Plaese bacanya sambil denger lagu sedih. Biar feelnya lebih berasa.
Kayak intrument diatas juga boleh. Berhubung aku nulis sembari denger instrumen itu, jadi aku rekomendasiin yang itu.
Note: jangan salfok sama judul instrumen nya.****
Miko masuk rumah sakit.Kalimat itu yang pertama kali Jiwa dengar saat Nando menelponnya. Kalimat itu terus saja berputar diotak Jiwa.
Gadis itu buru-buru memakai sweater maroonnya tanpa mengganti baju tidur yang ia kenakan.
Dengan segera gadis itu keluarga kamar dengan hanya membawa ponsel dan dompet."Wa, mau kemana?" tanya Riska bingung saat melihat Jiwa yang sudah berlari menuju pintu utama.
Gadis itu tak menjawab membuat Riska mau tak mau mengikutinya dari belakang, Jiwa malah terus berlari menuju gerbang rumah dan langsung membuka pintu raksasa berbahan besi itu dengan terburu-buru.
"JIWA, JAWAB MAMA KAMU MAU KEMANA?" bentak Riska karena sang anak gadis yang tak kunjung menjawab.
Jiwa menghentikan aktifitasnya. Gadis itu menatap sang mama nanar.
"Ma," kata gadis itu lirih.
"Kenapa sayang. Jangan bikin mama khawatir." Riska langsung memeluk anak gadisnya itu.
"Ayo kerumah sakit ma. Miko masuk rumah sakit." Mata Jiwa berkaca-kaca.
Dia masih merasa tak percaya dengan apa yang terjadi. Toh tadi sore Miko masih baik-baik saja.
Riska sendiri tampak bingung pada awalnya. Pasalnya, tadi sore sang anak baru saja bertemu dengan Miko.
"Oke, kamu tenang. Bilang dulu sama mama, dia sakit apa? Dirawat dimana?" tanya Riska masih tenang.
Jika tidak begitu, maka dia hanya akan menambah kepanikan Jiwa."Wawa tunjukin jalan ma, ayo kita langsung berangkat. Wawa juga--- Wawa nggak yakin dia sakit apa." Gadis itu terbata diakhir kalimat.
"Oke. Oke. Kamu tenang ya. Mama siapin mobil. Kamu tenang."
Riska lalu meninggalkan Jiwa.*****
Dan disinilah mereka sekarang.
Berada dirumah sakit tempat dimana Miko dirawat.Gadis itu terus berlari menyusuri koridor rumah sakit sembari sesekali melirik ponsel. Melihat dimana ruangan Miko dari aplikasi Share location yang dikirim oleh Nando.
Riska sendiri terus mengikuti sang anak gadis dari belakang.
"Wa, jangan lari-larian. Ini bukan dihutan," peringat Riska.
Tapi Jiwa nampak tak peduli. Dia terus berlari tanpa peduli dengan sang mama.
Sampai ditempat tujuan, Jiwa dapat melihat ada Geri, Nando, dan beberapa siswa SMA mereka yang tak Jiwa kenali, juga Raga.
Tunggu.
Raga?
Kenapa cowok itu juga ada disini?
Dan---kenapa mereka semua terlihat kacau?Seragam yang berantakan, wajah penuh luka, juga darah.
Darah?
Jiwa menggeleng. Mengenyahkan semua pemikiran buruk yang ada diotaknya.
Miko pasti baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jiwa & Raga
Teen FictionYUK FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! ***** Raga itu ganteng, cuek, dingin, kaku, kasar, tapi kadang perhatian. Jiwa itu ceria, cantik, baik, pengertian, dan suka menolong. Rio itu tampan, penyayang, perhatian, sayang banget sama Jiwa, juga selalu pedul...