menandai Deka dalam sebuah foto, Hima pun membukanya. Tampak beberapa gadis cantik dalam balutan kebaya, tersenyum manis pada kamera. Kemudian dibelakang mereka nampak seorang gadis, dengan muka setan yang melambaikan tangan ke arah kamera. Dilihat dari posenya, dia pasti berniat mengganggu jalannya sesi foto. Ternyata gadis setan itu adalah Deka. Memang ini orang, nggak pernah sekali saja terlihat normal. Alhasil Hima tidak bisa melihat dengan jelas wajah asli coretan dekat. Wajah normalnya lebih tepatnya.

Insane #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang