Chapter 19

213 18 9
                                    


🍁Happy Reading🍁








"Jadi, ini semua salah faham?" Tanya Andra setelah Adhara menceritakan semuanya tentang apa yang terjadi pada keluarganya selama ini, dari awal mamanya sakit dan menyuruh papanya menikah lagi sampai mamanya meninggal, hanya satu yang tidak Adhara ceritakan, kejadian semalam dimana Bisma memarahinya dan membentaknya, Adhara takut ini akan memancing emosi Andra. Adhara menceritakan semuanya dengan menangis, dia tidak bisa membendung airmatanya yang sudah dari kemarin trus mengalir, entah mengapa mata Adhara tidak mengalami kekeringan.

Pulang sekolah tadi Andra menjemput Adhara di sekolah, sesuai permintaan saudara kembarnya tadi pagi, dan kini mereka berada di tempat kos Andra. Iya, selama ini Andra memang sudah tidak pernah pulang ke rumah mereka di Bandung, dan Andra memilih untuk tinggal di kos dengan temannya, kata Andra, dia ingin belajar mandiri.

"Kita harus minta maaf sama papa Ndra, kita udah punya banyak salah sama papa, kita udah nyakitin perasaan dia" kata Adhara menyarankan, tapi Andra hanya diam saja sambil merenungkan semua sikap dingin yang dia perlihatkan kepada Reno, semua caci maki yang dia lontarkan untuk Reno terngiang di telinganya, sekarang Andra merasakan sakit jauh lebih parah dari apa yang dia rasakan dulu, ternyata papanya tidak sebejat yang dia kira, dan Andra kini mengerti apa alasan Reno mau menikah lagi, hanya karena ingin melihat mamanya bahagia, meskipun pada akhirnya mereka saling tersakiti.

Tanpa disadari, airmata Andra menetes, Adhara melihatnya dengan jelas, kembarannya itu sedang menangis. Segera Adhara menghapus airmata Andra dengan ibu jarinya dan memeluknya, mencoba memberikan ketenangan, sedangkan Andra masih diam dalam posisinya, meskipun airmatanya trus mengalir tapi dia mampu duduk tegap, seolah disini bukan Andra yang tumbang, tapi Adhara.

Cukup lama mereka berada di posisi seperti ini, sampai akhirnya Andra melepaskan pelukan Adhara.

"Trus Tante Intan sama Bisma tau?" Tanya Andra

"Tau, mereka semua tau, cuma kita yang gak tau" jawab Adhara dengan mata yang masih menatap lekat saudara kembarnya

"Gue antar lo pulang" kata Andra tiba-tiba

"Tapi Ndra-"

"Gue ada urusan"

Adhara menghela nafasnya ketika Andra sudah melangkah lebih dulu ke arah pintu, kemudian mengikutinya di belakang.

Andra mengantarkan Adhara pulang, keheningan menyelimuti mereka selama perjalanan, Andra diam tidak mengeluarkan suara sedikit pun, dan Adhara juga ikut diam, karena dia tau suasana hati saudara kembarnya sedang tidak baik, dan Adhara juga merasakan apa yang sedang Andra rasakan.

Sampai motor Andra berhenti di depan rumah milik mama tirinya, yang kini menjadi tempat tinggal Adhara dan Reno, Andra masih diam dengan ekspresi datarnya. Tiba-tiba Adhara memikirkan hal-hal negatif yang akan terjadi dengan Andra, dia takut Andra akan melakukan hal yang tidak diinginkan hanya untuk meluapkan emosinya, tapi segera Adhara menepisnya.

"Ndra, lo gak papa kan? Lo baik-baik aja kan?" Tanya Adhara memastikan

Andra menatap Adhara aneh, "apa sih? Gak jelas, gue baik-baik aja"

"Kalo baik-baik aja, kenapa diem aja dari tadi? Biasanya kan lo cerewet"

"Lo yang cerewet. Udah gue pulang, bye" Andra melajukan kembali motornya, meninggalkan Adhara dengan perasaan cemas.

Adhara pun membuka gerbang, dan betapa terkejutnya dia ketika gerbang tersebut terbuka, dia terkejut dengan keberadaan Bisma di depannya sambil berkacak pinggang dengan tatapan tajam, Adhara menelan salivanya pelan.

Adhara (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang