10. Sensi

2.4K 193 1
                                        

Selepas pelayan tersebut pergi, June melepaskan tangannya dari mulut Rose. Sedangkan Rose langsung menatap June dengan pandangan sinis. June, yang tidak kalah galaknya, balik menatap Rose.

"Lu apaan sih?! Malu-maluin tau nggak?!" bentak June.

"Kok lu malah ngebentak gue sih?!" balas Rose, tidak kalah sengit.

"Lu tuh jadi orang sensitif banget, Ros!"

"Lu ngatain gue sensitif?! Wah, lu bener-bener ngajak ribut, ya!"

"Tuh, kan. Masalah kecil aja dibesar-besarin," cibir June kesal.

"Bodo!"

"Dih!"

Rose memalingkan wajahnya dari June, wajahnya terlihat kusut karena kesal. Begitu juga dengan June, yang sama-sama kesal dengan Rose.

"Cepetan, Mbak! Dari tadi juga, lama amat sih?!" gerutu Rose sambil melirik galak ke arah pelayan.

"Iya, Mbak," jawab pelayan itu dengan halus.

June yang melihat kejadian itu hanya diam saja. Toh, dia juga kesal dengan pelayannya yang lamban.

Setelah pakaian mereka selesai dibungkus, Rose langsung berjalan pergi meninggalkan tempat itu. Sementara June hanya menatap Rose dengan bingung.

'Apa Rose marah?'
'Ya pastilah marah.'
'Orang gampang ngambek.'
'Halah, bodo amat ah,' pikir June.

Namun, dia tetap tidak bisa mengabaikan rasa khawatirnya. June segera menuju parkiran dan menyetir mobilnya untuk menyusul Rose. Ia takut terjadi apa-apa dengan Rose.

Di sisi lain, Rose sudah duduk di taman. Dia meremas ujung bajunya dengan kasar, melampiaskan rasa kesal pada June.

"Apaan sih itu si Junet? Malah ngebentak gue! Padahal gue cuma ngelakuin hal yang bener. Dia juga sih, nyumpahin gue mati. Siapa coba yang nggak emosi disumpahin kayak gitu? Gue kan mau bahagiain orang tua gue dulu, baru deh, hidup mati gue Tuhan yang atur!" omelnya sendiri, jelas karena tidak ada siapa pun di sana.

Tiba-tiba, ponsel Rose berbunyi, menandakan ada notifikasi masuk. Dia segera mengambil ponselnya dari tas kecilnya.

"Jisoo," gumam Rose.

Jisoo: Rose, jangan lupa besok datang ke acara pernikahan gue!
Rose: Tenang aja, gue nggak bakal lupa kok.
Jisoo: Jam delapan malam, Ros. Awas aja kalau nggak datang!
Rose: Iya, bawel amat sih lu.
Jisoo: Sip! 👍 Read

Rose menghela napas panjang, meletakkan kembali ponselnya ke dalam tas, lalu melirik jam tangan.

"Ah, udah jam lima sore," gumamnya.

Ia segera bergegas pulang ke apartemennya.

***

June, yang sejak tadi mondar-mandir di apartemennya sendiri, tampak seperti orang tanpa tujuan. Namun sebenarnya, dia khawatir pada Rose. Setelah dari butik, dia mencoba mengejar Rose, tapi tidak sempat menyusul.

"Lama amat sih itu si Mak Lampir," gerutunya pelan.

Tak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki mendekat. June segera bergerak ke arah suara itu, melihat Rose berdiri di sana dengan tatapan sengit.

My Boss My Love (Junrose)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang