Jadi seperti yang kalian tahu, Sadewa pergi, dan gue diminta untuk tidak sesering sebelum nya ke Bali. Hell memang apa yang salah, sih?
Ponsel gue terdengar nyaring, dengan malas gue melihat siapa yang menjadi penyebab. Dan bibir gue langsung bergumam, 'Laras'. Iya dia nelfon gue, kenapa?
"hallo." sapa gue ceria, gue cukup senang juga sih dia nelfon gue.
"Keo!!! Kamu kemana aja?" tanya Laras langsung tanpa perlu menjawab sapaan hallo dari gue. Khas dia banget. Laras adalah dunia gue dari dulu, sampai sekarang. Laras adalah hal-hal yang selalu gue impikan dari dulu, sampai sekarang.
Laras adalah wanita sempurna setelah nyokap dan adek gue.
Laras adalah, rotasi gue. Laras adalah airway gue. Laras segala nya."ada kok, kamu aja yang lupa kalo Keo ada. Pacaran mulu sih." celetuk nya.
Ini setelah kejadian dimana gue menguplpad video Laras sedang makan ke instagram, dan Aji melihat nya. Dan yeah Aji marah besar, sampe Laras mencaci maki gue, bahkan Laras sampai terbang ke negara dimana Aji berada. Se khawatir itu. Se takut itu. Iya Laras takut. Dan sampai menular ke gue. Gue panik, khawatir kepada dia yang terbang sendiri."hehe iya, Aku mau minta tolong. Keo. " jelas Laras, oh yeah, dia pasti minta tolong. Gue melirik sekilas kepada Sadina yang masih menatap gue penuh minat. Sembari sesekali merapikan pasta yang dia sajikan untuk gue. Kalo temen-temen gue bilang, Keola dan Sadina adalah perpaduan yang sangat pas, Keola suka makan, dan Sadina suka masak.
"yeah, sweet heart. Apapun, kenapa?" tanya gue dengan nada mengerikan, karena cuma kepada Laras gue bisa kayak gitu. Manis.
"aku, mau minta anter ke India buat yeah kamu tahu, aku mau jadi relawan disana 2minggu. Vanilla tentu aja udah enggak bisa, lagi hamil gede gitu." jelas nya, oh yeah Laras tidak bisa melakukan atau kemanapun sendiri.
"harus 2 minggu banget, ya Ras? Keo ada meeting buka cabang resto nya Sadewa sama Sadina. Di Lombok. Tapi Keo usaha nyusul deh nanti, ya?" tanya Keola lagi bernegosiasi, masalah nya, dia memang perlu benar-benar datang. Karena ada beberapa klien Keola yang akan menghadiri pembukaan itu.
"kok, kamu gitu sih sekarang? Aku udah mau nikah loh, kalo kamu lupa. Nanti susah loh speend the time bareng aku." rajuk nya lagi. Yeah that fucking wedding.
"Ras, Keola enggak lupa.. Kalo kamu mau nikah, tapi, gimana dong? Yeah Keola janji nanti susulin Laras ya?"
Demi apapun, gue rela melakukan apapun, untuk membuat Laras gue berhenti memohon, karena gue bisa memberikan dunia pada nya tanpa harus dia memohon seperti ini, bahkan gue rela melakukan apapun agar membuat nya berhenti merajuk, tapi sayang nya benar-benar mana Ibu mau dateng ke acara pembukaan itu. Apa kata Ibu kalo misalkan beliau tau gue enggak ada? Dengan alasan menemani Laras? Wanita yang sebentar lagi menikah?
Ibu pasti langsung anfal.Tolong, gue tidak sedurhaka itu.
"Ras, ayo dong. Keola minta maaf ya?"
Laras diam."aku kesel sih, ini gara-gara Sadina kan? Kamu jadi gini?" tanya Laras.
"kok Sadina?"
Yeah Sadina langsung menatap Keola tajam saat nama nya di sebut."ya kamu jadi gitu." bentak nya. Oh oke.
"enggak, bukan gara-gara Sadina." memang bukan!!! Tapi gara-gara Ibu.
"aku tunggu kamu di Jakarta sekarang. Dinner sama aku, buat buktiin kalo sayang kamu ke aku enggak berubah, walaupun ada Sadina. "
Oh yeah, pasta gue. Gue masih mau menikmati pasta yang belum gue sentuh ini, tolong lah, kenapa pula Laras mendadak begini? Biasa nya gue yang maksa dia buat ketemu, kenapa sekarang gini? Oh, gue merasa perlu nyanyi forget Jakarta- adhitia sofyan.
KAMU SEDANG MEMBACA
love my food, or you?(sequel With You) Tamat
Romans"sebenar nya, aku dan kamu adalah manusia bodoh. Mencari kebodohan lainnya di setiap hari baru. Memainkan peran, dan berakhir di permainkan peran. Aku cinta kamu, Keo." -Sadina "gila, ini gila. Gue gila, lo gila. Ini, gabisa kan?" -Keola. Private d...