🍁Happy Reading 🍁
Adhara mengetuk-ngetuk meja yang ada di depannya. Matanya tak henti memperhatikan laki-laki yang duduk membelakanginya, Riki. Tiga hari sudah berlalu sejak kejadian waktu itu, Adhara dan Riki masih belum mau bertegur sapa satu sama lain, seperti orang asing. Keganjalan ini tentu menarik perhatian murid-murid SMA Tunas Bangsa. Hampir seluruh sekolah tau tentang kedekatan Adhara dan Riki, meskipun mereka berdua hanya sebatas teman, tapi banyak yang mengira mereka bukan cuma sekedar teman biasa.
Renggangnya hubungan Adhara dan Riki, tentu membuat para fans Riki kembali berlomba-lomba untuk mendekati Riki. Seperti sekarang, terlihat banyak perempuan yang datang ke meja Riki dan ketiga temannya.
"Jadi, hubungan lo sama Riki cuma sampai sini aja?" Tanya Yasmine, ikut memperhatikan keramaian didepannya.
"Gue sama Riki gak ada hubungan apa-apa, kita cuma teman" jawab Adhara
Adhara mengaduk es jeruk yang tinggal setengah. Kepalanya menunduk.
"Lo ada masalah apa sih sama Riki? Dari kemarin kok kyaknya menghindar trus"
"Iya, biasanya sama-sama trus. Pisahnya cuma pas masuk kelas"
"Lagi marahan ya?"
Adhara menatap Yasmine, Meli dan Kinan bergantian. Dari kemarin mereka bertiga selalu menanyakan hal yang sama pada Adhara, dan sampai sekarang Adhara masih belum ingin menceritakan apa yang terjadi.
Adhara menghabiskan minumannya, "gue ke perpustakaan sebentar, ada buku yang mau gue pinjem" setelah berpamitan Adhara melengos pergi, melewati meja Riki tanpa menoleh ataupun meliriknya.
Riki menyadari Adhara yang lewat, dia hanya memperhatikan, meskipun dalam hatinya ingin sekali menanyakan kabar gadis itu, ingin mengobrol banyak, dan yang sangat Riki rindukan adalah menjahili gadis kesayangannya. Tapi untuk saat ini, biarlah seperti ini dulu, saling rindu.
***
Adhara menghentikan langkahnya di lorong sepi di sekolahnya, dia berdiri menyandar pada dinding dengan tangan yang dia lipat di depan dadanya, pandangannya lurus. Adhara termenung beberapa saat, sampai akhirnya dia menghela nafas.
Adhara berniat kembali ke kelas, namun dia kaget dengan kehadiran Fachri yang tiba-tiba. Adhara tidak mengacuhkan kehadiran Fachri, dia tetap ingin pergi, tapi segera Fachri menahannya.
"Kenapa?" Tanya Adhara
"Lo kenapa?" Bukan menjawab, tapi Fachri bertanya balik
Adhara menatap aneh Fachri, "kok malah tanya balik sih?"
"Ya lo kenapa? Ada masalah apa?"
"Kata siapa gue punya masalah?" Adhara terkekeh "sok tau"
"Bukannya sok tau, Fachri emang tau" Fachri menarik hidung Adhara gemas, membuat si empunya meringis.
"Ihh kebiasaan banget sih" Adhara mendumel sambil mengusap hidungnya yang merah. Sedangkan Fachri tertawa melihat wajah lucu Adhara.
"Lo tuh kalo ada masalah lo bisa cerita sama gue, jangan di pendem sendiri, gak baik" tutur Fachri menasehati cewek didepannya
"Gue udah bilang, gue lagi gak ada masalah"
Fachri menghela nafasnya. Sejak Fachri berpacaran dengan Yasmine, Adhara selalu menghindar darinya dan trus menutup diri.
"Masuk yuk!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Adhara (Selesai)
Teen FictionDiam bukan berarti bisu, bukan berarti tidak suka, bukan berarti tak punya hati. Tapi diam jawaban lain saat mulut tak bisa mengucapkan. Adhara tak pernah menyangka, cowok populer disekolah barunya merusak hari-hari indahnya.