Gadis berambut panjang itu berjalan menelusuri koridor sekolah yang masih terlihat sepi, jarum jam masih menjukkan pukul 6 pagi, masih belum ada siswa siswi yang datang. Bukan karena apa-apa dia berangkat lebih pagi, tapi dia hanya lebih suka berada di sekolah dari pada di rumah.
Sudah empat hari gadis bernama lengkap Adhara Ambar Lazuardi itu menjadi siswi baru di SMA Tunas Bangsa, setelah kepindahanya satu minggu lalu dari Bandung, yang mengharuskan Adhara kembali beradaptasi dengan lingkungan baru.
Adhara membuka pintu kelas yang masih tertutup, mata Adhara menangkap sosok cowok yang sedang tidur didalam kelasnya tanpa mengenakan seragam. Adhara mengernyitkan dahinya, penasaran siapa cowok itu. Dia pun mempertajam pandanganya, dan sepertinya dia mengenalinya.
Adhara memberanikan diri untuk mendekat, ragu-ragu Adhara menepuk lengan cowok tersebut, mencoba membangunkanya, tapi tidak ada reaksi apapun. Adhara mencoba menggoyangkan lengan cowok itu, berharap dia bangun, tapi nihil juga hasilnya, cowok itu tak kunjung bangun. Adhara mencoba berfikir mencari cara lain.
Ketika Adhara mendapatkan ide yang sangat cemerlang, sebuah senyum licik mengembang diwajah Adhara.
Brakk
Adhara menggebrak meja, membuat cowok yang sedang ada di depanya terbangun kaget. Dan dugaan Adhara benar, cowok yang sedang tidur adalah Riki Diarta Alvero, si cassanova. Cowok yang selalu menjadi bahan perbincangan Meli dan Kinan.
"Beraninya lo ganggu tidur gue?" Hardik Riki
Adhara tersenyum kecut kerarah Riki, "klo mau tidur jangan di sekolah, disini tempat buat belajar, bukan buat orang tidur!"
Riki menatap Adhara dengan tatapan tajam yang mematikan, siapa pun yang melihatnya pasti akan menunduk takut. Tapi tidak dengan Adhara, dia membalas tatapan tajam Riki dengan tatapan tajam juga. Adhara tidak merasa takut sedikitpun kepada Riki.
Riki pun mengakhiri tatapannya dan berjalan keluar tanpa sepatah kata pun, membuat Adhara merasa aneh pada diri Riki.
"Dasar cowok aneh!"
***
Bel istirahat telah berbunyi 5 menit lalu, Adhara dan kedua temanya masih dikelas untuk menyalin catatan yang ada di depan ke buku mereka. Bukannya mereka malas untuk mencatat, tapi mereka tidak bisa membagi konsentrasi mereka pada guru dan buku saat ada guru menjelaskan. Akhirnya mereka memilih mencatat pada akhir pelajaran.
"Kantin yuk" ucap Meli setelah menutup bukunya, tak ada reaksi apapun dari kedua temannya, mereka masih sibuk mencatat.
"Lama banget sih kalian, nyatet apaan coba? Ayo dong, gue udah laper nih" gerutu Meli
"Berisik lo Mel!" Tukas Kinan setelah menyelesaikan catatanya.
Memang dalam soal makan, cuma Meli yang tidak bisa sabaran. Meli adalah teman baru Adhara yang sangat menyukai makan, lebih tepatnya doyan makan. Makan adalah segalanya bagi Meli.
Sedangkan Kinan adalah teman baru Adhara yang sedikit berbeda, aneh, manja, dan cerewet. Meskipun sedikit oon tapi Adhara senang bisa berteman baik dengan Kinan.
"Biarin! Adhara udah selesai?" Meli mencoba bertanya kepada Adhara yang sepertinya sudah menyelesaikan catatannya.
"Udah" jawab Adhara singkat
KAMU SEDANG MEMBACA
Adhara (Selesai)
Teen FictionDiam bukan berarti bisu, bukan berarti tidak suka, bukan berarti tak punya hati. Tapi diam jawaban lain saat mulut tak bisa mengucapkan. Adhara tak pernah menyangka, cowok populer disekolah barunya merusak hari-hari indahnya.