Chapter 24

228 13 0
                                    

🍁 Happy Reading 🍁


(Part spesial, jangan lupa meninggalkan jejak 😘)









Saat ini Adhara sedang berada di kamarnya, duduk manis di sofa kecil yang terletak di sudut kamarnya. Sejak tadi, ponselnya tidak lepas dari genggamannya, jarinya trus menari-nari di atas layar ponselnya. Guratan-guratan senyum diwajahnya tidak luntur sejak tadi, sejak Riki mulai mengirim pesan Line tadi sore.

Riki Alvero : Sekarang jam 8 pagi atau malam?

Adhara Lazuardi :
Malam Rik

Riki Alvero : Malam juga Ra:)

Adhara Lazuardi :
Dihh apasih?

Riki Alvero : eh kilogram singkatannya apa ya?

Adhara Lazuardi :
Kg

Riki Alvero : kalo di tambah n?

Adhara Lazuardi :
Kgn

Riki Alvero : baru tadi ketemu, masa udah kangen?

Adhara membulatkan matanya sempurna saat membaca balasan line Riki, tapi pada akhirnya senyum Adhara mengembang. Adhara pun segera membalasnya.

Adhara Lazuardi :
Apasih Rik? Receh banget -_-

Riki Alvero : Receh gini tapi senyum-senyum sendiri kan bacanya? :v

Adhara Lazuardi :
Dih makin gak jelas

Setelah membalas line dari Riki, Adhara meletakkan ponselnya, karena tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, menampilkan sosok Bisma disana.

"Ngapain aja sih? Dari tadi di panggil gak turun-turun? Di tunggu papa sama mama tuh" oceh Bisma dengan wajah kesal

Adhara hanya menunjukkan deretan giginya, "iya setelah ini gue turun"

Bisma diam, memperhatikan sikap Adhara yang hari ini tiba-tiba aneh, tidak seperti biasanya yang selalu dingin kepadanya. Bisma pun kembali menutup pintu kamar Adhara, dan Adhara segera melihat ponselnya, melihat balasan line dari Riki.

Riki Alvero : Adhara, main yuk?

Adhara Lazuardi :
Abdullah nama ayahnya, Aminah ibundanya

Adhara bergegas menyusul Bisma untuk makan malam, sebelum Bisma kembali mengetuk pintu kamarnya.

"Kamu ngapain aja? Kenapa baru turun? Di tungguin dari tadi kok gak turun-turun?" Tanya Intan menyambut kedatangan Adhara

"Maaf udah buat nunggu" jawab Adhara

Adhara pun segera mengambil duduk di samping Bisma, dan Intan mulai mengambilkan makanan untuk Adhara. Untuk kali ini Adhara tidak menolak kebaikan Intan, Adhara malah memperhatikan setiap gerak-gerik Intan.

"Kamu kenapa ngeliat mama sampai segitunya?" Tanya Reno kepada Adhara

Intan yang tadinya sibuk mengambilkan makanan untuk Adhara jadi menoleh kearah Adhara, karena mendengar pertanyaan Reno tadi.

Adhara (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang