Chapter 12

250 22 1
                                    

🍁Happy Reading🍁



Happiness is simple. Ketika kamu di takdirkan untuk hadir dalam hidupku dan memberikan satu percikan warna, meskipun kenyataannya aku tidak berhak melakukan apa-apa padamu.

- Riki Diarta Alvero

***


Pagi ini, Riki berangkat sekolah lebih pagi dari biasanya, dan bangun lebih awal hanya untuk membuat sekotak nasi goreng yang dia buat sendiri. Tujuannya hanya satu, dia ingin meminta maaf kepada Adhara, mengingat kemarin dia sudah membuat Adhara marah karena dia.

Sesuai dugaan Riki, hari ini Adhara akan datang pagi-pagi, karena hari ini Adhara memiliki jadwal piket. Riki melangkah masuk ke dalam kelas Adhara, dilihatnya Adhara sedang menyapu kelas, tapi terhenti saat mendengar suara decitan kursi yang di tarik Riki. Adhara menoleh ke arah Riki, Riki sedang duduk di mejanya sambil tersenyum ke arahnya.

"Ngapain lo di kelas gue?" Sengit Adhara

"Mau ketemu lo lah" jawab Riki, "sini deh!"

Adhara menautkan kedua alisnya, dengan rasa penasaran Adhara mendekati Riki. Riki menyuruhnya untuk duduk di depannya, lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya, sebuah tupperware berisi nasi goreng.

"Gue tau, kemarin gue salah. Gak seharusnya gue ikut campur masalah lo sama Fachri, tapi lo harus tau, gue selalu punya alasan buat ngelakuin sesuatu, dan gue rasa lo tau alasan gue itu" kata Riki kepada Adhara sambil menyodorkan tupperware tersebut, "buat lo, sebagai tanda permintaan maaf gue"

Adhara menatapnya diam, tangannya masih tetap terlipat diatas meja, bukannya tidak mau menerima tanda permintaan maaf dari Riki, tapi dia sedang mencerna ucapan Riki tadi yang ternyata berhasil menggetarkan hatinya.

"Gue bikin sendiri, tanpa ada campur tangan mama dan gak ada racunnya" ucap Riki menyakinkan Adhara

"Thanks, nanti gue makan"

"Sekarang aja, lo pasti belum sarapan kan?" Riki membuka penutup tupperware dan menyendokkan nasi untuk Adhara

"Gue udah sarapan" tolak Adhara menjauhkan tangan Riki

Tapi bukan Riki namanya jika tidak memaksa, dia trus mengarahkan sendok makan kepada Adhara, meskipun Adhara sudah memprotesnya, tapi Riki berhasil mendaratkan satu suap nasi goreng ke mulut Adhara. Riki tersenyum puas melihatnya.

Sesaat Adhara diam, merasakan rasa nasi goreng buatan Riki, "lo gak nyicipin masakan lo terlebih dahulu sebelum lo kasih ke orang? Ini rasanya aneh"

Riki kaget mendengar komentar Adhara tentang masakannya, rasanya aneh? Tadi Riki sudah mencobanya dan rasanya enak, kenapa sekarang jadi aneh? Riki akhirnya mencobanya nasi goreng buatannya lagi, rasanya tidak berubah, masih sama enaknya seperti tadi pagi.

Adhara menahan tawanya ketika melihat wajah panik Riki, "gimana? Aneh kan?"

"Aneh gimana? Ini enak Adhara. Lo gak pernah makan nasi goreng ya? Sampai-sampai gak tau rasanya mana nasi goreng enak sama gak enak" protes Riki dan mengerucutkan bibirnya

Adhara (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang