🍁Happy Reading🍁
Adhara duduk dimeja belajarnya, mengamati buku yang Riki pinjamkan, dia membolak-balikkan buku tersebut, kemudian membukanya. Perlahan-lahan, satu persatu Adhara membuka buku tersebut. Adhara tidak tahu, dari mana Riki tahu jika dia menyukai buku astronomi, apa mungkin dari Meli? Sama seperti nomor ponselnya yang Riki dapat dari Meli.
Adhara melirik kearah jaket yang masih menggantung manis dipintu lemari besar miliknya, jaket milik Riki yang Riki pinjamkan saat Adhara di bully Elina kemarin, dan dia belum sempat mengembalikan.
Kling
Satu pesan masuk, dilihatnya ternyata pesan dari Riki.
Riki : Jangan lupa dibaca bukunya, gue pinjem itu buat lo baca bukan buat lo liatin
"Nih orang kata Kinan gk punya hape, tapi kok bisa sms gue?"
Adhara memutar kembali otaknya, mengingat ucapan Kinan tadi di sekolah.
'Riki tidak punya hape' tapi bagaimana bisa dia mengurim pesan dan menelpon Adhara setiap malam. Ya meskipun terkadang Riki juga pernah menelponnya menggunakan telpon umum.
Adhara mengabaikan pesan dari Riki, dia memilih untuk membaca buku yang sedari tadi dia amati.
Kling
Ponsel Adhara kembali bunyi, ternyata Riki lagi yang mengirim.
Riki : Kapan-kapan gue ajak ke rumah, gue pinjemin lebih banyak lagi buku buat lo sama Bang Zafran.
Adhara mengabaikannya lagi, dia tetap fokus membaca sampai akhirnya 3 jam berlalu. Setelah merasa cukup, diraihnya ponsel miliknya, terdapat 21 panggilan tak terjawab 76 pesan dari Riki. Mata Adhara membulat saat melihatnya dan segera membuka pesan dari Riki. Sejak pesan kedua dari Riki, Adhara memilih mode silent hanya untuk fokus membaca dan tak ingin diganggu oleh siapa pun, termasuk Riki.
Riki : Lagi belajar ya? Oke gk papa, gue tunggu. Klo udah selesai bales ya?
Riki : Lo belajar lama banget sih? 2 jam gue nungguin
Riki : Lo udah pinter, jangan lama-lama klo belajar
Riki : Yaelah masih gk bales juga, lo belajar apa lagi tidur sih? Lumutan gue nungguinnya
Riki : Eh Adhara, bales woy!
Riki : Ra, jangan gantungin gue, gue juga butuh balasan
Riki : Ra?
Riki : Adhara?
Riki : Woy!
KAMU SEDANG MEMBACA
Adhara (Selesai)
Teen FictionDiam bukan berarti bisu, bukan berarti tidak suka, bukan berarti tak punya hati. Tapi diam jawaban lain saat mulut tak bisa mengucapkan. Adhara tak pernah menyangka, cowok populer disekolah barunya merusak hari-hari indahnya.