Chapter 27

227 10 1
                                    

🍁 Happy Reading 🍁





Adhara duduk di teras rumah bersama Andra, menikmati langit malam yang di penuhi bintang. Kepala Adhara mendongak memperhatikan kerlap-kerlip bintang, sedangkan Andra asyik menikmati keripik kentang kesukaannya.

Ada banyak pertanyaan yang Adhara simpan untuk Andra, dan masih tentang masalah Andra dengan Riki. Adhara ingin menanyakan semuanya yang terjadi kepada Andra malam ini, tapi Adhara ragu, karena Adhara tau ini bukan masalah kecil. Adhara dan Andra memang saudara kembar, dan tidak ada yang bisa memisahkan. Tapi Adhara cukup tau, jika Andra tidak akan pernah membawa Adhara masuk ke dalam masalahnya, meskipun itu masalah kecil. Andra sangat menyayangi Adhara, dan Andra akan melakukan apapun untuk melindungi Adhara, hanya untuk melihat saudara kembarnya baik-baik saja dan bahagia. Dan Adhara tidak akan pernah berniat untuk mencampuri urusan Andra, tapi kali ini Adhara benar-benar dibuat penasaran.

"Lo sebenarnya ada masalah apa sih sama Riki? Apa hubungan lo sama Tiara?"

"Cuma salah paham"

"Salah paham gimana?"

Andra menatap Adhara sekilas, kemudian melanjutkan makan keripiknya. Adhara pun jadi kesal melihat tingkah kembarannya, dia merebut toples yang ada di tangan Andra, membuat Andra menatapnya kesal.

"Apa sih Ra? Punya gue itu, balikin!" Ucap Andra mencoba merebut toples dari tangan Adhara

"Cerita dulu"

"Gue kan udah bilang, cuma salah paham"

"Gak percaya!"

"Iya udah kalo gak percaya!" Andra merebut toples dari Adhara dan kembali makan keripiknya. Sedangkan Adhara hanya menatapnya kesal dan mengerucutkan bibirnya.

Andra melirik Adhara yang sedang marah dengannya. Andra menghela nafasnya, "lo tau soal Tiara sampai mana?"

"Ha?" Adhara menoleh "gue emang gak kenal Tiara siapa, tapi yang gue tau Tiara itu sahabat sekaligus pacar Riki yang udah meninggal, dan dia meninggal karena jadi korban tabrak lari"

"Dan lo tau siapa yang nabrak dia?" Tanya Andra dengan sorot mata yang menatap mata Adhara.

"Lo kan yang nabrak Tiara?" Jawab Adhara yang diakhiri cengiran

"Salah! Lo kira kembaran lo ini punya wajah pembunuh?"

Adhara mendekatkan  wajahnya ke wajah Andra, memperhatikan wajah Andra, "iya sih gak ada. Tapi kalo bukan lo yang nabrak, trus siapa?"

"Lo inget temen gue yang namanya Haikal?" Adhara mengangguk, "waktu itu dia pinjem motor gue dan dia gak sengaja nabrak cewek yang lagi nyebrang, trus dia kabur karena takut. Dan gue curiga waktu dia balikin motor gue, di ban motor gue kok bisa ada darah? Nah gue paksa tuh dia buat jujur, akhirnya dia cerita semua sama gue. Dan lo tau gue bilang apa sama Haikal?"

"Apa?"

"Gue nyuruh Haikal buat nyerahin diri ke polisi dari pada dia trus merasa bersalah sama tuh cewek-"

"Oh jadi itu alasan dia masuk penjara waktu itu? Gue sempet kaget waktu tau dia masuk penjara, anak sebaik dia kok bisa masuk penjara" belum selesai Andra bicara, Adhara sudah memotongnya

"Karena dia cowok baik makanya dia mau masuk penjara nyerahin diri"

Adhara mengangguk mengerti, sekarang dia tau apa masalah yang sebenarnya, tapi masih ada satu hal yang belum dia mengerti. "Tapi, kenapa Riki masih dendam sama lo? Kan udah jelas-jelas bukan lo yang salah dan Haikal udah nyerahin diri"

"Karena dia belum tau"

"Kenapa lo gak bilang semuanya sama Riki?" Andra menggeleng, "kenapa?"

"Rahasia" jawab Andra sambil melanjutkan makan keripiknya, sedangkan Adhara mendengus kesal

Adhara (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang