Chapter 11

238 21 5
                                    

🍁Happy Reading🍁





"Sumpah! Lo ngerepotin banget jadi adek lo Rik" dumel Zafran kepada Riki yang duduk di sampingnya

"Yaelah bang, selama gue masuk SMA baru hari ini gue minta anterin. Klo seandainya motor gue gak masuk bengkel gue juga gak mau minta anterin lo" Riki membela diri

Zafran mendengus kesal. Hari ini dia mendapat jam kuliah pagi, tapi sepertinya dia akan telat karena harus mengantarkan Riki terlebih dahulu.

Zafran menepikan mobilnya saat sampai di gerbang sekolah Riki. Riki mengucapkan terima kasih kepada Zafran dan turun.

"Pagi cantik!" Sapa Riki saat bertemu Adhara yang baru saja turun dari mobil Bisma. Adhara hanya menatapnya datar lalu tatapannya beralih kepada Zafran yang keluar dari mobilnya.

"Hai Ra!" Sapa Zafran yang sudah berada di samping Riki, "hai Bang!" Sapa Adhara balik, berbeda saat Riki menyapanya, dia hanya menatap Riki datar.

"Kemarin gue baru beli buku baru, lo tau gak buku apa?"

"Buku apa?" Tanya Adhara

"Ya bukunya hampir mirip kyak novel sih" Adhara mengerutkan dahinya, penasaran dengan yang di maksud Zafran

"Judulnya tuh Adhara untuk Zafran" lanjut Zafran lalu tercengir

Adhara terkekeh mendengarnya, "apaan sih Bang? Receh banget"

Sedangkan Riki menatap abangnya sangar, beraninya dia menggombali Adhara di depannya, "punya gue tuh, punya gue"

"Apa lo? Cemburu? Emang udah pacaran?" Tantang Zafran sambil tersenyum meledek

"Zaf! Mau sampai kapan lo godain adek gue? Lo gak kuliah? Ha!" Sengit Bisma dari balik kaca mobil

Ketiganya menoleh kearah Bisma dan Zafran menampilkan deretan giginya, "santai Bis santai"

"Udah sono lo! Kuliah sono lo!" Riki mendorong tubuh abangnya menuju mobilnya, tapi Zafran malah melambaikan tangan kearah Adhara, Adhara melihatnya ikut melambaikan tangan.

"Sana masuk, pak satpam udah nungguin tuh" suruh Bisma

Adhara melihat satpam sekolah yang sedang menatap kearahnya, tanpa pamit kepada Bisma, Adhara masuk ke sekolahnya.

***

Sejak kejadian tiga hari yang lalu di rumah Adhara, Adhara dan Fachri tidak pernah saling sapa, untuk melihat Fachri saja Adhara tidak mau, dia selalu menghindar.

Sebenarnya bukan ini yang dia mau, menyakiti perasaannya sendiri dan Fachri, tapi menurutnya ini yang terbaik. Dan sampai sekarang, Adhara masih bingung, mengapa waktu itu dia harus bilang kepada Fachri bahwa dia menyukai Riki? Padahal dia tidak mempunyai rasa sedikitpun untuk Riki. Adhara tau, ucapannya waktu itu bisa saja menghancurkan persahabatan Riki dan Fachri, mengingat bagaimana keduanya sama-sama berjuang mendapatkan dirinya. Adhara tidak tau, apa yang akan terjadi nanti jika sampai persahabatan mereka hancur, mungkin satu sekolah akan memusuhinya.

"Adhara!" Sentak Meli membuyarkan lamunan Adhara

Adhara mendengus kesal dan memprotes Meli yang mengejutkannya.

"Lo kenapa sih? Gue liat dari tadi ngelamun trus" tanya Kinan sambil menatapnya intens

Adhara menggeleng, "gak papa, gue cuma kepikiran tugasnya Pak Aldi yang belum gue kerjain"

"Yaelah Ra, itu tugas masih lama, santai aja kali"

"Lo jadi murid jangan rajin-rajin amat deh Ra, kasian otak lo"

Adhara (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang