Part 23

516 46 2
                                        

"Karena kamu adalah bocah cilik." Sindir Daniel.

Bisa-bisanya Talina mengatakan suka pada Lowie?

Biarpun Lowie adalah anaknya sendiri, tapi Daniel tetap saja tidak bisa menahan untuk tidak marah dan cemburu.

Perasaan seperti itu, seperti ada orang yang merampas barangnya.

Ha? Sebentar! Apa yang sedang dipikirkan olehnya?

Daniel terdiam.

Apa yang dikatakannya tadi? Barang miliknya dirampas?

Barang miliknya... Talina?

Pemikiran ini membuat Daniel syok, dia sedikit tertegun dan bingung.

Kenapa dia bisa berpikir kalau Talina ada barang miliknya?

Yang lebih anehnya, kenapa dia cemburu dengan anaknya?

"Ayo kita makan... Apa yang terjadi dengan kalian?" Talina yang sudah mulai tenang tiba-tiba muncul di ruang tamu.

Ayah anak masing-masing berdiri di depan sofa sambil saling menatap, ada dendam dalam mata mereka, Talina bisa dengan pasti merasakan atmosfer aneh diantara mereka.

"Talina." Lowie tiba-tiba bergerak cepat dan berdiri di samping Talina sambil menarik lengan baju Talina.

"Ada apa?"

"Talina, kamu pernah bilang kalau kamu paling suka denganku kan?"

"Iya, Iya.." Jawab Talina dengan sedikit rasa ragu sambil melihat ke arah Daniel.

Muka Lowie memerah karena malu, dia sangat senang, dia melihat ke arah daddynya dengan tatapan penuh kemenangan. Lihatlah! Aku sudah bilang kalau Talina itu suka padaku. 

Senyuman anaknya sangat mengganggunya, lebih parahnya, bisa-bisanya dia benci dengan Talina karena perkataan "Suka" Talina itu diperuntukkan ke Lowie dan bukan dia.

"Talina." Daniel berjalan ke depan Talina dan berhadapan denganya.

"Ya?" Talina mengangkat kepalanya dengan malu-malu, dia berusaha untuk mengabaikan mata berwarna topaz itu.

Daniel menundukkan kepalanya, matanya melihat ke arah wajah Talina.

Tidak tahu mengapa, hatiinya tiba-tiba bergejolak, mata Talina yang polos itu membuatnya merasa asing dan gugup. 

Mengingat wajah senyumnya yang tidak ditambah zat aditif apapun, mengingat Talina yang menghiburnya, wajahnya yang tenang dan lembut, mengingat raut wajah tidak bersalahnya, hatinya bergetar sejenak.

"Bagaimana denganku?"

Tidak ada reaksi apapun, kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya.

Saat dia sadar, dia pun terkejut dengan kata-katanya sendiri.

"Daniel? Ada apa denganmu? Wajahmu merah sekali, apa kamu sakit?"

Talina tidak mendengar jelas pertanyaan Daniel, tetapi dia kaget karena warna merah dari wajah Daniel.

Talina mengulurkan tangannya dan menaruhnya di dahi Daniel.

Saat tangan hangat kecil itu menyentuh Daniel, seberkas rasa hangat lewat di dalam hatinya, Daniel secara refleks menahan nafas.

"Kamu tidak demam, tapi kenapa wajahmu sangat merah?" Talina bingung sambil menarik wajah Daniel dengan kedua tangannya lalu menempelkan dahi Daniel di dahinya.

"Kamu tidak demam, tapi kenapa wajahmu sangat merah?" Talina bingung sambil menarik wajah Daniel dengan kedua tangannya lalu menempelkan dahi Daniel di dahinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Lovely BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang