21. Toko Sepatu

148 6 0
                                    

Revisi Part 1-20 udah selesai ya..
Kita lanjut ke part baru, yaitu part 21.
Ini bukan part revisian.
Ini memang part yang baru saja dipublish.

So, Happy reading😘
Don't forget to vote and comment.

*****

"Wa, gimana UAS kamu?" Andra yang memang sore ini pulang lebih cepat tiba-tiba saja bertanya pada Jiwa yang sedang asik bermain dengan Simon.

"Udah selesai kok Pa. Tadi siang hari terakhir. Tinggal class metting terus libur deh." Gadis itu masih saja sibuk dengan Simon.

"Mon, kamu gendut banget deh. Kebanyakan makan sih, makanya berat gini," gumam gadis itu lalu menggendong binatang peliharaannya kedapur.

"Nanti liburannya ke rumah oma dibandung mau nggak? Semalem oma nelpon nanyain kamu. Katanya kangen." Andra yang memang ada di taman belakang masih berbicara dengan Jiwa.

Gadis itu nampak berpikir sejenak. Tangannya sibuk menuangkan makanan Simon kedalam mangkuk khusus.

"Emh.. Nanti Wawa pikirin lagi ya Pa. Siapa tau nanti Wawa ada jadwal lain bareng Lisa sama Nadya."

"Tapikan oma kangen kamu Wa, cuma pas libur loh ini. Kan kalo bareng Lisa sama Nadya udah tiap hari."

"Bi, liatin Simon ya. Takutnya nanti nyuri makanan diatas meja." Jiwa lalu meninggalkan Simon bersama Bi Ijah.

Lantas ia menghampiri sang papa.

"Papa sama mama ikut?" gadis itu duduk di kursi besi yang bersebrangan dengan Andra.

"Ya nggak lah. Kan papa kerja. Mama juga. Kalau kamu mau, nanti papa sama mama yang nganter. Habis itu kami balik lagi kerumah."

"Halah itu mah alasan papa aja biar bisa berduaan sama mama dirumah."

"Loh, kok malah suudzon sama papa?" protes Andra.

"Tujuan papa emang gitu kan? Biar bisa bikin adik buat Wawa." Gadis itu cemberut. "Padahal Wawa itu udah bilang dari dulu, kalo Wawa nggak mau punya adik. Nanti yang ada mama sama papa malah nggak sayang lagi sama Wawa."

"Hush kamu ini, asal ngomong aja. Ya nggak mungkin lah. Mama sama papa kan udah tua. Mana mau mama kamu hamil lagi."

"Yaa, kan siapa tau."

"Yaudah terserah kamu kalau gitu. Nanti kalo mau, langsung kasih tau papa. Biar enak papa ngabarin ke oma."

"Kenapa nggak liburan ber-3 aja sih pa. Kayak waktu Wawa kecil dulu. Kemana kek gitu. Yang jauh dari keramaian. Ke puncak kek, atau ke bali juga boleh. Terus kita pesen resort yang ada di pulau terpencil di Bali. Nanti Wawa googling deh." Gadis itu nyengir setelah menyuarakan isi hatinya.

"Gak bisa. Papa sama mama kan harus kerja. Lagian ini bukan liburan akhir tahun. Jadi kerjaan papa masih banyak. Mama juga sibuk dirumah sakit."

"Ihhh papa mah gitu. Wawa kan pengen jalan-jalan yang jauh pa." Jiwa manyun.

Andra cuek saja. Menyeruput teh tanpa gula miliknya dengan santuy.

"Sebel ah sama papa. Mending Wawa temenan sama Simon aja." Gadis itu langsung kembali kedapur.

Andra terkekeh melihat reaksi sang anak.

Didapur, Jiwa melihat Bi Ijah yang sedang memotong wortel. Juga Simon yang sekarang sudah menghabiskan makanan miliknya.

Jiwa & RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang