Holy Sin - #2

12.8K 461 12
                                    

Dalam udara hangat Los Angeles, aku berlari kecil berharap keringat yang keluar dari tubuhku dapat membersihkan semua rasa kecewa di dalamnya. Dad selalu bercanda, dan aku selalu mencintai humornya. Namun kali ini tidak.

Saat aku kembali ke rumah, mobilnya telah hilang, menyisakan Transformers sendirian tanpa teman. Ketika hendak membuka pintu, seseorang bersiul di belakangku.

"Kau salah satu gadis magang di L.A. STYLE, bukan?" Tanya seorang laki-laki tinggi dengan rambut pirang keemasan dan mata berwarna campuran antara coklat tua dan abu-abu kebiruan.

Aku mengusap keringatku dengan malu-malu dan mengangguk. Laki-laki itu tersenyum lebar lalu menghampiriku.

"Namaku Gabriel, tim editor senior." Ucapnya seraya mengulurkan tangan. "Aku tidak mengira kau tinggal di sekitar sini."

Aku tergelak singkat. "Namaku Teala, dan aku sudah cukup lama tinggal di sini, tapi tidak pernah melihatmu."

"Oh, aku tidak tinggal di sini. Aku sedang mengunjungi sepupuku. Annie Copper—kau mengenalnya?"

Aku mencoba mengingatnya, dan sedikit malu karena tidak. Aku bukan tipikal orang yang mudah bergaul dengan lingkungan sekitar.

"Maaf, Gabriel, aku kurang mengenal tetangga di sini."

Gabriel tersenyum maklum. "Annie akan menjawab persis seperti itu jika aku bertanya tentangmu."

Aku tertawa sopan. "Oh, well, betapa tidak sopannya aku. Masuklah. Kita bisa mengobrol."

"Ide bagus. Aku ingin menyampaikan sesuatu tentang tugas kita para editor." Gabriel mengedipkan sebelah matanya.

"Ah, aku mengerti."

Aku mempersilakan Gabriel masuk dan mengatakan untuk mengambil apa pun dari kulkas sementara aku berganti baju bersih. Setelah itu kami bersantai di perpustakaan sambil membaca hasil suntinganku.

Gabriel berdecak kagum. "Sudah berapa lama kau magang?"

"Well, tiga minggu?"

Gabriel bersiul merdu. "Wow, Teala! Untuk seseorang yang baru tiga minggu bekerja di sebuah majalah ini sangat bagus. Aku punya firasat kali ini tim editor junior yang akan terpilih."

Aku tergelak senang. "Yah, siapa yang tahu? Kita belum lihat hasil anggota junior yang lain."

"Jangan merendah."

"Jadi," selaku untuk mengganti topik. "Sudah berapa lama kau bekerja untuk Emerald?"

"5 tahun," jawabnya mantap sembari menyesap soda.

"Betapa beruntungnya!" Aku berseru kagum. "Aku selalu ingin bekerja di sebuah majalah, majalah apa pun itu. Atau juga di percetakan buku. Posisi sebagai editor adalah impianku."

"Jangan khawatir, Teala, kau akan diterima. Kerjamu bagus."

"Tapi setelah aku diterima, aku tidak mungkin begitu saja masuk ke tim editor senior, bukan?"

Gabriel tersenyum setengah hati. "Yap, kau tidak bisa masuk begitu saja. Dulu aku juga melamar sebagai editor. Aku pernah di posisimu, dan pada saat itu tidak ada yang bilang jika aku diterima apakah aku akan langsung masuk ke tim senior atau yang lainnya."

"Dan?"

Gabriel tergelak senang. "Bukankah sangat tidak adil jika aku memberitahumu? Tapi percayalah, kau akan bersenang-senang. Hanya sampai 4 bulan dan kau bisa masuk ke tim kami para senior."

Aku berpikir sebentar. "Hanya jeda selama 4 bulan?"

"Yap!" Jawabnya tegas. "Bekerja bersama Emerald sangat menyenangkan, Teala. Kau akan merasakannya. Jadi, apa pun pekerjaan yang akan diberikan Emerald untuk waktu jedamu, terimalah dengan senang hati."

Holy SinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang