14. Pesan Pertama

216 11 5
                                        

"Hai," sapa Zaiq saat sampai dimeja yang Nadya dan Jiwa tempati.

Kedua perempuan yang tadinya sedang berbincang entah apa itu langsung menoleh.

"Boleh gabung nggak?" tanya Zaiq lagi.

Jiwa dan Nadya saling berpandangan. Lalu mengangguk bersamaan.

"Boleh kok, duduk aja."

Kedua cowok itu pun duduk tepat di depan Jiwa dan Nadya.

"Temennya Raga ya?" Sekarang Dota yang bertanya.

"Iya."

"Bukan."

Jawaban berbeda dari kedua gadis itu membuat Dota dan Zaiq mengernyit kebingungan.

"Yang bener mana nih?" Dota menyuarakan kebingungannya.

"Temen kok. Kita satu sekolah." Jiwa menjawab langsung.

Sedangkan Nadya sudah memasang muka masam andalannya.

Dota mengangguk mengerti.

"Oh ya, kenalin. Nama gue Dota. Dan ini sahabat gue Zaiq."

Zaiq langsung memasang tampang sok ganteng saat dirinya diperkenalkan oleh Dota.

"Nama Zaiq. Tapi biasa di panggil sayang, darling, babe, honey, baby. Pokoknya yang sweet-sweet." Zaiq menambahkan.

Nadya bergidik jijik.

"Gue sama Zaiq ini sahabat Raga. Jadi lo berdua nggak usah sungkan sama kita. Anggap aja sahabat sendiri," kata Dota sok deket yang langsung diangguki oleh Zaiq.

Jiwa terkekeh tak enak. Sedangkan Nadya semakin kesal karenanya.

"Terus. Lo berdua ke sini mau apa ya?" tanya Nadya tanpa peduli sopan atau tidak.

"Jadi gini, lo berdua kan temen Raga nih. Jadi otomatis lo berdua temen kita juga kan?"

"Eh, gak tau mal___"

"Nad," potong Jiwa. Tak enak jika Nadya berkata yang tidak-tidak lagi, apalagi mereka baru saja berkenalan.

"Hehe.. Maaf." Zaiq tekekeh tak enak.

"Nggak papa kok. Maafin Nadya ya, dia emang gitu orangnya. Jadi jangan diambil hati," jelas Jiwa tak enak.

"It's okay kok. Yang cantik biasanya emang gitu." Zaiq menambahkan membuat Nadya langsung melotot siap menghajar cowok tersebut.

Jiwa dan Dota terkekeh.

"Modus lo anjing." Dota menonyor kepala Zaiq.

"Nah, nama dia kan Nadya. Jadi nama lo siapa?" tanya Dota penasaran.

"Nama gue Jiwa." Jiwa tersenyum manis.

"Wididihh.. Keren tuh. Cocok kalo dipasangin sama Raga. Jadi Jiwa dan Raga kek judul film." Zaiq langsung tertawa setelah mengatakan itu.

Nadya semakin berang mendengarnya.

"Heh, Jiwa ini udah taken ya. Jadi nggak usah sok-sok'an jadi mak comblang deh," kata gadis itu judes.

"Aelah galak bener neng. Kan itu cumen seumpama aja. Lagian kan Jiwa belom nikah pastikan? Jadi Jiwa masih milik kita bersama."

Jiwa agak terkesan juga sebenarnya dengan dua cowok didepannya ini. Padahal baru kenal, tapi seperti sudah sangat akrab sekali dengan mereka. Mungkin Zaiq dan Dota memang tipe orang yang mudah mengakrabkan diri.

"Jangan asal ngomong deh. Teori dari mana pula itu."

"Ya, nggak dari mana-mana sih. Cumen sering baca aja di IG." Dota terkekeh.

Jiwa & RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang