"Aku yang menemukannya."
"Wei..." Dia bukan barang! Apa maksudnya menemukan, dia kan bukan kucing ataupun anjing.
Ada apa dengan ayah dan anak ini, sudah mulai bertengkar tanpa bertanya pada orang bersangkutan.
Yang lebih parahnya, mendengar pertengkaran dua pria ini, kenapa dia bisa merasa terharu dan puas?
"Talina mengatakan kalau dia suka padaku."
"Kamu adalah anak yang pintar, sudah pasti dia menyukaimu."
Hehehe! Tidak boleh memandang rendah hal kecil ataupun besar dalam dunia bisnis, merendahkan kemampuan musuh itu bukanlah pembisnis yang handal.
Dan dia, adalah pembisnis yang handal.
"Wuwaaaaa...!" Lowie menangis dengan kuat.
Air matanya terus mengalir, ini adalah pertama kalinya dia mengangis setelah berumur 2 tahun.
Kerasnya suara tangisan Lowie membuat hati Talina merasa sakit.
"Sayang sayang, jangan menangis lagi ya.." Cepat-cepat Talina menurunkan tubuhnya dan memeluk Lowie.
Dahi Daniel mengerut, dia sangat tidak senang dengan keadaan ini.
"Daniel, Lowie hanyalah anak kecil, kenapa kamu begitu perhitungan dengannya, Lowie sayang, janganlah menangis lagi."
Talina membujuk sambil memeluk Lowie, tetap mengarahkan pandangan menyalahkan kepada Daniel, tapi, sebenarnya dia sendiri juga merasa sedikit bersalah.
"Eh?" Daniel tertakjub.
Iya juga, apa yang sedang dia lakukan?
Dia menjadi sangat perhitungan bahkan dengan putranya hanya karena satu kalimat dari Lowie : Talina paling menyukainya?
Ya Tuhan, apa yang sedang dia lakukan?
Kenapa dia tiba-tiba berebut pengasuh dengan seorang anak kecil?
Pandangan bingungnya mengarah ke wajah Talina yang penuh rasa sayang.
Kenapa dia berebut wanita ini dengan putranya? Ini benar-benar sangat tidak masuk akal.
"Lowie, jangan menangis, besok akan kubuatkan puding kesukaanmu, ok?" Kata Talina membujuknya sambil menyeka air mata di wajah Lowie.
Puding? Kesukaannya?
Mata ayah dan anak itu seketika mengeluarkan cahaya.
"Kalau begitu... Aku mau yang rasa stroberi." Lowie memandang Talina dengan pandangan kasihan.
Biarpun dia ingin yang rasa durian juga tidak apa-apa, yang penting bisa menghentikan tangisannya.
"Kalau begitu..." Lowie memberikan tatapan licik kepada daddynya.
"Ada apa?"
"Aku ingin bermain air denganmu hari ini."
Pria disamping mengeluarkan nafas yang berat.
"Baiklah!" jawab Talina dengan anggukan kuat.
Hal yang biasa kan kalau anak-anak mandi dengan orang dewasa.
Dia biasanya juga sering mandi dengan adik-adik di yatim piatu.
Lowie memandang daddynya yang sedang memasang wajah marahnya itu dengan penuh kemenangan.
"Yeay! Kalau begitu aku pergi makan dulu, selesai makan baru kita bermain air bersama."
Lowie berjalan sambil meloncat kegirangan ke arah ruang makan.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Bride
RomanceRingkasan cerita: Menghangatkan kasur seperti inikah yang dimaksud olehnya? Baiklah kalau begitu, dia pasti akan menurutinya. Dia membungkus dirinya erat dan sangat menginginkan dia sesegera mungkin naik ke kasur. Tapi! Jahat sekali! Dia sama sekali...