Jiwa mengeringkan rambut nya yang basah menggunakan handuk kecil.
Kaki gadis itu langsung menuju handphone yang tadi dia charger.Mencari nomor Nadya, lantas gadis itu langsung menelpon nomor tersebut saat dia sudah menemukan nya.
"Halo?" Sapaan dari seberang terdengar malas-malasan.
"Nad, Lo lagi tidur?"
"Iya." jawab Nadya pendek, tak lama terdengar suara gadis itu menguap.
"Nad, gue ke rumah lo ya? Bunda ada kan?" Jiwa mulai menyisir rambutnya dengan satu tangan.
"Mau ngapain? Bunda ada kok."
"Mau numpang makan, Gue langsung otw ya? See you Nadnad." Jiwa langsung mematikan telpon secara sepihak, takut-takut nanti Nadya akan mengomelinya.
Jiwa melangkah bersemangat, saat membuka pagar, Jiwa menoleh sebentar ke pos satpam. Disana mang supri sudah tida ada. Mungkin pria paruh baya itu benar-benar sudah pergi ke sekolah Jiwa.
Mengabaikan hal tersebut, Jiwa malah berjalan kerumah tetangga disebelah rumah mereka.
Sampai didepan pagar, Jiwa langsung masuk begitu saja. Hal seperti ini memang sudah biasa Jiwa lakukan mengingat betapa dekatnya keluarga Jiwa dengan tetangga nya tersebut.
"Assalamulaikum," salam Jiwa sembari masuk kedalam rumah.
Gadis itu langsung menuju kedapur, disana dia menemukan seorang wanita paruh baya sedang memikser entah apa didalam baskom kecil.
Pantas saja salam Jiwa tak dijawab.
"Assalamulaikum." Jiwa mengucap salam lagi.
Wanita itu menoleh. Lalu tersenyum saat tau siapa yang datang.
"Eh Wawa. Sini Wa, bantuin tante bikin brownies," kata wanita itu ramah.
Jiwa mendekat, lalu melihat apa yang sedang wanita itu lakukan.
"Ihh kayaknya enak deh."
"Iya dong, siapa dulu yang bikin."
Jiwa terkekeh mendengar penuturan wanita itu.
"Oh iya. Kamu cari Oji ya?"
Jiwa mengangguk.
Lalu kembali kekursi makan dan duduk cantik disana.Jiwa memang sedang berada dirumah Oji. Mereja sudah bertetangga dari beberapa tahun yang lalu.
Dan seperti inilah Jiwa jika sudah berada dirumah Oji, tak tahu malu seperti sedang dirumah sendiri.
"Dia mana tante?"
"Ada kok, baru aja masuk kamar. Lagi main PS kayaknya. Eh kamu nggak mau bantuin tante nih, malah duduk cantik disitu."
Jiwa terkekeh.
"Wawa mau pergi tan. Jadi gak bisa bantuin. Ini rencana nya mau minta tolong Oji buat nganterin.""Ooh, yaudah. Sana samperin dikamarnya. Kalau nggak lagi main PS pasti lagi tidur."
Jiwa pun menurut, langsung menuju dimana kamar Oji berada. Dengan tidak sopannya gadis itu langsung membuka pintu kamar Oji tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Hingga tiba-tiba Jiwa berteriak karena menemukan Oji yang sedang tiduran dikarpet berbulu dengan hanya mengenakan boxer tanpa atasan sambil asik bermain PS.
Gadis itu langsung berlari kembali ketempat dimana mama Oji berada.
"Kenapa Wa? Kok teriak?" tanya wanita itu khawatir. Dia bahkan tak sengaja mencampur telur yang baru saja dipecahkan beserta kulitnya kedalam adonan kue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jiwa & Raga
Teen FictionYUK FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! ***** Raga itu ganteng, cuek, dingin, kaku, kasar, tapi kadang perhatian. Jiwa itu ceria, cantik, baik, pengertian, dan suka menolong. Rio itu tampan, penyayang, perhatian, sayang banget sama Jiwa, juga selalu pedul...