Punya segala nya

192 18 4
                                    

               KEOLA

       Lusiana sudah masuk ruangan gue, dengan damn baju ketat nya, kalo dulu Lusiana bisa jadi 'objek' gue kalo lagi penat sama kerjaan yang segunung, kalau sekarang kok rasa nya biasa aja ya? Dia tersenyum dengan maximal di tambah yang gue yakin sebelum masuk kesini dia ganti dulu warna nya.

"Jadi, kita akan main di meja?" Tanya nya to the point gue mengerjap bodoh kemudian menatap nya menggoda yang gue yakin bikin dia enggak bisa tidur. "Em? Gimana ya?" Tangan gue menggapai meja rotan mahal yang menghiadi tuang kerja, di pojok kanam ada telepon, dan sebelah tangan gue kiri, ada foto Sadina, gue melihat mya tersenyum ke gue, yang sialan hanya dengan lipstick nude nya saja bisa bikin gue luar biasa kegoda.
Sadina yang dulu nya menyebalkan dah bahkan terlihat sangat luar biasa culun, se--sexy se---cantik ini? Hollycrapt gue mau pulang! Lagi pda 'meladeni' Lusiana.
"Dimulai dengan aku blowjob kamu?" Tanya nya bersiap untuk memutari meja, gue langsung tersadar dari lamunan babu.

"Weist! Tunggu-tunggu . Lusiana, gue sama sekali enggak mau main sama lo! Enggak sekarang atau kapan pun. Sorry ya, gue ada jadwal jemput istri." Jelas gue langsung berdiri dari situ mengambil kunci mobil, dompet, dan ponsel.

----

         Sadina

Sore ini, tiba-tiba aja si suamik mau jemput. Kata nya lagi kesambet setan baik, yaudahsih lagi pula mobil ku lagi di bengkel.
Sedangkan kaki ku terus bergerak ke arah sebuah toko yang menyediakan furnitur rumah  tangga, IKEA .
Memilih beberapa furnitur, sedangkan aku tidak perlu susah-susah mengatakan aku berada dimana, si maniak Keola itu sudah mendeteksi iphone ku dengan mengoneksikan  location ke ponsel nya dengan cara hanya dia yang tahu. Jadi ya aku santai saja.

Mata ku jatuh kepada sebuah meja makan kecil, minimalist berbeda dengan meja makan di apartement Keola yang terkesan sangat cowok, ini beda, sangat cocok dengan-- apa ya? Aku kok geli ya sebut nya, pasangan baru. Hm.
Meja makan berwarna cokelat muda, jok nya berwarna biru, dan hanya terdapat kursi nya 3 dengan salah satu memanjang. 

Aku terkekeh dengan imajinasi dimana, Keola tidak akan bisa lagi mengaja ku bercinta di meja kalo meja nya sepenuh yang aku bayangkan dengan gelas teh, pemanis, vas bunga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Aku terkekeh dengan imajinasi dimana, Keola tidak akan bisa lagi mengaja ku bercinta di meja kalo meja nya sepenuh yang aku bayangkan dengan gelas teh, pemanis, vas bunga.
Serius, mana bisa kan dia?

Tangan ku berhenti menyelusuri meja tersebut sampai merasakan ada sebuah tangan yang memeluk pinggang ku. Dengan cepat aku langsung mengerjap dan mendesah lega saat mengetahui bahwa itu adalah Keola.

"Kei, yang bener aja dong. Masa meluk di tempat umur? Suka enggak waras deh." Protesku, ia hanya mengedikan bahu dan menunduk mendekat hampir mencium bibirku, namun aku langsung menghindar, jadilan ia mencium leher ku, sembari menghisap nya pelan. Dan aku hampir saja bersuara!

"Ya lord, sumpah Keola! Yang sadar! Ini tempat umum." Teriak ku marah sembari mendorong tubuh nya, ia tersenyum dan mengangguk. "Pulang yuk? Aku kangen." Gila kan dia? Setiap hari ketemu, sampe ngintil kemana-mana, terus apa katanya? Kangen? Di pandangi nya dia dari atas sampai bawah, menggunakan kemeja berarna biru, dengan celana kain terlihat berantakan dan terkesan 'hot' karena rambut nya berantakan.
Kini ia menggerakan halis nya. "Lagi mikirin, kamu nelanjangin aku disini, ya?" Tanya nya, aku mendengus dan mendorong nya menjauh.
Mengabaikan nya aku langsung berlalu tapi di tahan oleh nya.

"Gitu aja marah, kamu tadi liat ini? Mau?" Tanya nya aku diam. Aku ngerasa apa ya? "Gausah Kei, aku tahu kok, kamu mana sudi sulap apartement yang luar biasa cowok itu, gapapa, yuk keluar. Aku tiba-tiba mau ngopi, ngomong-ngomong kopi, aku mau beu coffe maker boleh?" Kini mata ku yang lapar sudah mencari dimana letak para coffe maker, padahal di apartement Keola sudah ada, entah kenapa aku mau lagi. Semoga dia ngebolehin. Ku menengok ke arah nya karena tak kunjung ada jawaban.
Di lihat ia menatap ku dengan raut wajah yang aneh kemudian mendeham. "Coba, sebutin selain alesan kenapa, kamu enggak mau minta kursi ini?" Tanya nya kesal. "Kamu tuh sexy, cantik hari ini. Tapi hari ini nyebelin, cepet jawab kenapa?" Aku beneran enggak tahu kenapa se norak ini, kemudian aku berdeham. "Well, kalo kita beli, pasti berujung kamu yang belu, karena kamu .. enggak akan pernah sudi buat aku keluarin uang, nanti nya tuh jadi mubazir, meja yang di apartement kamu mau di kemanain, coba? Sayang uang dan yang jelas aku enggak suka aja kamu boros."

Dia terkekeh. Mendekat kemudian menyentuh kepala ku. "Simpan ini di kepala cantik kamu, aku punya segala nya. Aku bisa beli satu IKEA ini buat kamu, aku bisa beli apa aja buat kamu. Karena aku semua nya dari aku punya kamu, then all of you is mine, jangan pernah bikin batin atau diri kamu tersiksa, kalo kamu mau, tinggal bilang, semua bakal jadi punya kamu. Kita pesen apa yang kamu mau sekarang, dan kamu jangan sungkan untuk merombak apartement. Boleh, apapun." Aku masih merasa terbang dengan ucapin pria yang aneh nya jadi tampan, back to earth yang dia maksud dia semua nya milik ku itu adalah uang nya dan tubuh nya. Bukan hati nya, Sadina. Jangan jadi bodoh, dan jatuh cinta se--jatuh-jatuh nya. Ingat dirimu sudah sangat sering menyakiti diri sendiri untuk mencitai seseorang secara sepihak selama belasan tahun. Tolong jaga hati dirimu sendiri, jangan biarkan dirimu jatuh cinta.

"Sekalian nunggu rumah, bentar lagi jadi kan beb? Jadi kita enggak usah tinggal di apartement." Lanjut nya, aku tersenyum, tersenyum pedih. Semoga ya Keola, aku tidak jatuh cinta ke kamu, jadi kita bisa tempatin rumah itu. Karena, perjanjian kita di permainan rumah-rumahan ini, adalah untuk tidak jatuh cinta.



Tbc. Muah❤️❤️🖤🖤

love my food, or you?(sequel With You) TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang