Harap jangan pusing.
Part ini lumayan panjang 3100+++ kata.Btw.. Selamat menjalankan ibadah puasa.
Happy reading😚*****
Musik berdentum keras di ruangan tersebut. Lampu temaram yang berwarna warni turut mengkhiasi ruangan itu. Puluhan bahkan ratusan dari orang yang ada di sana menari seperti tak sadarkan diri.
Cowok dengan jaket kulit berwarna hitam dan jeans warna senada sedang menghisap rokok yang terselip di antara kedua jari tangannya. Di samping cowok tersebut terdapat 2 manusia lain yang juga berjenis kelamin yang sama dengan Raga.
"Gimana tadi adek lo? Udah baikan?" Zaiq yang juga sedang menyesap rokok ditangannya tiba-tiba berbicara.
"Iya."
"Kaget tau gue. Kirain ada apa lo tiba-tiba pergi kerumah sakit." Dota ikut menimpali.
"Nina baik, dia cuma kangen."
"Syukur deh."
Suara dentuman musik masih terdengar memekakkan telinga.
"Jadi gimana, Ga? Kita jadi manggung di cafe om nya Paskal?" tanya ZaIq bertanya lagi.
Raga mematikan rokoknya dengan menginjaknya asal.
"Tanya anak-anak dulu. Kalo mereka mau, ya gue ayo."
"Kalo elo gimana, Ta?"
"Gue?" Dota menunjuk dirinya sendiri.
"Iya goblok."
Dota malah tertawa mendengar umpatan Zaiq.
Mereka bertiga sedang berada di salah satu diskotik yang ada di jakarta. Sebenarnya jika bukan karena Zaiq, mereka bertiga tidak akan bisa masuk ketempat terlarang ini. Apalagi Raga yang masih berstatus anak SMA.
"Gue sih ikut Raga aja. Gimana baiknya."
Raga mengertnyit.
"Kenapa gue?""Lah lo kan vokalis nya dodol. Kalo nggak ada lo siapa yang bakalan nyanyi bro." Zaiq menjelaskan.
Raga mendengus sebal.
"Gue bentar lagi UAS. Kalo bokap sampai tau, dia pasti bakalan ngamuk."
Dota dan Zaiq saling berpandangan. Jika sudah menyangkut dengan bokap Raga, mereka angkat tangan. Mereka kenal betul bagaimana sikap Papa Raga itu selama ini.
"Kalo gitu nggak usah aja Ga, dari pada malah nimbulin masalah nanti."
Raga diam, tak menjawab pendapat Zaiq. Pikiran Raga berkecambuk. Dia suka musik, tapi papa nya selalu tak mengizinkan Raga berkecimpung di bidang tersebut.
Papa Raga orang yang perfeksionis. Dia ingin semua nya sempurna. Termasuk Raga yang harus ikut di dunia bisnis seperti dirinya nanti. Memang nya apa yang bisa di harapkan dari musik. Musik tidak akan membuat hidup Raga menjadi mudah. Begitu yang selalu Papanya katakan.
"Besok kita mulai latihan ya?"
Kalimat Raga membuat Dota dan Zaiq kontan membulatkan matanya.
"Lo serius Ga?" Dota nampak tak yakin. Zaiq juga tak jauh berbeda.
"Iya."
Dan mereka berdua sadar. Saat kata 'Iya' sudah keluar dari mulut Raga. Maka tidak ada yang bisa membantah nya lagi.
*****
Raga mengendarai motornya dengan kecepatan penuh. Di tengah malam seperti ini, tidak banyak kendaraan yang lewat. Hanya ada beberapa saja. Raga menghentikan motornya di trotoar dekat pepohonan di tepi jalan. Ini bukan yang pertama kalinya Raga pulang larut malam. Ini sudah yang kesekian kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jiwa & Raga
Teen FictionYUK FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! ***** Raga itu ganteng, cuek, dingin, kaku, kasar, tapi kadang perhatian. Jiwa itu ceria, cantik, baik, pengertian, dan suka menolong. Rio itu tampan, penyayang, perhatian, sayang banget sama Jiwa, juga selalu pedul...