KEOLA SIDE
Gue sedang duduk menunggu makanan yang di buat oleh Sadewa. Iya sore ini gue udah tiba di Bali. Karena tantangan papa Sadina, padahal gue baru sampai di jakarta dari Dubai pukul 11 siang, tolong lah sebenar nya gue sangat lelah.
Tangan gue masih mengetuk meja tidak jelas, begitu gelisah. Mata gue masih memperhatikan Sadina yang memilih memberikan briefing kepada junior chef lain nya, beserta karyawan lain.
Karena Weekend kali ini tidak akan ada di bawah pengawasan Sadina.Dia masih marah, karena gue datang tiba-tiba Ke acara ulang tahun Sadewa minggu lalu. Bahkan dia sampai tidak mengangkat atau membalas pesan gue.
Semarah itu, dan sampai detik ini dia menolak bicara. Sebal, tapi ya mau bagaimana lagi?Sadina menatap Keola malas, Sadina berjalan menuju dapur, terlihat ia tidak sibuk dan hanya memperhatikan junior chef sembari bersandar
Gue tahu ini gila, tapi gue malah beranjak ke dapur, berjalan dengan senyum karena rencana yang telah gue rencana kan.
Seluruh junior chef menatap gue sembari menahan senyum, seperti nya Ghea menyebarkan informasi dengan cukup baik.
"hai, sunshine , kamu.. Enggak niat menyapa calon suami?" bisik gue dengan suara rendah tepat di telinga nya. Perduli amat.
Sadina kaget langsung mundur dan menatap gue tajam. "berisik lo! Jangan suka bikin opini publik deh, sana pergi jangan ganggu gue! Sibuk."
----
Gue sedang duduk menunggu makanan yang di buat oleh Sadewa. Iya sore ini gue udah tiba di Bali. Karena tantangan papa Sadina, padahal gue baru sampai di jakarta dari Dubai pukul 11 siang, tolong lah sebenar nya gue sangat lelah.
Tangan gue masih mengetuk meja tidak jelas, begitu gelisah. Mata gue masih memperhatikan Sadina yang memilih memberikan briefing kepada junior chef lain nya, beserta karyawan lain.
Karena Weekend kali ini tidak akan ada di bawah pengawasan Sadina.Dia masih marah, karena gue datang tiba-tiba Ke acara ulang tahun Sadewa minggu lalu. Bahkan dia sampai tidak mengangkat atau membalas pesan gue.
Semarah itu, dan sampai detik ini dia menolak bicara. Sebal, tapi ya mau bagaimana lagi?Sadina menatap Keola malas, Sadina berjalan menuju dapur, terlihat ia tidak sibuk dan hanya memperhatikan junior chef sembari bersandar di kitchen sett nya. Gue tersenyum samar.
"hai, calon istri. Apa kabar?" bisik gue oelan di telinga nya, dan gue bisa tahu senyum gue bisa terasa di daun telinga nya.
Iya langsung menghindar dan menatap gue sengit. Menatap gue tajam.
"ngapain lo?" teriak nya, sukses membuat juniar chef menoleh sempurna ke arah kami. Termasuk Sadewa, yang gue lihat langsung geleng-geleng kepala.
"hey, santai. Kenapa harus gitu sih? Hahahaha." dia terlihat mengerutkan kening nya, menghela nafas nya lelah, dan mencoba kembali tenanng, mungkin dia berfikir saja tidak ada gue.
Gue masih diam, memperhatikan para chef memasak, tapi gue lagi-lagi tidak bisa berda dalam situasi diam dengan Sadina.
"Sadina, saya mau pergi ke rumah papa kamu, bareng kamu." ucap gue, memulai memakai kata saya-kamu, kenapa tidak aku-kamu? Karena gue takut dia muntah di tempat.
Dia terlihat kaget, namun kemudian hanya mengangguk.. What? Kenapa dia tumben ngangguk aja?
" lagi enggak merancanakan hal jahat, kan?" tanya gue memastikan, dia terluhat menengok ke arah gue, dan tertawa, pertama kali nya tawa itu menular.
"kenapa sih? Saya keliatan jahat banget, ya? Tenang kali ini saya terlalu capek buat bikin rencana jahat ke kamu, enggak tahu kalo besok." jawab nya, gue tersenyum karena dia mau mengganti panggilan kita juga. "cuma sedikit kaget aja gitu, kamu jawab gitu." jawab gue, ia hanya mengedikkan bahu acuh, dan kembali memberikan intruksi kepada junior chef nya, sedangkan Sadewa di sibukkan membuat makanan untuk gue.
------
Baru kali ini, rumah tempat tinggal cewek bikin gue angker ketakutan, kayak mau uji nyali tau gak lo?sumpah jantung gue kayak mau meledak, sumpah gue lihat senyum mencemooh dari Sadina sebelum ia masuk ke dalam rumah. Dan gue mengikugi sembari berdoa dalam hati, dan sedikit berfikir untuk kabur.
"adek pulang." teriak Sadina.
Dan, tante Oktavia langsung keluar drngan apron di tubuh nya, sedangkan Om Bakti menatap gue sengit. Nice combination by the way:)
"malam, Om, tante." sapa gue, yang di jawab oleh anggukan oleh om Bakti sedangkan tante Oktavia sudah tersenyum hangat ke gue.
"lho? Tante di kasih tahu Sadewa, katanya baru pulang dari Dubai ya? Kok malah maksain ke Bali?" tanya tante Oktavia lembut. Gue heran, kayak nya si Sadina anak angkat deh.
"iya tante, enggak apa-apa." lagi pada enggak jadi nikah.
"ya.. Jadi lelaki tuh harus tahan banting lah! Harus ada perjuangan nya." potong Om Bakti tiba-tiba. Sialan emang, tua bangka.
Gue hanya tersenyum masam. "pap, adek lagi mau ke Belanda, ke rumah Omah, sebener nya adek ada seminar sih, jadi narasumber kayak biasa. " gue masih mendengarkan. Kemana tadi Sadina?
Om Bakti terlihat mengangguk. "sama Abang?" tanya Om bakti, Sadina menggeleng. "sendiri aja, lagian mereka enggak undang Abang, dia lagian kan mau bulan madu. Sebel adek lihat mereka." adu Sadina sembari mengerucutkan bibir nya, gue tertawa. Shit, bibir sexy nya itu pasti akan lebih sexy kalo nempel sama bibir gue.
"liatin anak saya nya.. Biasa ada dong!" dan sumpah, gue rasa pak tua ini punya indra ke enam.
"eh, iya Om." jawab gue serba salah, Sadina makin tertawa.
"Sini, main catur sama saya." KAN! APA GUE BILANG! APAAAAAA SIKSAAN INI EMANG. KARENA KALO GUE KALAH, DI BILANG PURA-PURA KALAH. KALO GUE MENANG? GUE PASTI LANGSUNG DI CORET DARI DAFTAR CALON MENANTU!!!
--------
2 jam itu gue kesiksa, dan setelah intrupsi makan malam penyelamatbdari tante Oktavia akhir nya gue bisa lepas. Oh iya main catur tadi gue pake strategi. Awal main gue kalah, dan gue di caci maki, pake trik yang ke dua menang, saat Om Bakti mau perotes gue buru-buru bjlang "belajar dari kesalahan Om." lalu ke tiga dan seterusnya gue menggunakan trik menang, lalu kembali kalah terus saja begitu, biar aman.
Gosh!Dan, Sadina baru aja turun dari sarang nya, sialan dia cuma pake sweater over size.
Kenapa? Kenapa dia melakukan itu?kenapa dia seolah mau menguji?
"hei, princess. " suara Om Bakti, iya itu lembut banget, gue juga enggak faham. "hallo, papa. " balas nya sambil duduk di samping gue. Ya tuhan tolong, iman gue enggak sebagus itu untuk menahan hasrat ini. Memang ,Sadina menyebalkan.
"hai, Keola... Gimana? Udah nyerah?" tanya nya sambil mengejek, gue langsung mengangkat halis sebelah kemudian tersenyum miring. "gue? Nyerah? Tolong lah kondisikan, saya malah makin cepet menikah sama kamu." jawab gue sambil mengedipkan sebelah mata, sedangkan dia senyum sembari memelototkan mata nya sebal.
Gue mengikuti Sadina ke arah kolam berenang, dia langsung duduk di kursi malas, gue mengikuti nya.
"Sadina, tolong kamu bisa menguji saya dengan apapun, tapi jangan begini." ucap gue memelas semvari menghela nafas berat."hah? Maksud nya apa?" tanya nya.
"tolong, jangan memakai baju menggoda iman seperti itu, untuk pertama kali nya, kamu kelihatan cantik, di mata saya. Karena biasa nya kamu kelihatan buruk rupa."
TBC jangan lupa klik bintang krcil yaaak. Aku cinta kalian ❤❤❤❤❤
![](https://img.wattpad.com/cover/117642965-288-k673846.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
love my food, or you?(sequel With You) Tamat
Roman d'amour"sebenar nya, aku dan kamu adalah manusia bodoh. Mencari kebodohan lainnya di setiap hari baru. Memainkan peran, dan berakhir di permainkan peran. Aku cinta kamu, Keo." -Sadina "gila, ini gila. Gue gila, lo gila. Ini, gabisa kan?" -Keola. Private d...