4

363 38 0
                                    

Saat ini Adhara sedang berada di sebuah cafe dekat SMA Tunas Bangsa. Siang ini sepulang sekolah dia mempunyai janji dengan temannya. Dalam hati dia sangat malas untuk bertemu dengannya, dia ingin sekali langsung pulang dan tidur dikasur empuk miliknya, tapi pada akhirnya Adhara memutuskan untuk di berada disini.

Adhara duduk disebuah meja dekat jendela, dengan chocolate milkshake yang tinggal setengah miliknya. Wajahnya ia hadapkan keluar jendela, melihat air mancur yang terletak di luar cafe.

"Sorry telat, abis nganterin Danu tadi"

Orang yang Adhara tunggu kini datang, dia terlihat ngos-ngosan seperti habis lari. Fachri segera duduk di kursi depan Adhara dan memesan.

Adhara menatapnya datar, "Gue benci nunggu, Ri"

"Iya, gue masih inget hal yang lo benci kok, Ra" Adhara tak menanggapi ucapan Fachri, dia memilih mengambil ponselnya yang tergeletak disamping kanannya.

Tadi, waktu Adhara sedang berada di perpustakaan, Fachri menghampirinya, meminta Adhara untuk menemuinya di cafe dekat sekolah. Belum Adhara menjawab, Fachri sudah pergi, membuat Adhara berdecak kesal.

Fachri tersenyum kepada gadis di depannya, gadis yang pernah memberi warna pada masa putih abu-abunya, dulu. "Gue kira lo gk bakal datang"

"Gue bukan orang pengingkar janji"

"Klo gk gini, gue gk bakal pernah bisa ngomong sama lo" Fachri trus memandangi wajah Adhara,  "Jadi kenapa lo bisa di jakarta? Kapan datang?"

Adhara menatapnya kesal, "Ngomong aja sih maksud lo apa nyuruh gue dateng, gue gk ada waktu"

Fachri mengehela napasnya, ada sedikit perubahan yang dia temukan pada diri Adhara. Cewek itu jadi cuek, dan ketus pada dirinya. Apa karna dulu dia pernah meninggalkannya?

"Apa gue bakal dapat maaf klo gue minta maaf sama lo?"

"Intropeksi diri"

"Iya gue tau gue salah, makanya gue minta maaf sama lo"

"Jelasin"

Meskipun Adhara hanya mengucapkan sepatah dua kata, tapi Fachri faham, gadis  yang ada didepannya butuh penjelasan langsung darinya. Dia senang, ternyata Adhara masih mau mendengarkan penjelasan darinya.

Fachri menarik nafasnya dalam-dalam dan dia mulai bercerita.

Flashback on

Setelah mengantarkan Adhara pulang, Fachri melajukan motornya pulang. Senyumnya tak pernah luntur semenjak Adhara menjawab perasaannya, perasaan yang Fachri pendam sejak dia bertemu Adhara dihari pertama masuk sekolah.

Motor Fachri memasuki pekarangan rumahnya. Setelah memarkirkan motornya Fachri langsung masuk ke dalam rumahnya.

"Fachri kemana saja kamu? Kenapa baru pulang?" Tanya mamanya, Dewi

"Abis jalan sama Adhara ma, kenapa sih emangnya?"

Adhara (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang