Maaf atas keterlambatannya, tapi semoga part ini mampu mengganti kekesalan kalian menunggu Adhara dan Riki.
***
🍁Happy Reading🍁
Hari ini hari minggu, jarum jam menunjukkan pukul delapan pagi, tapi Adhara masih setia tertidur pulas di atas ranjang empuknya, larut dalam mimpi indahnya.
Namun, mimpinya itu kini tidak lagi menjadi indah, saat Andra masuk ke kamarnya dan mengganggu tidur nyenyaknya. Andra menggoyah-goyahkan tubuh Adhara sambil menarik selimutnya, hanya agar saudara kembarnya bangun.
"Ayo bangun ra, mau sampai kapan lo tidur?" kata Andra kesal
"Apasih?" gumam Adhara yang masih trus memejamkan mata
Andra memutar bola matanya malas, dari dulu sampai sekarang saudara kembarnya selalu susah jika disuruh bangun.
"Cewek jam segini belum bangun, cewek apaan lo? Gimana nanti lo udah nikah sama punya anak? Mau lo kasih makan apa mereka? Bisa-bisa lo di-" celotehan Andra terputus karena Adhara segera membungkam mulut Andra dengan tatapan tajam, sambil berkata "cerewet banget lo jadi cowok, cowok apa cewek lo?"
Merasa ucapannya kini di putar balik oleh Adhara, Andra mendengus kesal.
"Nah kan gak bisa jawab, dasar cowok jadi-jadian"
"Eh apa lo tadi bilang? Cowok jadi-jadian?" Andra memelotot kearah Adhara, namun Adhara tidak merasa takut, dia malah menjulurkan lidahnya dan berlalu ke kamar mandi.
"Punya kembaran ngeselin banget" umpat Andra.
***
"Ngapain sih lo pagi-pagi udah di rumah orang?" tanya Adhara dengan nada sewot kepada Riki
Ya, hari ini Riki berkunjung ke rumah Adhara, beralasan menjemput Adhara untuk mengerjakan tugas kelompok. Membuat Adhara ingin mengutuk cowok menyebalkan di depannya saat ini.
Semalam Adhara sudah menyusun rencana untuk menghabiskan waktu bersama Andra, mengingat hari ini Andra menginap di rumah, dan Adhara sangat merindukan sosok kembarannya itu. Tapi sayangnya, Riki datang dan merusak rencananya.
"Kenapa gak ngerjainnya disini aja? Dari pada keluar menghabiskan uang" tanya Intan yang memang sedari tadi berada di ruang tamu bersama Adhara dan Riki
"Sekalian cari referensi tan" jawab Riki
"Gak, gue gak mau. Lagian tugas kelompok apa yang lo maksud? Kita kan beda kelas" sengit Adhara
Skakmat
Ucapan Adhara membuat Riki mati kutu di depan Intan, ketahuan sudah jika Riki telah berbohong.
"Tapi kita sama-sama anak ipa, udah cepet ganti, keburu siang" titah Riki
Adhara mendengus kesal, kemudian segera pergi ke kamarnya yang berada di lantai dua.
15 menit berlalu, dan Adhara sudah siap dengan setelan kaos merah maroon dan celana jeans putihnya. Lalu mereka berdua pun berangkat setelah berpamitan dengan Intan, lebih tepatnya hanya Riki, karena Adhara langsung keluar tanpa pamit.
***
Adhara duduk di tepi lapangan sambil memainkan ponselnya, menunggu Riki yang tadi pamitnya entah kemana.
Adhara sangat kesal dengan Riki, di hari libur seperti sekarang, dia malah mengajak Adhara ke sekolah yang jelas-jelas Adhara sendiri tidak tau apa alasan Riki mengajaknya kesini. Adhara fikir Riki akan mengajaknya ke suatu tempat, seperti dulu Riki yang tiba-tiba mengajaknya ke Ancol dan menghabiskan waktu bersama disana. Tapi ternyata dugaan Adhara salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adhara (Selesai)
Teen FictionDiam bukan berarti bisu, bukan berarti tidak suka, bukan berarti tak punya hati. Tapi diam jawaban lain saat mulut tak bisa mengucapkan. Adhara tak pernah menyangka, cowok populer disekolah barunya merusak hari-hari indahnya.