Sorry telat banget, bener-bener gak mood buat ngetiknya 🙏🙏
🍁 Happy Reading 🍁
Malam ini, Adhara sedang duduk manis di teras rumah, dengan ditemani secangkir coklat panas. Pandangannya mengarah kearah langit malam yang dipenuhi bintang. Malam minggu kali ini Adhara habiskan diam di rumah, sama seperti malam minggu biasanya, sebelum hubungan Adhara dan Riki dekat.
Adhara mendesah, lalu menikmati coklat panas yang sedari tadi dia genggam.
"Nungguin Andra ya?" Tanya Bisma yang tiba-tiba duduk di samping Adhara. Adhara menoleh kemudian menggeleng.
"Kak Bisma ngapain disini? Gak keluar?" Tanya Adhara balik
Hubungan Adhara dan Bisma kini membaik, entah sejak kapan, yang jelas sekarang mereka sering berbagi cerita. Adhara juga tidak sungkan memanggil Bisma dengan sebutan Kakak.
"Gak, gak ada yang bisa diajak keluar" jawab Bisma
"Makanya tuh Kak Risa jangan digantungin trus, cewek tuh juga butuh kepastian. Kalo suka ya bilang aja suka, keburu di tikung orang"
"Apaan sih? Kyak tau aja Risa siapa"
"Eh gue tau ya siapa Kak Risa"
Flashback on
Pukul sebelas malam, Adhara masih belum tidur, dia baru saja menyelesaikan tugasnya yang harus dia kumpulkan besok. Wajah letih terlihat jelas diwajahnya.
Adhara berjalan keluar kamar untuk mengambil minum, setelah berkutat dengan tugasnya selama 3 jam lebih, dia merasa haus.
Ketika dia melewati depan pintu kamar Bisma, dia mendengar suara Bisma yang sepertinya sedang berbicara dengan seseorang lewat saluran telepon. Karena penasaran, Adhara memilih menguping. Adhara ingin tau alasan apa yang membuat kakak tirinya belum tidur.
"Pokoknya gue gak mau tau, lo harus bantuin gue bikin surprise buat Risa besok"
"Iya gue cuma pengen liat dia seneng aja, gak lebih"
"Iya nanti kalo waktunya udah tepat gue bakal jujur sama Risa, tapi gak sekarang. Udah gue tutup, udah malam"Setelah itu sudah tidak terdengar lagi suara Bisma, Adhara pun menjauhkan kepalanya dari pintu dan melanjutkan tujuannya untuk ke dapur mengambil minum.
Flashback off
"Dan besoknya lo gak bisa jemput gue, lo nyuruh gue pulang bareng Riki" kata Adhara
"Hehehe sorry" Bisma menunjukkan deretan giginya, "eh trus gimana hubungan lo sama Riki?" Tanya Bisma mengalihkan pembicaraan.
"Ya gak gimana-gimana, kan cuma temenan"
"Yakin cuma temenan? Gak lebih? Sayang lho kalo cuma temenan"
"Ihh apaan sih kak? Ngeselin banget sih"
"Ciee langsung merah pipinya" Bisma semakin menggoda Adhara saat melihat perubahan wajah Adhara yang salah tingkah. Adhara memukul lengan Bisma, sedangkan Bisma tertawa semakin kencang.
"Ada apa nih? Kok kayaknya seru banget?" Tanya Andra. Adhara menghentikan pukulannya. Mereka berdua kompak menoleh kearah sumber suara. Terlihat Andra yang baru datang dan menatap keduanya.
"Ah kembaran gue udah pulang. Capek ya? Masuk yuk!" Ucap Adhara menyapa Andra sambil mengambil tas Andra yang tersampir dipundak. Andra semakin menatap Adhara aneh.
"Mau lari tuh" sindir Bisma. Adhara menatapnya kesal dan mencebikkan bibirnya. Adhara menarik tangan Andra masuk. Bisma terkekeh dan mengikuti kedua adik tirinya masuk kedalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adhara (Selesai)
Teen FictionDiam bukan berarti bisu, bukan berarti tidak suka, bukan berarti tak punya hati. Tapi diam jawaban lain saat mulut tak bisa mengucapkan. Adhara tak pernah menyangka, cowok populer disekolah barunya merusak hari-hari indahnya.