WARNING!!!
Part ini mengandung adegan dewasa.
Untuk dedek-dedek emes, harap jangan dibaca. Dosa tanggung masing-masing ya.😆Btw, mungkin setelah ini aku bakalan jarang update karena beberapa hal yang nggak bisa aku ceritakan.
Happy reading!!!
*****
"Anjiiir soal ulangan nya susah banget, berasa mau pecah kepala gue." Lisa membaringkan kepala nya diatas meja.
Nadya dan Jiwa hanya dapat menghela napas melihat betapa lebay nya sahabat mereka yang satu itu.
"Kepala gue pusing, pusing, pusing!"
"Apaan sih Sa, nggak usah lebay deh. Baru juga hari pertama, gimana sama hari kedua, ketiga, dan seterusnya nanti kalau lo ngeluh terus," celutuk Nadya kesal. Gadis itu sedang sibuk mengipas diri menggunakan buku.
Jiwa hanya memperhatikan kedua nya. Sesekali melihat handphone yang ada digenggaman, siapa tau ada pesan masuk dari Rio.
Sudah beberapa hari ini Rio benar-benar hilang kabar bak ditelan bumi. Tentu saja Jiwa merasa khawatir. Dia juga sudah sempat menghubungi laki-laki itu, hanya saja nomor Rio malah tidak aktif.
"Kalian berdua nggak laper ya?" tanya Nadya.
Jiwa menggeleng. Dan Lisa sendiri langsung bangkit dari kursinya.
"Laper, yuk ah kita kekantin. Gue mau nenengin pikiran gue, sekalian nambah energi yang sempat terkuras." Lagi Lisa berkata lebay.
Nadya berdecak. Namun, tak urung dia juga ikut bangkit dan langsung menarik tangan Jiwa untuk mengikuti mereka.
"Nad, gue nggak laper, kan bawa bekal," kata Jiwa malas sembari melepas tangan nya dari tangan Nadya.
"Pokok nya lo harus ikut Wa, masak lo sendirian aja dikelas." Nadya kembali menarik pergelangan tangan Jiwa.
"Nad, gue bilang nggak mau ya nggak mau." Tiba-tiba saja Jiwa menghempas tangan Nadya kasar membuat gadis itu terlonjak kaget. Tangan Nadya sampai terbentur ke meja disampingnya.
Jiwa sendiri juga terkejut dengan respon nya kepada Nadya.
"Nad, ya ampun. Maaf gue nggak sengaja."
Nadya diam, memegang tangan nya yang sakit terbentur meja karena hempasan Jiwa.
Lisa bergidik melihat betapa kuat nya kekuatan Jiwa.
"Lo sebenarnya kenapa lagi sih Wa? Dari tadi diem mulu, kalau ada masalah itu cerita. Bukan malah diem-dieman kayak gini. Lo pikir apa guna nya gue sama Lisa sebagai sahabat lo kalau untuk denger keluh kesah lo aja nggak bisa. Padahal tadi pagi lo baik-baik aja, sekarang makah berubah diem lagi kayak beberapa harj yang lalu." Jiwa terdiam mendengar penuturan Nadya.
"Gue minta maaf Nad."
"Udah, gue mau kekantin sama Lisa. Lo disini aja, tenangin diri lo. Kalau lo udah merasa agak baikan lo boleh cerita sama kita berdua, jangan diem kayak gini lagi." Setelah mengatakan hal tersebut Nadya langsung keluar kelas.
Jiwa sendiri langsung terduduk dibangku karena kebodohan yang dia lakukan pada Nadya.
Lisa mendekati Jiwa.
"Lo nggak papa kan Wa, maafin Nadya ya? Dia kan emang gitu orang nya, jadi jangan dimasukin kedalam hati." Lisa mengusap bahu Jiwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jiwa & Raga
Ficção AdolescenteYUK FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! ***** Raga itu ganteng, cuek, dingin, kaku, kasar, tapi kadang perhatian. Jiwa itu ceria, cantik, baik, pengertian, dan suka menolong. Rio itu tampan, penyayang, perhatian, sayang banget sama Jiwa, juga selalu pedul...