Part 27

555 47 4
                                    

Daniel memeluknya seerat mungkin, dia berharap pelukannya bisa memberikan kekuatan  kepada Talina, karena keputusasaan Talina membuatnya merasa buruk.

Talina, yang selalu kuat dan energik, menjadi sangat rentan di depannya untuk pertama kalinya.

Kesedihan Talina membuatnya ingin selalu memeluknya, dan berharap dengan begitu bisa menghentikan semua rasa sakitnya dan menjadi tempat berlindung yang aman bagi Talina.

Biarpun dia adalah seorang wanita yang berani, tapi ternyata dia juga masih seorang wanita yang perlu dimanjakan.

Daniel ingin Talina bahagia dan hidup selamanya dalam kebahagiaan. Semua kesedihan dan rasa sakit Talina akan ditanggung olehnya, dan membantu Talina memblokir semua kesedihan dan masalah-masalahnya.

"Apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku sangatlah tidak berguna."

Teriakan itu tidak bisa berhenti, Talina tidak tahu apa lagi yang bisa dia lakukan selain menangis sendirian.

Daniel menghapus air mata Talina dari wajahnya, tetapi air mata itu terus mengalir deras.

"Jangan menangis... Jangan menangis, air matamu membuatku merasa sedih."  Daniel mencium air mata di mata Talina, dan membiarkan Talina bersembunyi di pelukannya.

Sebuah suara yang kuat, sebuah bisikan di telinga Talina, tangan Daniel dengan lembut mengelus-elus tubuhnya yang bergetar, tidak ada keluhan, dengan sabar mendengarkan semua ucapan Talina...

Pintu yang dibuka diam-diam itu ditutup lagi dengan pelan.

Lowie bergegas kembali ke kamar dengan perasaan sedih.

Dia membuka laci dan mengambil buku tabungannya, dan juga kotak celengannya yang ada di atas meja.

Dia kecewa dan terduduk di lantai.

Untuk pertama kalinya, dia benci dengan dirinya yang terlalu muda, membenci ketidakberdayaannya sendiri.

Untuk waktu yang lama, suara serangga terdengar dari jendela, tetapi rumah itu masih menunjukkan suasana tenang dan diam.

Bahkan Lowie yang selalu takut akan kegelapan pun tidak menyalakan lampu di kamarnya, mata Lowie memerah, dia merasa sedih dan putus asa.

"Lapar?" Dalam kegelapan, Daniel muncul di kamar Lowie.

Lowie menggelengkan kepalanya dalam diam.

"Talina sudah tertidur, aku takut kita tidak bisa keluar untuk makan malam ini. Aku akan membeli makanan. Apakah kamu mau ikut denganku?"

Daniel duduk di sebelah Lowie, tangannya yang kuat merangkul pundak kecil Lowie.

Ini pertama kalinya ayah dan anak itu duduk berdampingan.

"Dad, aku tidak punya banyak uang sekarang, tapi aku akan menghasilkan banyak uang di masa depan." Lowie berkata dengan tegas.

"Aku tahu, karena kamu lebih baik dari aku." Daniel sepenuhnya setuju dengan kata-kata Lowie.

"Kalau begitu, bisakah kamu membantu Talina, jangan biarkan dia merasa sangat sedih." Pada akhirnya, dia masih harus bergantung pada daddy-nya, dia bahkan tidak bisa melindungi orang yang paling disayanginya.

"Tenanglah, daddy pasti akan membantu Talina." Hal ini tidak perlu diingatkan oleh putranya.  

"Aku pasti akan mengembalikan uangmu kelak." Meskipun sekarang dia belum memiliki kemampuan, tetapi dia pasti akan mengembalikan uang itu kepada daddy sepuluh kali lipat di masa depan.

My Lovely BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang