KEOLA
Gue sering banget ngetawain Gerda yang Possesive ke Vanilla. Tapi lihat gue sekarang, ya allah sama aja enggak ada beda nya!
Selama perjalanan ke Bandara gue masih aja badmood sampai enggak mau ngomong sama siapapun, memilih membiarkan Sadina duduk sendiri sedangkan gue duduk di samping Kiara.
"Duileh kak Dina, ini suami nya marah mulu kayak orang PMS" sindir Kiara gue masih diam malas berdebat. Dua orang cewek ini memang menyebalkan.
"Iya, lagi enggak asik dia." Jawab Sadina baru kali ini gue mulai terusik menoleh ke arah nya sembari menaikan sebelah halis."Sorry, tapi kamu juga enggak asik. Bukan cuma aku doang yang enggak asik hari ini." Balas gue sembari menatap Sadina sebal. Sadina malah tertawa sialan gue menatap nya tambah tak suka. Gue melihat ia menaikan ikat rambut nya yang sialan malah kelihatan lebih sexy, dan gue tidak rela leher jenjang nya menjadi perhatian para lelaki brengsek di luaran sana, oleh cewek-cewek pun gue malas. Siapa yang tahu kalo cewek itu bukan lesbian? Tolong lah gue sudah mau gila, menutupi tubuh Sadina pake karung juga boleh.
Gue berdesis kesal kemudian menatap Sadina lagi dengan penuh ancaman. " i'm gonna make some kiss mark on your neck kalo kamu enggak copot ikat rambut sialan itu!" Ucap gue penuh penekanan Kiara tertawa sedangkan Sadina mengerucutkan bibir nya kesal , gue masih mdi natap nya sinis.
"Tapi kan, hari ini aku enggak make up males jadi rambut nya juga enggak bagus tau perlu di ikat. Jangan aneh-aneh deh!" Teriak Sadina sudah mulai sebal. "Yeealah enggak ada beda nya kok, mau make up atau enggak." Jawab gue kalem sembari menyesap kopi yang gue beli di minimarket tadi. Ia semakin mengerucut marah saat gue lihat dari kaca spion."Yaelah, iye aku mah tahu enggak secantik Laras. Tahu bos santai." Kirana langsung menepuk paha gue kesal. "Cantik kak Dina dong gimana sih,"
Gue hanya terkekeh, kemudian mengiyakan ucapan adik gue itu, "iya cantik, lebih cantik kalo misalkan semua nya yang dia punya cuma mas Kei yang bisa liat" celetuk gue sembari tersenyum mengejek ke pada Sadina. Sadina mendengus. "Lah? Aku kan mau pamer badan ke orang-orang." Gue malas menjawab dan langsung turun setelah sampai Kiara langsung pergi tanpa mengantar karena dia mau meeting.
Gue mendekat ke arah Sadina mencium pipi nya singkat tapi sebelum Sadina melepaskan diri, bibir gue turun ke leher nya dan iya bener kayak apa yang kalian fikirin. Bikin maha karya iya menjerit pelan.----
Selama kita nunggu di waiting room Sadina terus saja mengomel karena menurut nya gara-gara gue dia jadi harus membuka ikat rambut nya dan cuaca sedang panas, gue lebih baik lihat dia keringetan dah tapi enggak nyiksa lagi pada harus di lihat orang lain.
Ia kini menatap gue penuh dendam. Gue senyum aja. Hari ini cukup kaki nya aja yang jadi bahan perhatian orang karena dia cuma menggunakan sweeter gue hari ini."Kamu tuh, hobby banget bikin aku malu." Perotes nya masih menutupi leher nya menggunakan rambut tak nyaman. "But remember beb, you're mine. All of you." Jawab gue kalem ia terlihat menggerutu.
Saat kami naik ke pesawat gue bisa melihat salah satu pramugari yang pernah ons dengan gue tapi gue lupa nama nya. Dia kelihatan sempurna dengan setiap jengkal ukuran tubuh nya, tapi aneh nya malah tidak terlihat menarik di mata gue sampai gue berfikir kenapa dulu gue mau ya?
Dan gue bisa melihat ia berjalan ke arah kursi gue dengan senyuman yang shit menurut gue malah kelihatan ganjen."Hai. keola kemana aja?" Tanya pramugari yang gue lihat dari name tag nya adalah Sylvi. "Eh iya, biasa marrige life . Lo kemana aja?" Tanya gue basa-basi. Dia kelihatan kaget gitu kemudian mata nya beralih ke Sadina, mengamati dan yang bikin gue emosi adalah dia terlihat merendahkan. Boleh gue usir aja enggak sih ini cewek?
"Dia rada beda ya sama cewek-cewek kamu yang lain?" Tanya Sylvi gue langsung mengangguk. "Iya, cantik banget ini cewek, gue aja sampe bingung tanpa filler,OP she's was perfect, ya ga?" Tanya gue sembari menyentub pipi Sadina, Sadina mencibir.
Sylvi terlihat sangat amat kesal. "Oke terserah love bird" gue mengangguk dengan senyum jumawa.
"Tapi, kalo kamu butuh aku, bisa nelfon lho Kei." Ucap nya lagi Keola tertawa. "Never" jawab gue
Sadina mendengus saat mendengar jawaban gue ke Sylvi, "belaga enggak butuh ke dia." Celetuk nya, gue nyegjr, cewek ini enggak akan percaya kalo gue emang udah mau ke dia aja gitu, all of me is for her kecuali hati gue.
"Emang boleh aku sama dia?" Tanya gue bercanda ia mengerucutkan bibir nya."ya boleh, tapi aku gajadi honeymoon tar biar kamu di marahin mami kamu dah." Jawab nya, gue tertawa sembari mengecup bibir nya dua kali ia terkekeh.
Setelah terbang berjam-jam akhirnya kita sampai.
Gue check in di crown metropol melbourne sesuai permintaan Sadina untuk memesan hotel standar saja , ia terlihat sangan lelah jadi, gue tetap mengeret koper milik gue dan Sadina, menempelkan card key, Sadina langsung merapikan baju-baju gue dan dia ke lemari, setelah setengah jam dia merapikan barang-barang sedangkan gue hanya menonton dan sesekali menganggu, akhirnya dia selesai dan mengambil handuk baju yang di sediakan oleh hotel, gue tahu dia mau mandi.Dan setelah ia keluar hanya dengan handuk baju tadi wangi lavender langsung tercium benar-benar tercium bukan yang hanya selewat tapi nempel. Gue sempet hampir aja nerkam dia sih, tapi ini pengalaman pertama dia jadi gue mau ini spesial buat dia, bukan sekarang. Jadi gue memutuskan untuk mandi membuat si junior tenang.
Setelah mandi gue mengajak Sadina ke state library of victoria karena gue tahu Sadina madly in love with book dan gue bisa tahu kalo usaha gue bikin dia senang tidak sia-sia ia sangat amat senang seperti anak SD yang di berikan hadiah, mata nya berbinar, tangan nya sudah sibuk mengirimkan video kepada Vanilla yang sama cinta nya juga dengan buku.
Sadina sibuk dengan ponsel nya, hari ini gue membawa kamera jadi dari tadi iseng membidik diri nya dengan kamera, hari ini dia memakai outfit dress selutut manis, berwarna pink. Dan boots coklat rambut nya di gerai karena kiss mark gue.Sadina kemudian menatap gue dengan tatapan berbinar menghampiri gue. "Makasih ya, Kei udah ajak kesini." Ucap nya kini sembari berjinjit mencium pipi gue sekilas tapi gue malah menahan pinggul nya.
Ia gugup gue bisa melihat nya gue tersenyum hanya saling menatap dengan jarak yang sangat dekat."Sama-sama sunshine." Jawab gue, ia tertawa. "Damn , ngedate sama kamu enak ya. Mahal semua, cewek-cewek kamu enak ya." Gue nyengir saat dia menyebutkan kata-kata itu sembari melanjutkan tour.
Gue memperhatikan dia dari belakang, beberapa kali merutuki sendiri, dari dulu gue malah bodoh selalu lihat dia dari belakang. Sebenar nya pertemuan pertama gue sama dia bukan saat dimana gue makan di resto dia dan bagai benang merah ternyata dia adik sahabat gue dan sahabat dari cewek yang gue cinta.
Gue baru ingat gue sudah berkali-kali melihat dia, di kampus pernah saat gue menjemput Laras ternyata dia baru saja di minta Laras membawa barang nya. Yang kesekian selalu bertemu dimana-mana di Bali.
Tapi gue hanya melihat mya saja.SADINA
Keola mengajak aku ke tempat yang damn aku mau banget. Dia memang selalu punya ribuan cara paling mempesona.
Sesudah daru state library of victoria Keola mengajak ke Sunny ridge stroberry fam.
Aku menggerutu pelan kepada laki-laki yang sudah menjadi suami nya itu. "Kei, aku harus nya pake baju panjang jeans biar bagus masa ya ini mah aku pake Dress mana cocok beb." Ucap aku sebal ia hanya mengedikan bahu tak peduli kemudian memakai kan topi ala petani kepada ku. Iya memakai kan seatu kets kepad aku yang entah dia dapat kan dari mana sepatu manis berwarna pink itu."Kamu cantik, Sadina always." Ucap nya aku terkikik. "Makasih ya, Kei. Haus nih tapi."
Tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/117642965-288-k673846.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
love my food, or you?(sequel With You) Tamat
Romance"sebenar nya, aku dan kamu adalah manusia bodoh. Mencari kebodohan lainnya di setiap hari baru. Memainkan peran, dan berakhir di permainkan peran. Aku cinta kamu, Keo." -Sadina "gila, ini gila. Gue gila, lo gila. Ini, gabisa kan?" -Keola. Private d...