🍁Happy Reading🍁
Pukul setengah tujuh malam, Adhara berada di rumah megah milik kedua orang tua Riki, tadi setelah mereka dari mall Riki mengajak Adhara untuk pulang ke rumahnya, sesuai permintaan Fani yang tiba-tiba menyuruh Riki mengajak Adhara ke rumah waktu tau Riki sedang bersama Adhara. Dan disinilah Adhara, di meja makan keluarga Alvero.
"Ini, dimakan ya?" Ucap Fani sambil menyodorkan sepiring nasi dan lauk untuk Adhara
"Makasih tan"
"Bun, buat Riki mana?" Tanya Riki
"Buat abang bun?" Tanya Zafran menimpali
"Kalian mau?" Fani balik tanya yang langsung mendapat anggukan dari kedua putranya
"Ambil sendiri, jangan manja"
Riki dan Zafran melongo mendengar jawaban bundanya yang di luar ekspetasi mereka, sedangkan Adhara dan Rian yang sedari tadi memperhatikan hanya terkekeh.
"Bunda gitu sekarang"
"Bunda udah gak sayang sama kita nih"
"Apa sih bang? Dek? Kyak anak kecil aja. Udah ayo cepet makan"
Fani mengabaikan racauan kedua putranya, sedangkan Adhara dan Rian terkekeh di tempatnya.
"Eh bang, punya gue itu, ngapain lo ambil?" Sengit Riki ketika melihat Zafran mengambil ikan goreng kesukaan Riki
"Dih songong lo jadi adek, semua makanan yang ada di meja bebas untuk siapa aja, bukan cuma buat lo"
"Lo tuh udah ada itu, ayam goreng"
"Gak, bosen gue"
Riki menatap Zafran kesal, lalu menoleh kearah Fani, "bun, Bang Zafran tuh" Riki mengadu
"Ck, ngadu aja lo bisanya, nih ambil semua, gue gak doyan"
Zafran menyerahkan ikan goreng yang sudah dia makan kepada Riki, bukannya senang tqpi Riki malah menatap tajam abangnya.
"Lo tuh-"
"Udah sih makan aja apa yang ada" potong Adhara cepat, Adhara sangat gemas melihat tingkah Riki yang seperti anak kecil, berbeda ketika dia berada di sekolah.
Riki kesal dengan Adhara, sedangkan Zafran, Fani dan Rian terkekeh melihat Riki yang sedang kesal.
***
Pukul sembilan malam tepat, Adhara dan Riki sampai di rumah Adhara. Ada banyak hal yang mereka lewati bersama, meski harus ada cekcok di antara mereka, tapi mereka tetap bisa menghabiskan waktu bersama dengan banyak tawa, terutama ketika dia berada di tengah-tengah keluarga Riki, Adhara merasakan kehangatan yang sudah lama menghilang dari kehidupannya beberapa tahun terakhir, Adhara merasa nyaman.
"Makasih ya buat hari ini, lo udah buat mood gue balik lagi" kata Adhara
"Itu karena gue moodboster lo, jadi kapan pun lo sedih gue bakal usahain bisa bikin lo ketawa bahagia" balas Riki
Adhara senang mendengarnya, begitu banyak masalah yang menghampiri Adhara, membuat Adhara berfikir ingin lari dan menyudahi, tapi Riki datang dan mampu membuatnya sejenak melupakan masalah yang dia hadapi. Dan kini Adhara sadar, jika Riki bukanlah sumber masalahnya, melainkan sumber kebahagiannya.
Adhara memeluk Riki tiba-tiba, Riki yang masih berada di atas motornya terkejut dengan pelukan Adhara, kemudian kedua tangan Riki bergerak ke atas, membalas pelukan Adhara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adhara (Selesai)
Teen FictionDiam bukan berarti bisu, bukan berarti tidak suka, bukan berarti tak punya hati. Tapi diam jawaban lain saat mulut tak bisa mengucapkan. Adhara tak pernah menyangka, cowok populer disekolah barunya merusak hari-hari indahnya.