Handphone

223 17 0
                                    

         Setalah kemarin, ya gitu hot chapter sekarang romantis ya! Selamat baca, aku cintah kalian semuah❤️

SADINA

Sadewa benar-benar kelewatan. Terus aja membahas kiss mark yang terlihat di leher sebelah kanan dan tengah. Keola memang menyebalkan membuat nya di tengah kayak gini. Bikin susah untuk menutupi nyq.
Sadewa dan Ghea sekarang sedang bertugas menjemput aku dan Keola.
Tapi tujuan utama bukan apartemen Keola sekarang. Si Keola tukang makan ini, minta Sadewa mengemudi mobil ke resto. Dia laper katanya. Padahal di pesawat tadi, dia udah pesen banyak makanan.
"Keo, kamu yakin mau makan lagi?" Tanya aku masih tidak habis fikir. Ia mengangguk 2x
"Kamu yang malah belum makan apa-apa emang ga laper?" Tanya nya well dia berubah jadi si baby besar tukang merengek.

"Ya itu sih kamu, laper mulu. Kayak babon bangetsih hidup nya?" Aku beneran kadang sebel sama perut nya yang laper terus. Belum lagi, rencana dimana aku masih boleh kerja asalkan siap kapan aja bikinin makan, contoh kapanpun waktu nya aku harus siap siaga, misal dia laper makan siang, telfon aku minta menu apa harus udah di gojek-in ke kantor nya, atau di anter sama diriku sendiri iya pokok nya gitu. Dan itu enggak bisa di ganggu gugat.
Aku seneng sih hobby masak ku bisa di nikmatin dia, soal nya aku enggak terlalu suka makan, sedangkan aku hobby banget masak.

Tapi ya, gimana coba kalo di resto penuh banget? Gila aja.

"Aku udah laper lagi, mie instan di pesawat dikit." Aku mengangguk saja karena percuma saja. Mie sedikit versi dia adalah 1mangkuk besar mie pake telur, bakso, dan parutan keju yang dia paksa bawa dari Melbourne. Minta ke aku pula parut nya.
Iya itu sedikit. Kalian bisa bayangin kan gimana nafsu makan nya banyak banget?

Sadewa terlihat manis dengan Ghea, aku merasa iri. Karena harusnya hell sialan aku juga melakukan itu. Dengan seseorang yang beneran punya rasa juga ke aku.
Bukan kayak gini.
Ya lord jangan biarkan, aku jatuh cinta kepada seorang Keola. Jangan pernah.
Sampai di resto, aku malah duduk di sofa kantor Sadewa tanpa berniat sedikit pun pergi ke dapur untuk melakukan apa yang di inginkan oleh Keola.
Kulihat Keola menatap ku dengan tatapam sulit di artikan di sofa sebrang, sedangkan aku malas sekai meladeni Keola saat ini.
Aku kadang masih heran, kenapa bisa menikah dengan seorang Keola? Yang dulu hobby nya ngajakin ribut? Iya sudah jalan tuhan.
Dan aku pun tahu tuhan akan sangat cepat mengambil Keola lagi bukan mati tolong, maksudnya siapa yang tahu fikiran manusia kan? Siapa tahu besok dia bosan dan bomb semua bisa berubah. Aku dengan sendiriku lagi, dia dengan hidup ku.

"Parah, suami nya laper bukan nya dimasakin." Celetuk Keola sembari berjalan ke arah ku. Aku beringsut bergeser ke sisi lain nya agar tidak terlalu rapat. "Males, aku masih jatlag. Kalo tidur di dapur gimana?"
Dan dia terkekeh. Suara deep hasky nya selalu membuat aku senang.

"Atau, mau kamu yang aku makan? Lumayan work out pagi-pagi." Aku sukses melotot bahkan mencubit pinggang nya sekarang, sedangkan Keola terkekeh sembari meringis. Sadewa berdeham berkai-kali. Untung enggak ada Ghea.
"Yaampun, penganten baru. Obrolannya aktivitas mulu. Malu kali, ada orang." Sindir Sadewa, membuat pipi ku panas sedangkan Keola cekikikan, sembari mencium pipi ku.

"Its about marriege life, kakak ipar. Lo tahu seneng banget, lo harus segera susulin gue." Keola terlihat sangat apa ya? Berbinar? Atau mata ku yang salah sih? "Sukur deh lo berdua pada bahagia. Iye nyusul."



---
Aku kalah, sekarang aku di dapur resto sibuk memakai celemek yang langsung di ambil alih Keola mengikat bilang nya sih membantu, tapi nyata nya. Tangan dia malah nakal kemana-mana membuat gue sukses teriak sebal, sembari menginjak kaki nya memakai heelsn7cm milikku ia mengaduh meringgis namun masih sempat mencium bibir ku kilat, membuat Bian chef ku terpekik kaget. Sialan Keola, ini Resto bisa rame gossip nanti.

love my food, or you?(sequel With You) TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang