Daniel tidak tahu perasaan apa ini, dia menunduk, dia tidak tahu hanya dengan satu kalimat darinya bisa menimbulkan pemikiran dan suasana hati yang sangat berbeda, dia tidak pernah melihat Lowie sesenang ini.
Setelah dia mengetahui kalau Lowie bukanlah anaknya, Daniel selalu menjaga jarak dengan Lowie, tidak pernah dia memperlihatkan ekspresi lain padanya, biarpun Daniel sangat mencintai Lowie, tapi dia tidak tahu bagaimana mengekspresikan perasaannya itu.
Dia mengira anak itu dewasa, tahu sifatnya dan pemikirannya. Tapi nyatanya, Lowie hanyalah seorang anak kecil!
Seperti yang dikatakan oleh Talina, biarpun anak itu bisa bersikap dewasa , tapi mereka tetaplah anak-anak. Emosi mereka masih sangat rentan, hanya dengan sebuah kalimat pujian bisa membuat mereka senang.
"Ok! Cepatlah makan! Nanti sehabis makan dan beristirahat, Daniel kamu mandi bareng Lowie ya!"
Talina ingat Lowie pernah bertanya padanya, kenapa anak-anak lain bisa mandi bareng dengan daddy mereka sedangkan dia tidak pernah.
Saat itu jawabannya : "Daddymu pulang malam setiap hari, jadi tidak bisa mandi bersama denganmu."
Dan sekarang, karena Daniel ada di rumah pastinya harus membiarkan mereka ayah dan anak merasakan kesenangan dari mandi bersama.
"Mandi?" Dia dan Lowie mandi bersama? Daniel mengira dia salah mendengar.
"Iya! Teman sekolahku mengatakan, mereka biasanya mandi bersama daddy mereka." Lowie berteriak kegirangan.
"Membantu Lowie mandi?" Daniel merasa canggung, dengan cara berinteraksi mereka yang dulu, membuat Daniel masih belum bisa menerima tugas itu.
"Kamu tidak perlu membantu dia mandi, Lowie bisa mandi sendiri, kamu hanya perlu bermain perang air dengannya" kata Talina.
"Aku suka bermain perang air, perang air sangat menyenangkan." Semenjak Talina datang ke rumah, dia pernah bermain perang air dengannya di taman, tapi dia belum pernah bermain dengan ayahnya.
Wanita dan anak kecil itu sangatlah bersemangat, sedangkan pria tersebut seperti mempunyai kesulitan, dia hanya bisa tersenyum pahit disamping. Bermain perang air? Bagus sekali, apa itu perang air?
Semenjak dia lahir, dia belum pernah bermain itu. Daniel ingin menolaknya, tapi senyuman anaknya membuat dia tidak tega untuk merusak mood baiknya, dan hanya bisa membiarkannya saja.
Mungkin setelah mereka selesai makan, dia bisa menarik Talina dan membawanya bersama bermain perang air, karena.. Pertama, dia belum pernah sendirian bersama Lowie dan dia merasa canggung dengan situasi itu. Kedua, dia bisa bertanya dulu kepada Talina bagaimana cara bermain perang air.
Tapi...
Daniel benar-benar sudah melupakan apa yang dikatakan Talina tadi, mereka ayah dan anaklah yang akan mandi bersama dan bermain perang air bersama.
Dan Talina... Seorang wanita, ingin dia melepaskan semua bajunya dan mandi bersama dua pria?
Itu adalah hal yang tidak mungkin akan terjadi.
Jangankan mandi, mau dia membuka bajunya dan berdiri di depan pria, bisa-bisa dia menangis sekuat-kuatnya.
Acara makan malam mereka hari ini diakhiri dengan penuh kehangatan dan ketenangan.
Daniel baru mengerti kalau ayah dan anak itu ternayata bisa berhubungan dengan sangat baik, inilah pertama kalinya dia merasa kehangatan dari keluarga.
Dan semua ini... adalah berkat pengasuh anak mereka ----- Talina.Jam 12 siang, rapat sedang diadakan di dalam meeting room.
Pria yang duduk di tempat duduk paling tengah itu sedang mendengar penjelasan dari para pimpinan sambil sesekali melihat ke arah jam, saat jam menunjukkan pukul 12 lewat 7 menit, Daniel tiba-tiba berdiri dan mematahkan penjelasan dari pimpinan tersebut.
"Kita istirahat 1 jam, pergilah makan, kita lanjutkan nanti sore." Lalu berjalan cepat meninggalkan meeting room.
Makan? Bisa-bisanya bos mereka menyuruh mereka makan dulu lalu melanjutkan rapat.
Ini benar-benar membuat mereka sangat kaget.
Sejak kapan bos mereka sangat memperhatikan karyawannya?
Daniel yang selalu memprioritaskan pekerjaan, dan hanya mementingkan pekerjaan ingin karyawannya pergi untuk makan?
Sebenarnya hal apa yang membuat bos mereka ingin cepat-cepat pergi dan menunda rapat?
Disini selain Bayden, mungkin tidak akan ada orang yang tahu alasannya.
Pintu kantor CEO terbuka.
"Kamu pasti sangat lelah."
Talina duduk di sofa sambil membuka majalah-majalah di meja, dia cepat-cepat berdiri saat menemukan Daniel datang, tidak lupa dengan bekal ditangannya.
"Sudah lama menunggu?"
Ekspresi Daniel yang kaku dan serius tiba-tiba melembut saat melihat orang di dalam kantornya itu, ujung bibirnya naik sampai-sampai mata hijaunya pun melembut.
"Tidak, aku baru saja duduk dan kamu sudah datang." Talina menaruh bekal di meja Daniel, pelan-pelan dia membuka bekal 4 tingkat itu dan menyusunnya rapi di meja.
"Hari ini ada nasi steak sapi, lalu aku pernah membaca kalau shanyao (yam) sangat bagus untuk usus dan lambung, kamu pasti harus mencobanya."
Daniel membuka jasnya, menarik sedikit dasinya, lalu duduk di kursinya dan menikmati makan siangnya yang sangat lezat dan bergizi itu.
Tidak tahu sejak kapan, Talina harus menyiapkan makan siangnya Daniel dan ini pun menjadi hal yang harus dilakukan Talina setiap hari Daniel sedang berada di kantor.
Tapi tidak bisa dipungkiri, Talina pun senang menyiapkan makan siang untuk Daniel.
Melihat ekspresinya yang puas itu, Talina pun ikut merasa puas seakan dia mendapat pujian.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
**Part 19 finished✌..
Maaf karena sudah lama tidak update. Pasti banyak diantara para pembaca yang sudah tidak sabaran menunggu lanjutan cerita Talina, Daniel dan Lowie, hehe..
Semoga kalian selalu melewati hari-hari yang penuh dengan kebahagiaan.Bagi para pembaca yang merasa cerita ini menarik, tolong diperkenalkan kepada teman2 wattpad lainnya yaa dan jangan lupa untuk VOTEEE, hihi... Dan juga bagi yang merasa ada kata2 yang aneh atau apapun itu, silahkan beri comment agar saya juga tahu bagian mana yang harus lebih saya perhatikan.
Thank you
melodyrhein🌸

KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Bride
RomanceRingkasan cerita: Menghangatkan kasur seperti inikah yang dimaksud olehnya? Baiklah kalau begitu, dia pasti akan menurutinya. Dia membungkus dirinya erat dan sangat menginginkan dia sesegera mungkin naik ke kasur. Tapi! Jahat sekali! Dia sama sekali...