🍁Happy Reading🍁
Adhara, Meli dan Kinan berjalan beriringan menuju lapangan setelah mengganti seragam mereka dengan kaos olahraga. Hari ini pelajaran pertama mereka adalah olahraga, Pak Rian sebagai guru olahraga sudah menunggu di lapangan dengan suara peluit yang memekikkan telinga pendengarnya.
"Buat pemanasan kalian lari keliling lapangan lima putaran" teriak Pak Rian memerintah diiringi suara peluit yang semakin keras
Seluruh murid-murid berlari keliling lapangan sesuai perintah Pak Rian. Saat putaran ketiga, mata Adhara tidak sengaja menangkap sosok Fachri yang sedang berdiri di pinggir lapangan sambil tersenyum kearahnya, Adhara membalas senyum Fachri.
"Aduh"
Adhara berhenti, dia tidak sengaja menabrak Kinan yang berada di depannya, membuat Kinan jatuh tersungkur.
"Aduuuh Adhara, lo gimana sih? Main nabrak aja, apa tubuh gue kurang gede sampai-sampai lo nabrak gue?" Kinan menggerutu, semua mata siswa-siswi tertuju kearah mereka berdua
"Sorry Ki, gue gak ada maksud nabrak lo, beneran" ucap Adhara membela diri
"Siapa suruh kalian berhenti? Ayo lari!" Suruh Pak Rian garang, lantas mereka semua kembali berlari sampai putaran terakhir. Setelah itu Pak Rian membagi murid laki-laki menjadi dua kelompok untuk bermain futsal, sedangkan murid perempuan duduk di pinggir lapangan sambil menonton pertandingan.
Adhara, Meli dan Kinan ikut duduk berkumpul dengan yang lain, sambil berteriak memberi semangat. Fachri yang sedari tadi hanya mengamati Adhara, kini berjalan mendekat.
"Eh!" Adhara terkejut ketika rasa dingin tiba-tiba menempel di pipi kanannya, Adhara menoleh.
"Buat lo, haus kan?" Tanya Fachri menyodorkan sebotol minuman dingin. Adhara melirik kearah teman-temannya yang masih sibuk dengan pertandingan di depan, kemudian menarik Fachri untuk menjauh dari lapangan
"Kenapa?"
"Apa kata Pak Rian klo tau lo di luar kelas di jam pelajaran? Mau di hukum?"
"Iya gak mau sih" Fachri menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "oh iya, buat lo" Fachri kembali menyodorkan sebotol minuman dingin kepada Adhara. Adhara hampir meraihnya saat tiba-tiba Riki datang dan merebut minuman tersebut dan meminumnya.
"Rik, kok lo yang minum? Itu buat gue, bukan buat lo" protes Adhara kesal
Riki menegak habis minuman tersebut, dan tersenyum lebar kearah Adhara. Fachri menatap marah Riki.
"Lo tuh ngeselin banget ya jadi orang" Adhara semakin geram
"Apa? Kenapa? Mau marah?" Tantang Riki, "coba kejar" Riki menjulurkan lidahnya dan berlari menghindari Adhara yang sudah seperti singa mengamuk, lalu Adhara mengejar Riki, meninggalkan Fachri dengan rasa kesal.
***
Riki trus berlari, menghindari Adhara yang ternyata masih mengejarnya, sampai akhirnya mereka sampai di rooftop dan Riki berhenti. Deru nafasnya memburu, begitu juga Adhara, terlihat ketika Adhara yang langsung mendudukkan dirinya di bangku panjang yang terbuat dari bahan besi.
"Ngapain lo ngejar gue sampai sini?" Tanya Riki yang kini duduk di samping Adhara
"Lo tadi nyuruh ngejar" Adhara menjawabnya tanpa menoleh kearah Riki
"Gue kan cuma becanda"
"Becanda? Disaat lo udah berhasil ngehabisin minuman gue dari Fachri dan nyuruh gue buat ngejar lo, lo bilang cuma becanda?" Riki mengangguk, "astaga Riki, lo tuh ihhh" Adhara menjambak rambut hitam Riki, membuat Riki mengadu kesakitan
KAMU SEDANG MEMBACA
Adhara (Selesai)
Teen FictionDiam bukan berarti bisu, bukan berarti tidak suka, bukan berarti tak punya hati. Tapi diam jawaban lain saat mulut tak bisa mengucapkan. Adhara tak pernah menyangka, cowok populer disekolah barunya merusak hari-hari indahnya.