MLBOURNE1.3

180 17 1
                                    

         KEOLA

    tempat yang gue kunjungi ini harus booking 2bulan sebelum nya, memang se laku itu restaurant nya,masalah harga gue enggak masalah, tapi gue beneran pusing waktu minta beberapa orang yang sudah reservasi.
Tapi setelah banyak nya negosiasi gue akhirnya bisa dapetin tempat tanpa harus waiting list.
Terimakasih kepada Max teman gue.
Gue masih memperhatikan raut wajah Sadina yang mulai membaik. Ia menatap gue dengan tatapan bahagia tapi tatapan sedih nya masih bisa gue lihat juga.
Sadina kini masih menatap lampu-lampu yang ia lihat dari atas ke bawah, gue tahu wajah nya sangat bahagia. Dan gue berhutang banyak nya titipan oleh-oleh untuk Vanilla karena telah membocorkan dream Sadina.

"Seneng enggak?" Tanya gue lembut sembari tangan gue masih sibuk mengendarai heli ini. Ia memandang gue kembali cemberut. "Dikit." Gue tersenyum mengejek. "Yakin sedikit aja?" Goda gue semakin menjadi sembari menyentuh tangannya, mengelus tangan nya lembut. Ia menatap gue sinis dan mengangkat tangan nya. Sialan yow gue di tolak.

"Whats wrong with you?" Tanya gue penuh penekanan, dia terkekeh kemudian menatap gue lagi. "Just a date, jangan sentuh-sentuh." Jawab nya. Sadina kini tersenyum yang bikin gue jadi turn on.

"Eh non! Anak SD aja tuh kalo date pegangan tangan, belum pernah pacaran ya?" Ia tertawa. Kemudian tanpa gue duga ia menyentuh lengan gue yang nganggur.
Gue mengernyit heran. "Pegang tangan doang kan? Duh seneng banget date ala anak SD." Celetuk nya lagi kini ia tertawa. Sialan Sadina menjebak gue akhir nya gue ikut tertawa. Setelah mengemudi heli sekitar kurang lebih 13 menit akhirnya gue berhasil landas di sebuah rooftoop restaurant yang katanya mahal dan booming Sadina sintukang baca blog review bahkan sekarang udah tahu sekarang dimana. Lagi-lagi gue bisa lihat wajah nya bahagia.
Dan bikin gue bersemangat kasih kejutan banyak hal ke dia.
Gue masuk ke lift bersama dia masih diam sama-sama sibuk dengan fikiran sendiri, tangan kami saling mengamit.

Sadina kini berdiri menatap gue. "Kamu pesen ini dari bulan kapan?" Tanya nya gue hanya mengedikan bahu. "2-3 hari yang lalu, aku lupa. Kenapa?" Sadina terkejut kemudian melepaskan tangan gue, tapi gue enggak rela di lepas jadi gue segra menggenggam lengan nya.

"No way! I know i married a rich man tapi ya enggak gini juga kali, emang kamu bayar berapa bisa jadi dapet disini nunggu 2-3 hari gitu?" Sadina selalu berfikir banyak hal, jadi gue hanya tertawa sembari menarik tubuh nya mendekat gue memeluk nya. Bodo amat dah lift kosong ini.

"Jangan berfikir banyak-banyak. Cukup kepala cantik kamu ini, di pake buat mikirin hal yang enak-enak aja yang bisa kita lakuin, oke?" Ia mendengus kemudian melepaskan diri dari gue. Iya melepaskan diri udah tidak tahu yang keberapa kali nya. Sadina kemudian keluar mendahului gue mengatakan nama gue kepada sang pelayan yang menatap Sadina penuh minat, kemudian ia di tunjukan tempat yang memang bagus. Sadina duduk dengan wajah riang, dan senyum nya menular ke gue.







SADINA


Aku tahu, Keola membutuhkan sesuatu untuk melepaskan hasrat pria nya. Dan aku tahu semua usaha nya ini untuk membujuk ku, dia memang luar biasa menyebalkan ngabisin duit mulu kerjaannya. Aku memesan wine dan dada bebek yang memang terkenal di sini, terkenal mahal nya. Kebetulan koki terkenal ini prnah menjadi coach ku, jadi dia sendiri yang mengantarkan makanannya dan menanyakan langsung pendapatku tentang resep nya ini, yang padahal sudah sangat sempurna.
Keola masih menatapku dengan tatapan lapar nya tapi aku masih berpura-pura saja tidak peka. Alhasil ia terkekeh entah untuk apa.
"Kenapa, ketawa?" Tanya ku ia menatapku sembari menaikan sebelah halis nya. "Berhenti berpura-pura tidak mengerti Sadina."




----------

Aku sudah mengganti pakaian dengan pakaian tidur ku.
Sekarang sibuk menghapus make up, mataku menelisik ke arah kaca dan memperhatikan Keola yang baru saja masuk ke toilet untuk mandi.
Aku menghela nafas, setelah sedari tadi panik. Iya aku panik, nama nya juga belum melakukannya sekali pun dengan siapapun.

Setelah selesai aku memutuskan untuk membuat kopi, dan meminum nya sembari membuka ponsel membalas pesan grup atau personal.
Keola keluar, tercium wangi shampo nya yang diam-diam sudah ku hafal tapi aku berpura-pura saja sibuk dengan ponsel.
Sampi akhirnya
Tes..
Tes..
Tetesan air jatuh di ponsel ku, sukses membuat ku mengadah ke atas dan menemukan wajah Keola berada di atas wajah ku. Iya tersenyum. Sialan aku terpesona.

"Hai sunshine." Sapa nya aku terkekeh tercekat. Ah ini saat nya?

"Hai! Udah selesai mandi? Mau kopi?" Tawarku berbasa-basi ia tertawa.

"You look so funny sunshine, enggak. Aku mau kamu."








Tbc ya udah buka biar ga batal huhu

love my food, or you?(sequel With You) TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang