Chapter 30 -Ending

586 18 1
                                    

Selamat datang kembali, sudah berapa lama tidak update?? Pasti sudah lama sekali 😂😂 maafkan diriku yang sibuk dengan tugas perkuliahan🙏🙏

Oke, biar gak lama-lama basa basinya, cuss kita ke ceritanya. Tapi, sebelum baca usahakan vote dulu yes? Dan aku sarankan kalian baca sambil dengerin lagu Rizky Febrian - Ragu, yaaa biar baper dikit lah 😆😆

Udah di puter lagunya? Klo udah cus baca!!

🍁 Happy Reading🍁

Malam minggu pukul setengah delapan, Adhara berdiri di depan pintu masuk pasar malam, sendirian. Hari ini dia ada janji dengan Riki, dan entah kenapa Riki menyuruhnya berangkat sendiri, tidak menjemputnya seperti biasanya.


Adhara berada disana sudah hampir setengah jam menunggu Riki, tapi Riki tak kunjung datang. Adhara sudah menghubungi Riki, tapi Riki tidak menjawab teleponnya dan membalas pesannya.

"Kemana sih si Riki? Niat gak sih dia?" Dumel Adhara sambil mencoba menghubungi Riki kembali.

'Hallo, iya Ra, kenapa?'

Akhirnya Riki menjawab teleponnya, tapi dengan songongnya dia bertanya kenapa? Adhara ingin sekali memaki cowok yang notabenenya sebagai pacarnya sejak 3 bulan yang lalu.

"Kenapa-kenapa? Lo niat gak sih ngajak gue jalan? Gue hampir setengah jam disini nungguin lo bego!"

'aduh sabar ya, aku kejebak macet nih. Kamu masuk dulu ya, nanti aku nyusul'

"Gak mau! Gue mau pulang, gue capek!"

'yaaa jangan marah, bentar lagi aku nyampek. Tunggu 10 menit lagi ya, kamu masuk dulu. Oke cantik?'

Tut Tut Turu

Riki memutus sambungan telepon sepihak. Adhara mulai kesal, tapi dia tidak bisa pulang sekarang, sudah lama dia tidak pergi bersama Riki karena ujian yang sedang mereka hadapi. Bisa di katakan Adhara merindukan Riki.

Dengan berat hati, Adhara masuk ke dalam, sendirian. Suara hiruk-pikuk mulai terdengar di telinga Adhara. Kerlap kerlip cahaya lampu mulai memenuhi pemandangan Adhara. Langkah Adhara pun semakin memasuki, mencari sesuatu yang bisa membantunya untuk menunggu Riki. Tapi langkahnya terhenti saat melihat sosok Riki yang tiba-tiba berada di depannya dengan membawa gula kapas berbentuk hati. Adhara hanya memandangi Riki yang kini mendekatinya.

"Bandel!" Riki menyentil kening Adhara, membuat si empunya meringis kesakitan dan menatapnya kesal. "Disuruh masuk dari tadi gak mau, kamu pikir aku gak capek nungguin kamu disini?"

"Gue juga capek nungguin lo di depan, seharusnya lo bilang kalo lo udah di dalam bego!"

"Dih kok gitu sekarang ngomongnya? Gak sopan tuh sama pacar"

Adhara tidak menanggapi Riki, dia membuang muka.

"Iya udah aku minta maaf. Nih, buat kamu" Riki memberikan gula kapas kepada Adhara. Setelah itu tangan kanannya menggandeng tangan kiri Adhara untuk mengajaknya keliling.

Sepasang kekasih itu pun menikmati wahana yang ada, dan bermain permainan yang ada. Kedua tangan Adhara kini sedang memeluk boneka Teddy Bear berukuran jumbo, hadiah dari permainan lempar bola yang Riki mainkan.

Adhara (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang